Kasubdit Kontra Propaganda BNPT Kolonel Pas Drs Sujatmiko di acara Sekolah Kreator di Ponpes Tebuireng
Kasubdit Kontra Propaganda BNPT Kolonel Pas Drs Sujatmiko di acara Sekolah Kreator di Ponpes Tebuireng

Sekolah Kreator Untuk Perkuat Literasi Digital di Kalangan Santri

Jombang – Keberadaan media sosial (medsos) membuat semua orang kini bisa membuat konten (konten creator) dan disebarkan di berbagai platform. Ironisnya, banyak konten-konten itu justru berisi hal-hal negatif, terutama konten radikalisme yang mengatasnamakan agama. Padahal isi konten creator itu seharusnya untuk menyuarakan pesan kebaikan.

Alasan itulah yang mendasari Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) menggandeng Pondok Pesantren (Ponpes) Tebuireng menggelar Sekolah Kreator, Pekan Literasi Digital Pesantren II. Acara tersebut digelar di Pondok Pesantren Tebuireng, Jombang, Kamis-Jumat (20-21 Oktober 2022).

Kasubdit Kontra Propaganda BNPT Kolonel Pas. Drs. Sujatmiko mengatakan,  tujuan digelarnya kegiatan ini adalah untuk meningkatkan kemampuan dari para santri penggerak media di pesantrennya masing-masing.

“Dimana mereka nanti akan diberikan materi materi tentang dunia digital yang kemudian bisa mensuarakan moderasi-moderasi baik itu moderasi beragama maupun moderasi berbangsa,” ujar Sujatmiko.

Dengan begitu menurutnya konten kreator dari para santri ini bisa memberikan kontribusi yang positif dalam rangka melindungi seluruh masyarakat Indonesia terhadap pengaruh paham radikal terorisme sekaligus untuk meningkatkan daya tangkal seluruh masyarakat Indonesia dalam menghadapi pengaruh pengaruh paham radikal terorisme.

“Selain untuk membentengi dirinya dengan meningkatkan kemampuan, saya kira yang lebih utama setelah kemampuan yang meningkat dalam pelaksanaan literasi digital ini tentunya dia bisa mempengaruhi untuk meningkatkan daya tangkal terhadap paham radikal terorisme di masyarakat,” ucapnya.

Ia menambahkan, pelibatan santri ini dirasa sangat penting sekali sehingga upaya ini dapat dilaksanakan oleh seluruh bangsa Indonesia sehingga nantinya bisa berderap langkah bersama seluruh komponen bangsa dalam pencegahan paham radikal terorisme.

“Tentunya ini juga seperti yang disampaikan oleh bapak Kepala BNPT, Komjen Pol Dr. Boy Rafli Amar,  dengan konsep model Pentahelix dalam melaksanakan pencegahan. Inilah salah satu wujud dalam pelaksanaan tersebut,” ujar mantan Komandan Batalyon 466/Pasopasti, Kopasgat TNI-AU ini.

Pemimpin Redaksi Tebuireng Online, Muhammad Abror Rosyidin, M.Pd., mengatakan bahwa di era yang serba digital ini santri tidak boleh tertinggal dengan perkembangan teknologi yang ada di dunia. Dirinya mencoba menepis sebagian penilaian kebanyakan orang yang mungkin dalam pikirannya bahwa santri itu kolot, santri itu ya ngaji saja, santri itu hanya bergulat hanya dengan kitab kuning, bergulat dengan kesehariannya dengan Kyai dan sebagainya dan terkungkung di pesantren.

“Padahal sebenarnya santri punya potensi yang luar biasa untuk bisa ikut serta mewarnai dan memberikan kontribusi terhadap dakwah Islam yang rahmatan lil alamin, Islam yang sangat menghargai perbedaan, Islam yang sangat sekali menunjukkan bahwa Islam itu memang konsepnya adalah mencintai negaranya,” kata Muhammad Abror Rosyidin.

Dirinya pun melanjutkan, padahal mereka yang belajar kitab kuning di pesantren dan mereka yang belajar agama di pesantren  itu sejatinya juga bisa memvisualisasikan, mengkontenkan,  mengkreasikan isi daripada kitab kuning itu dalam bentuk yang lebih bisa diterima oleh masyarakat sekarang ini.

“Yaitu bentuknya secara visual, bentuk yang dapat dikonsumsi secara massal yang bisa dikirimkan melalui link-link dan lain sebagainya. Jika tanpa ilmu pengetahuan yang bersifat teknologi tentu hal itu tidak akan bisa,” ucapnya.

Maka dari itulah pentingnya para santri dilibatkan melalui sekolah kreator agar nantinya dapat mengaplikasikan itu semuanya menjadi duta-duta damai yang akan disebarkan ke pesantren yang masing-masing maupun pesantren-pesantren yang lain.

“Ini agar mereka nantinya  bisa menjadi content creator santri yang sangat mencintai negerinya dan juga menyebarkan Islam yang rahmatan lil alamin,” katanya mengakhiri.

Sekolah Kreator, Pekan Literasi Digital Pesantren II ini diikuti oleh para santri yang bergelut dibidang media dari 12 Pondok Pesantren besar yang ada di Jawa Timur. Pondok Pesantren yang turut serta mengikuti acara tersebut Pondok Pesantren Tebuireng, Pondok Pesantren Tambak Beras, Pondok Pesanten Sidogiri dan sebagainya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …