Istanbul –Tindakan kelompok anti-islam yang kembali membakar kitab suci Alquran telah menimbulkan kekhawatiran Muslim tentang tren Islamofobia yang makin mengkhawatirkan. Rasmus Paludan, pemimpin sayap kanan Denmark terus melakukan provokasi terhadap umat Muslim yang tengah menjalankan ibadah puasa di bulan Ramadan.
Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) mengecam keras Kelompok anti-Islam di kota Linkoping, Swedia, tempat tinggak banyak komunitas muslim di negara tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, Sekretaris Jenderal OKI Hissein Brahim Taha mengecam tindakan provokatif pembakaran salinan Alquran selama demonstrasi anti-Muslim, seperti yang telah terjadi di Linkoping, Norrkoping, dan kota-kota lain di Swedia.
Dikutip dari Anadolu Agency, Senin (25/4), Hissein Brahim Taha mengatakan pembakaran Alquran tidak mencerminkan pandangan mayoritas warga Swedia dan Eropa. Semua ini terjadi setelah pekan lalu, pemimpin kelompok sayap kanan Stram Kurs (Garis Keras) Rasmus Paludan membakar salinan kitab suci umat Islam di kota Linkoping selatan Swedia. Dia juga mengancam akan membakar salinan Alquran selama demonstrasi lebih lanjut.
Turki, Arab Saudi, dan sejumlah negara dan organisasi Arab dan Muslim telah mengutuk pembakaran Quran. Mereka menyebut tindakan itu sebagai provokasi dan hasutan terhadap Muslim.
Beberapa negara bahkan memanggil Duta Besar Swedia untuk menyampaikan protes. Seperti Uni Emirat Arab (UEA) yang memanggil Duta Besar Swedia untuk negara itu, Liselott Andersson, untuk memprotes pembakaran salinan Alquran oleh oknum ekstremis di negara Nordik itu. Menteri Negara Kerja Sama Internasional Reem Al-Hashimy menegaskan penolakan UEA terhadap semua praktik yang menyinggung agama.
Kementerian luar negeri Irak juga memanggil utusan Swedia ke Ibu Kota Baghdad untuk memprotes demonstrasi pembakaran Alquran yang terjadi di Swedia.