KH Miftachul Akhyar
KH Miftachul Akhyar

Ulama harus Jadi Pencerah dan Pemberi Solusi, Bukan Menambah Masalah

Jakarta – Ulama itu harus mampu menjadi pencerah, ulama harus juga harus menjadi pemberi solusi dalam kondisi apapun, bukan malah menambah masalah.

Pernyataan itu diucapkan Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI) KH Miftachul Akhyar dalam acara Multaqo Ulama Kebangsaan di Hotel Grand Sahid, Jakarta, Sabtu (5/12/2020).

“Kita prihatin dengan kondisi akhir-akhir ini. Mestinya ulama itu kan mestinya menjadi lampu dunia, mencerah di saat sempat dan sempit, di saat dirinya pun katakan kejepit, harus memposisikan sebagai pemberi solusi, bukan untuk menambah masalah, tapi harus menyelesaikan masalah,” ujar Kiai Miftachul dikutip dari laman detikcom.

Menurutnya, ulama itu harus turun langsung untuk mengetahui permasalahan yang dihadapi masyarakat.

“Ulama harus turun ke bawah, merasakan, melihat detak denyut jantung umat, apa yang mereka butuhkan, solusi apa yang mereka inginkan. Datanglah agar tahu penyakit apa yang sesungguhnya hadir di tengah tengah masyarakat,” kata Kiai Miftachul.

Ia mengumpamakan ulama itu seperti dokter tapi dari sisi keagamaan. Karena itu ulama jangan salah memberikan ‘obat’ kepada umat karena efeknya sangat besar.

Selain itu, Miftachul mengatakan ulama harus menjadi solusi permasalahan bangsa dan juga pelayan umat.

“Ini tugas-tugas yang harus dibagi, jadi pada diri ulama itu sudah tahu isi dunia ini ya, dua itu kebaikan dan kejelekan, jadi tidak perlu heran manakala ada yang tidak cocok, manakala ada yang kurang baik juga tidak terlalu bangga jika ada kebaikan karena ini sebuah tugas,” lanjut Miftachul.

Kiai Miftahcul juga menjelaskan mengenai prinsip keseimbangan. Menurut Miftachul, umat Islam memang selalu dianjurkan berada di posisi yang seimbang dan di jalan yang benar.

“Semuanya itu gimana bisa diambil jalan yang baik sebagai (kholifatullah fil ardh) ini. Di prinsip para ulama, dunia ini adalah sebagai desa atau negara ujian. Nikmat yang didapat pun juga ujian, sebuah kesusahan pun adalah ujian, jadi semua itu tidak ada yang tidak seimbang. Selalu seimbang. Itulah yang dimaksud dalam Al-Quran, ‘Aku (Allah) jadikan kalian umat Muhammad, umat yang seimbang, yang ada pada treknya’. Kami sangat mendukung untuk menciptakan kesejukan, Jakarta pada khususnya, dan seluruh wilayah NKRI,” ujar dia.

Terkait arah MUI dibawah kepemimpinannya, Kiai Miftachul mengatakan hanya memberikan sentuhan karena para ulama sudah tahu jalan yang benar. “Banyak wartawan bertanya, setelah saya menjadi ketua umum, mau dibawa ke mana MUI? Dibawa ke mana lagi? Mereka itu ulama-ulama, mereka sudah tahu mana yang benar mana yang salah. Kita tinggal sentuhan-sentuhan saja,” jelasnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

sidang gugatan Pilpres di MK

Tanggapi Putusan MK, PBNU: Kedepankan Empat Nilai Dasar Ahlussunnah wal Jama’ah

Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa Pilpres pasangan nomor urut 01 Anies Baswedan-Cak …

Ketua FKPT Jabar Iip Hidajat

Kearifan Lokal Dorong Moderasi Beragama Dengan Kedepankan Toleransi

Jakarta – Meskipun lebaran Idulfitri telah usai, semangat persaudaraan dan kerukunan yang didapat setelah merayakannya …