Solo – Duet Prof Haedar Nashir dan Prof Abdul Mu’ti kembali terpilh menjadi ketua umum dan sekretaris umum Pengurus Pusat Muhammadiyah (PP Muhammadiyah) periode 2022-2027 pada Muktamar ke-48 Muhammadiyah dan Aisyiyah di Solo, Minggu (20/11/2022). Sementara Salmah Orbayinah dan Tri Hastuti Nur Rochimah terpilih sebagai ketua umum dan sekretaris umum PP ‘Aisyiyah periode 2022-2027.
Wakil Presiden KH Ma’ruf Amin berharap hasil Muktamar ini semakin menguatkan kebersamaan Muhammadiyah dalam mewujudkan kemajuan bagi umat Islam dan negara Indonesia. Sekaligus 11 anggota Pimpinan Pusat Muhammadiyah lainnya yang terpilih melalui Muktamar ke-48 Muhammadiyah tersebut.
Wapres mengatakan Muktamar Muhammadiyah tahun ini meneguhkan peran Muhammadiyah dan Aisyiyah dalam memberi sumbangan bagi bangsa untuk mewujudkan kemajuan seperti yang diharapkan, melalui penyampaian dakwah bil-qaul, maupun bil-hal, melalui tindakan nyata.
“Melalui program-program Muhammadiyah yang telah dibahas pada Muktamar, saya yakin Sang Surya akan terus mampu menjadi cahaya pencerah bagi berbagai tantangan dan permasalahan keumatan, kebangsaan dan kemanusiaan,” ujarnya.
Apalagi, Muhammadiyah memiliki perangkat ekonomi dan sosial yang tersebar di seluruh negeri. Sehingga dinilai mampu untuk menggerakkan pemberdayaan umat sehingga dapat menjadi kekuatan pembangunan bangsa.
Wapres juga mengajak Muhammadiyah dan Aisyiyah berjuang bersama Pemerintah merawat persatuan dan kesatuan. Itu penting karena Indonesia tengah menghadapi ancaman krisis multidimensi dan berusaha pulih akibat pandemi.
“Persatuan dan kesatuan menjadi modal pertama dan utama bagi kita untuk memenangkan pertarungan ini. Mari kita rawat bersama dengan senantiasa mengedepankan ukhuwah Islamiyah, ukhuwah wathaniyah dan ukhuwah insaniyah dalam interaksi sosial kita,” ujar Kiai Ma’ruf.
Wapres mengatakan, terlebih Indonesia akan menghadapi Pemilu pada 2024 mendatang. Ma’ruf menekankan Pemilu 2024 jangan sampai mengoyak persatuan dan kesatuan bangsa.
Menurutnya, perbedaan pilihan partai maupun calon presiden dan wakil presiden harus disikapi secara bijak dan tidak membelah masyarakat Indonesia.
“Seperti saya katakan kalau kita berbeda capres berbeda partai, maka kita katakan /lakum partaiyukum walana partaiyuna, partai anda partai anda partai saya partai saya, lakum capresyukum walan capresyuna capres anda capres anda capres saya capres saya apalagi sama-sama Muhamhmmadiyah,” pesan Wapres.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah