Fathan Subchi
Fathan Subchi

Tokoh Agama dan Dai Perlu Dioptimalkan Berikan Pemahaman Terkait Ajaran Agama yang Menyesatkan dan Radikal

Kudus – Peran para tokoh agama serta dai perlu dioptimalkan dalam memberikan informasi lebih awal terkait ajaran-ajaran yang diduga menyesatkan dan bisa membuat sikap radikal dan ekstrem terhadap pemerintah. Ini penting karena tokoh agama dan dai adalah orang yang didengar dan dipercaya masyarakat.

“Peran para tokoh agama, termasuk pengasuh pondok pesantren, hingga para penceramah sangat penting di masyarakat dalam memberikan pemahaman soal ajaran agama yang benar, sehingga mereka tidak mudah masuk dalam ajaran yang bisa membuat mereka radikal maupun ekstrem terhadap pemerintah,” ujar – Founder Fathan Center, Drs Fathan Subchi MAP di sela-sela kegiatan bedah buku Radikalisme, Terorisme, dan Deradikalisasi di Indonesia karya As SDM Polri Irjen. Pol. Dedi Prasetyo dan anggota Kompolnas Mohammad Dawam di Kudus, Sabtu (18/11/2023).

Anggota DPR RI dari Fraksi PKB ini mengakui soal ajaran agama memang banyak dan tumbuh berkembang di Tanah Air. Namun, ketika ada yang mencoba menggunakan senjata dan memaksakan kehendak, hingga melakukan langkah-langkah yang ekstrem itulah yang harus diperangi.

Menurutnya, orang-orang yang suka menyendiri dan suka melakukan hal-hal di luar kebiasaan masyarakat, memang perlu didekati lebih intensif dan dialogis. Prinsipnya dialog lebih mengedepankan kepada pencegahan dari pada tindakan.

Untuk itu, Fathan Center bekerja sama dengan Komisi Kepolisian Nasional (Kompolnas) dan Polri menggelar acara bedah buku Radikalisme, Terorisme, dan Deradikalisasi di Indonesia ini dengan mengundang para tokoh agama, ulama, dai, serta banyak pihak yang nantinya bisa ikut terlibat dalam upaya memerangi terorisme dan radikalisme.

Menurut dia memang perlu upaya bersama dan pencegahan sejak dini melalui ajaran dan pendekatan lebih dialogis, serta kampanye secara masif.

Buku karya As SDM Polri Irjen. Pol. Dedi Prasetyo dan anggota Kompolnas Mohammad Dawam tersebut, kata dia, memang sangat bagus karena memotret asal usul radikalisme dan terorisme.

“Saya menilai, perang melawan terorisme dan radikalisme merupakan perang yang panjang dan terus menerus,” ujarnya.

Bahkan, kata dia, disebutkan bahwa ada beberapa guru saja bisa terlibat dan terpengaruh dengan isu-isu terorisme dan radikalisme itu.

Harapannya dengan upaya pencegahan dini melalui diskusi, dialog, dan silaturahmi bisa membantu semua pihak, termasuk Kepolisian untuk terus bekerja dengan baik dan simultan bagaimana radikalisme dan terorisme diperangi secara terus-menerus.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Haji mabrur

Dewan Ulama Saudi Nyatakan Haji Tanpa Izin Dosa, Kemenag: Hanya Visa Haji yang Dibolehkan

Jakarta – Dewan Ulama Senior Arab Saudi menyatakan ibadah haji tanpa izin tidak diperbolehkan dan …

Relijius copy

Indonesia Menempati Negara Paling Relijius Sejagad

Jakarta – Indonesia adalah negera mayoritas beragama Islam. Sepertiga dari kurang lebih 270 juta penduduk …