Kepala Staf Presiden Moeldoko bertemu pengurus AGPAII
Kepala Staf Presiden Moeldoko bertemu pengurus AGPAII

Ujung Tombak Moderasi Beragama, Guru Agama Harus Bisa Waspadai Radikalisme & Intoleransi di Sekolah

Jakarta – Guru agama harus bisa mewaspadai wabah intoleransi dan radikalisme di lingkungan sekolah. Berdasarkan hasil survei, siswa rentan terpapar paham radikalisme dan melakukan aksi–aksi intoleran.

“Ini harus diwaspadai bersama, terutama oleh para guru agama yang punya posisi strategis sebagai ujung tombak dalam moderasi beragama melalui pembelajaran dan pendidikan agama secara komprehensif,” tegas Kepala Stap Presiden Moeldoko saat bertemu pengurus DPP Asosiasi Guru Pendidikan Agama Islam Indonesia (AGPAII), di gedung Bina Graha Jakarta, Rabu (27/7/2022).

Moeldoko menegaskan, pendidikan keagamaan tidak terjebak pada doktrin dan simbol yang bersifat normatif. Melainkan harus mengakomodasi substansi agama dalam perspektif yang universal.

Mantan Panglima TNI ini mengambil contoh ajaran tentang toleransi, kebaikan, akhlak budi pekerti, dan kejujuran. Ajaran ini membuat pola pikir anak didik semakin terbuka terhadap ideologi dan komitmen beragama.

“Pembelajaran yang normatif ditambah dengan doktrin-doktrin keagamaan yang tak terkontrol, dapat membuat cara pikir satu arah. Sehingga anak didik tidak mau menerima masukan, bahkan perbedaan,” ujar Moeldoko.

Ia menyebut, sekolah menjadi lembaga publik yang sangat tepat untuk menjelaskan makna serta pentingnya kemajemukan dan tenggang rasa antar sesama. Sebab, di sekolah lah pola pikir sekaligus pola interaksi anak yang heterogen itu mulai hadir dan terbentuk.

“Sekolah menjadi ruang strategis untuk membentuk mental bagi tumbuhnya watak keberagaman yang kuat. Ini yang harus dijaga,” pesan Moeldoko.

Ketua Umum DPP AGPAII Mahnan Marbawi MA mengungkapkan, isu-isu nasionalisme, ideologi Pancasila, dan moderasi beragama menjadi fokus dalam pengembangan dan penguatan peran guru agama di Indonesia. Terlebih, dalam konteks lokal sekolah, guru agama merupakan panutan.

“Untuk memperkuat peran strategis guru agama dalam moderasi beragama kami (APGAII) sangat membutuhkan dukungan pemerintah. Salah satunya dalam bentuk pemberdayaan dan peningkatan kesejahteraan,” kata Mahnan.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

banjir

Teologi Lingkungan dalam Islam: Membaca Bencana Sumatera sebagai Peringatan dan Pelajaran

Gelombang bencana yang melanda Sumatera dalam beberapa waktu terakhir—banjir bandang di Padang, longsor di Sibolga, …

091882600 1679803445 830 556

Universitas Al-Azhar Mesir Kutuk Serangan Terhadap Mahasiswa Saat Ibadah di Kampus

JAKARTA – Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan mahasiswa yang sedang melaksanakan shalat …