Istanbul – Salat Jumat perdana dan Salat Idul Adha di Masjid Hagia Sophia, Istanbul, yang dihadiri ribuan jamaah telah memicu kasus infeksi baru virus Corona atau Covid-19 di Turki. Pasalnya, dalam di tengah pandemi Covid-19, tidak dilakukan penerapan protokol kesehatan saat digelar Salat Jumat Perdana, 24 Juli, dan Salat Idul Adha, 31 Juli.
Dikutip dari laman Arab News, sekitar 350.000 orang memadati Hagia Sophia pada Salat Jumat Perdana. Akibatnya, sebanyak 500 orang yang berada di dalam masjid termasuk anggota parlemen dan jurnalis telah terdiagnosis penyakit Covid-19.
Semua itu terjadi karena di Hagia Sophia, tidak diberlakukan aturan social distancing atau jaga jarak sosial yang ketat serta tidak ada aturan memakai masker. Angka kasusnya meningkat dengan cepat menjadi 1.000 orang usai Salat Idul Adha.
Para tenaga profesional kesehatan mengatakan pandemi telah memburuk bulan lalu dan pembukaan masjid Hagia Sophia tanpa aturan ketat pencegahan memicu peningkatan kasus infeksi.
“Sejak dibukanya Hagia Sophia, kami juga mendengar banyak kasus (infeksi) di antara para politisi,” ujar seorang dokter yang enggan disebut namanya. Menurutnya, para politisi bisa mengetahui mereka terinfeksi karena selalu memeriksa diri mereka untuk memastikan bahwa diri mereka sehat.
Dokter yang bekerja di rumah sakit di Sivas, provinsi Anatolia tengah itu juga menambahkan, jika warga biasa punya akses untuk uji kesehatan yang sama, angka kasus asli akan lebih tinggi.
“Jika hal ini terus terjadi, tidak akan ada seorang pun di rumah sakit yang tidak terinfeksi. Bisa jadi hanya ada sedikit anggota medis karena mengundurkan diri dari pekerjaan ataupun sakit.”
Murat Emir, seorang anggota parlemen dari oposisi utama Partai Rakyat Republik sekaligus berprofesi sebagai dokter menyayangkan tidak dilakukannya protokol kesehatan di momentum Salat Jumat Perdana dan Salat Idul Adha di Hagia Sophia.
“Sayangnya, selama pembukaan masjid Hagia Sophia, ribuan orang berkumpul tanpa mematuhi aturan social distancing dan tidak memakai masker. Berbagai kota dari Anatolia mengatur tur bus hingga pembukaan ini, dan tidak ada yang tahu apakah mereka mendapat kode resmi dari Kementerian Kesehatan untuk perjalanan domestik atau duduk dengan jarak sosial selama transit,” ungkapnya.