mahasiswa universitas nu unisnu belajar menggunakan teleskop untuk mengamati 210410212340 232
mahasiswa universitas nu unisnu belajar menggunakan teleskop untuk mengamati 210410212340 232

Tim Falakiyah NU, Lakukan Pemantauan Di 22 Titik Untuk Melihat Hilal

SURABAYA – Penentuan awal Ramadhan masih menunggu kepastian dari hasil pengamatan tim Falakiyah yang ditugaskan untuk memantau ketinggian bulan dibeberapa titik daerah Jawa Timur.

Potensi terlihatnya hilal sangat besar di sepanjang kawasan Pantai Utara dan Madura, hal ini diungkapkan oleh Ketua Lembaga Falakiyah Nahdlatul Ulama (NU) Jawa Timur, Shofiyullah, pemantauan akan dilakukan di 22 titik pada senin (12/4) untuk menentukan awal Ramadhan 1442 Hijriyah.

Shofiyullah mengatakan, saat dipantau hilal kemungkinan berada di sisi utara titik barat dengan posisi ketinggian hilal tujuh derajat di atas ufuk. “Hilal berpotensi besar terlihat di Pantura. Dalam arti daerah-daerah utara. Kenapa? Karena, posisi hilal berada di utara titik barat,” kata Shofiyullah. Seperti dikutip dari laman republika.co.id Senin (12/4).

Pria yang akrab disapa Gus Shofi itu menambahkan, tidak menutup kemungkinan tim yang memantau di kawasan Pantai Selatan juga berhasil melihat hilal. Karena, posisi ketinggian hilal tujuh derajat di atas ufuk. Itu di atas kesepakatan organisasi Islam dunia yang menyepakati bahwa tinggi hilal di kawasan Asia minimal dua derajat di atas ufuk.

Berdasarkan data yang diperoleh dari Lembaga Falakiyah NU Jatim, titik pemantauan hilal di kawasan utara Jatim, di antaranya di Balai Rukyat NU Condrodipo Kabupaten Gresik, bukit Wonocolo-Kedewan Bojonegoro, Pantai Taneros Ambunten, Sumenep, Madura, Bukit Gumuk Klasik Indah di Kabupaten Banyuwangi, dan lainnya. 

Jika satu di antara 22 titik pantauan di Jatim berhasil melihat hilal, bisa dipastikan awal Ramadlan 1442 Hijriyah jatuh pada Selasa (13/4). Namun, apabila tidak satu pun tim rukyat di 22 titik melihat hilal, yang harus dilakukan adalah menunggu hasil pantauan hilal di kawasan barat Indonesia. 

Jika semua pantauan hilal secara nasional tidak berhasil melihat hilal, bulan Sya’ban disempurnakan menjadi 30 hari dan awal Ramadhan jatuh pada Rabu (14/4). “Semoga hilal terlihat agar puasanya bersama-sama karena Muhammadiyah sudah menentukan (awal puasa) Selasa,” ujar Gus Shofi.

Gus Shofi memastikan, kegiatan rukyatul hilal di Jatim kali ini bakal lebih lancar dibandingkan tahun-tahun sebelumnya. Di luar faktor alam, peralatan yang dipakai lebih memadai dan canggih. Jika dulu peralatan yang bagus cuma dimiliki PWNU Jatim dan Gresik, kali ini banyak kabupaten/kota yang juga sudah memiliki peralatan rukyatul hilal canggih. 

“Alhamdulillah, teman-teman semakin maju, dalam arti peralatan sudah punya, sekaligus peralatan yang dihubungkan dengan komputer sehingga nanti bisa diolah citra hilal itu. Bisa divisualkan,” ujarnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

8b4b8ef2 0023 4be9 8d78 b1f09423308f.jpeg

Peringati Hari Santri Nasional, Wakil Presiden Dukung Penguatan Ekosistem Pendidikan Santri

Jakarta – Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka berkomitmen bahwa pemerintah secara berkelanjutan akan terus mendukung …

060567700 1740995185 830 556

Santri Dari Mutholaah Kitab Kuning Ke Digital

JAKARTA — Santri bukan sekedar pembelajar di pondok pesantren namun lebih jauh santri menjadi penjaga …