etika humor
etika humor

Tiga Manfaat Humor dan Belajar Bagaimana Humor Ala Nabi

Manusia diciptakan oleh Allah dengan berbagai watak dan perilaku.Ada orang yang berwatak suka bercanda dan banyak tertawa, ada yang sangat serius dan tidak suka bercanda.Kebanyakan orang menganggap humor hanyalah guyonan belaka, namun tidak sedikit juga orang yang menyukainya karena mampu membuat bahagia, senang, tertawa atau mungkin terbebas dari beban pikiran.Nabi Muhammad SAW pun pernah tertawa, namun Iapernah memberikan nasihat dengan perkataan beliau: “Janganlah kamu banyak tertawa, karena banyak tertawa itu dapat mematikan hati.” (H R. Tirmidzi).

Islam memang melarang seseorang untuk banyak tertawa tapi bukan melarang seseorang untuk tertawa.Tertawa adalah fitrah manusia, namun tertawa yang banyak dan berlebihanapalagi mengandung celaan tidak dianjurkan dalam Islam. Tulisan ini berisi tentang wacana humor dan tertawa dari sudut pandang Islam guna memperkaya pembahasan topik ini.

Definisi Humor

Humor didefinisikan secara bervariasi oleh para ahli dan terus berubah sepanjang waktu. Humor berasal dari kata umor yaitu You-moors yang berarti cairan-mengalir, humor merupakan sifat dari sesuatu atau suatu situasi yang kompleks yang menimbulkan keinginan untuk tertawa.

Dalam website wikibooks, humor juga diartikan sebagai sebuah cerita pendek yang menceritakan suatu kejadian yang lucu dengan harapan dapat membuat pembacanya tertawa. Kelucuan sebuah humor dapat disebabkan oleh beberapa hal, misalnya kelakuan para pelaku, kejadian yang umum akan tetapi diplesetkan, kritik terhadap keadaan, kebodohan, kesalahpengertian, benturan antar budaya dan hal-hal lain.

Tiga Manfaat Humor

Menurut Nilsen fungsi humor dibagi menjadi empat fungsi, yaitu fungsi fisiologik, fungsi psikologik, fungsi pendidikan, dan fungsi sosial. Mindess berpendapat bahwa fungsi humor yang paling penting adalah kekuatannya untuk membebaskan diri dari banyak rintangan dan pembatasan dalam kehidupan sehari-hari.Humor dapat melepas individu dari berbagai tuntutan yang dialami dan dapat membebaskannya dari perasaan inferioritas.Penulis mencoba menyimpulkan fungsi humor yang ditinjau dari beberapa bidang, yaitu:

Kesehatan Fisik

Hasil penelitian Dr. Lee Berk dan Dr. Stanley Tan tentang pengaruh tertawa terhadap sistem kekebalan tubuh, membuktikan sejumlah manfaat tertawa bagi kesehatan seperti meningkatkan jumlah dan kemampuan sel-sel imun yang bertugas memerangi sel virus yang menyerang tubuh; meningkatkan jumlah antibodi IgA (imunoglobin A) yang memerangi infeksi pada saluran napas atas; meningkatkan aktivitas diafragma seperti kalau melakukan aerobik, sehingga menambah kemampuan tubuh untuk menggunakan oksigen.Humor berguna untuk mengurangi rasa sakit dan meningkatkan kualitas hidup pada pasien-pasien yang mengidap penyakit mematikan.

Kesejahteraan Psikologis

Ada banyak kejadian dalam hidup yang menimbulkan stres tinggi, seperti adanya bencana, konflik hubungan dengan pasangan atau orang lain, tekanan kerja, masalah keuangan, dan sebagainya yang bisa memiliki efek sangat mengganggu kesehatan mental dan fisik seseorang, yang menghasilkan hal-hal negatif seperti gangguan emosi, ketidakmampuan berpikir, hingga gangguan perilaku. Akan tetapi, efek kejadian penuh stres itu tidak sama bagi setiap orang. Seberapa jauh suatu kejadian penuh stres menimbulkan efek tergantung pada cara pandang terhadap kejadian itu dan cara mengatasi terhadap stres.

Humor memunculkan emosi positif yang menyebabkan seseorang cenderung merasa ceria dan penuh energi, kurang depresi, kurang cemas, kurang mudah tersinggung, dan kurang tegang. Akhirnya emosi negatif pun akan menjauh. Otomatis berkat kehadiran emosi positif ini, muncul pula perasaan sejahtera.Semakin banyak berhumor berarti semakin banyak emosi positif yang hadir, maka semakin banyak pula perasaan sejahtera yang muncul.Ini artinya humor memberikan kesempatan bagi seseorang untuk sebanyak mungkin menikmati emosi positif dalam hidupnya. Berikut adalah beberapa kesimpulan penelitian terkait humor dan emosi yaitu humor bisa menurunkan mood negatif, mempengaruhi cara memandang hidup menjadi lebih penuh harapan, bisa mengubah persepsi sebuah tugas membosankan menjadi lebih menarik, dapat menghasilkan emosi positif dalam jangka pendek, memiliki efek yang setara atau lebih baik daripada latihan fisik berat untuk menghasilkan emosi positif, memiliki korelasi positif signifikan dengan kesejahteraan psikologis dan harga diri (selfesteem).

Humor memiliki korelasi negatif yang lemah dengan depresi, gangguan mood, kecemasan akan kematian, kelelahan emotional, pesimisme, dan kecenderungan untuk kuatir dengan berbagai masalah kehidupan. Tersenyum dan tertawa itu sendiri, meskipun tanpa humor bisa memunculkan emosi positif, meskipun lebih singkat dan temporer.

Hubungan Sosial

Humor merupakan fenomena sosial, berhumor dan tertawa jauh lebih banyak terjadi saat bersama orang lain. Bahkan saat menikmati humor sendirian melalui menonton film melihat komedi di televisi atau membaca cerita humor pun termasuk pseudo-sosial karena secara virtual orang lain tetap hadir, yakni para aktor atau tokoh dalam cerita humor. Humor itu sendiri merupakan salah satu bentuk bermain dalam konteks sosial. Sebagaimana permainan yang lain, tidak ada yang dianggap serius dalam humor, ucapan dan tindakan semata-mata di dilakukan sebagai main-main.

Humor memiliki banyak manfaat dalam hubungan sosial.Berkat hadirnya emosi positif pada semua yang menikmati humor, maka orang yang banyak berhumor dalam pergaulan dianggap sebagai teman menyenangkan dan menjadikan mereka lebih banyak terlibat dalam pergaulan.Orang yang menunjukkan lebih terlibat dalam hubungan sosial dengan orang lain diketahui lebih bahagia, lebih sehat dan hidup lebih lama ketimbang yang hidup terisolasi.Humor juga merupakan stimulus sosial yang menyenangkan dan dapat mengembangkan hubungan dengan teman.

Humor Ala Nabi

Dalam tradisi dan sejarah Islam sendiri, Nabi Muhammad SAW juga dikenal memiliki sifat humoris.Dalam hadits diceritakan bahwa Rasulullah pernah mencandai seorang nenek. Ketika nenek itu bertanya apakah dirinya akan masuk surga, Rasulullah menjawab bahwa nenek tidak akan masuk surga. Sang nenek kemudian menangis sesegukan. Rasulullah lantas mengutus seseorang kepada nenek tersebut untuk memberitahukan bahwa ia akan masuk surga, hanya saja dalam bentuk seorang gadis. Inna al-jannata lâ yadkhuluhâ ajûzun (Di surga tidak ada nenek-nenek) (HR. Thabrani dan Baihaqi).

Rasulullah menjelaskan memang di surga tidak ada nenek-nenek karena semua nenek-nenek disulap menjadi gadisgadis muda berstatus bidadari. Selain itu, kita juga mengenal humor Nabi SAW yang lain, yang diceritakan sebagai berikut: Ali Bin Abi Thalib saat hendak mencandai mertuanya sendiri yang tak lain adalah Nabi Muhammad SAW, ketika makan kurma bersama, Ia meletakkan sebagian biji-biji kurma sisa kurma yang dimakannya di samping Nabi Muhammad biar seakan-akan biji-biji kurma itu merupakan sisa Nabi Muhammad SAW. “Ya Rasul, aku tidak menyangka Rasul menyukai kurma, hingga begitu banyak Rasul memakannya,” ujar Ali Bin Abi Tholib, “Aku tidak selapar dan selahap kamu, Ali!” ujar Nabi Muhammad, Terbukti kamu memakan kurma dengan biji-bijinya hingga kurma-kurma yang engkau makan tak menyisakan biji-bijinya.” Lanjut Nabi Muhammad.

Dari dua kisah humor Rasulullah di atas dapat diambil pelajaran penting bahwa Islam dapat disampaikan dengan cara yang sangat santai dan humoris. Para ahli hadits menilai humor Rasulullah Saw tersebut, selain mengundang senyum arif juga mengandung kabar gembira. Terutama bagi kalangan lansia, yang terpacu untuk meningkatkan keimanan dan amal soleh.Itulah mengapa bagi para ulama atau penceramah, humor memiliki fungsi yang tidak remeh dan acapkali menyumbang kualitas narasi.Perlu kepiawaian dalam mencari humor-humor baru yang dapat menjadi obat penawar kejenuhan, penghias retorika dan memacu minat para pendengar pada materi yang disajikan oleh para ulama atau penceramah.

Humor dan cara bercanda Rasulullah SAW tidak pernah lepas kontrol dan tidak berlebihan. Apa yang dilakukannya tidak pernah melanggar kesopanandan tidak ada mudaratnya, sehingga tidak menimbulkan dampak yang akan menyalahi dan mengingkari fungsi humor itu sendiri. Jadi, di dalam Islam sama sekali tidak ada larangan humor dan cara bercanda, selama masih berada dalam koridor yang benar. Penggunaan humor secara berlebihan dan kurang berkenan dalam hal penyampaian, ternyata dapat menimbulkan korban atau mengorbankan seseorang atau sekelompok orang sehingga timbul sakit hati dan penderitaan. Islam tidak memperbolehkan bercanda yang berlebihan hingga akhirnya jatuh pada ghibah atau olok-olok, seperti memanggil nama seseorang dengan julukan kekurangan yang dimilikinya.

 

Bagikan Artikel ini:

About Ainun Helty

Alumni Ilmu Al-Quran dan Tafsir UIN Syarif hidayatullah.

Check Also

Judi Online

Bagaimana Hukum Menafkahi Keluarga dari Uang Judi Slot?

Di dunia maya banyak aplikasi judi slot yang membuat sebagian orang tergiur dengan keuntungan berlipat …

kesalahan dalam berkurban

Tiga Kesalahan Umum dalam Ibadah Kurban dan Cara Menghindarinya

Setiap tahun, umat Islam di seluruh dunia merayakan ibadah kurban di bulan Dzulhijjah, sebuah ibadah …