fatayat nu

Membumikan Gagasan Konferwil Fatayat NU Kalbar : Optimalisasi Peran Perempuan dalam Penguatan Moderasi Beragama

Moderasi Beragama dimaksudkan untuk membentuk cara pandang, sikap, dan praktik beragama dalam kehidupan bersama, dengan menampilkan esensi ajaran agama yang melindungi martabat kemanusiaan dan berorientasi pada kemaslahatan umat manusia. Suatu praktik kehidupan beragama yang didasarkan atas prinsip keadilan, bijak dan menaati konstitusi sebagai kesepakatan bersama dalam kehidupan berbangsa.

Sebagai negara yang plural, Moderasi Beragama Indonesia sangat penting dan urgen untuk membingkai kehidupan berbangsa yang rukun dan harmonis. Beberapa peristiwa yang menciderai kemanusiaan dengan agama sebagai pemicunya karena pemahaman terhadap ajaran agama yang sangat rendah. Seperti perusakan Masjid Miftahul Huda di Sintang, Kalimantan Barat milik komunitas Ahmadiyah.

Sebagai langkah antisipatif terhadap hal itu, pemahaman terhadap pentingnya Moderasi Beragama penting terus disuarakan. Bagaimana pun, melakukan kekerasan yang menciderai kemanusiaan tidak pernah diajarkan oleh agama apapun. Sehingga, kasus-kasus kekerasan atas nama agama yang selama ini sering terjadi di negara ini tak lain karena ego beragama yang lepas dari esensi ajarannya, atau karena dorongan kepentingan sekolompok orang.

Melihat pentingnya Moderasi Beragama, terutama di Kalimantan Barat yang penduduknya multi suku dan etnis, Fatayat Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat mengangkat tema “Optimalisasi Peran Perempuan dalam Penguatan Moderasi Beragama” dalam Konferensi Wilayah VIII yang digelar di Hotel Grand Mahkota Pontianak hari ini (19/8/23).

Sebagaimana telah dimaklumi, belakangan ini perempuan ada yang terlibat dan dilibatkan dalam aksi-aksi kekerasan seperti bom bunuh diri. Bahkan, di media sosial kerap kali dijumpai kaum hawa yang tertarik dalam pusaran ideologi radikalisme-terorisme. Karenanya, penting untuk melakukan penguatan konsep Moderasi Beragama dikalangan perempuan untuk membentengi keluarga, dan terutama untuk bangsa Indonesia dari ancaman dan aksi-aksi mengatasnamakan agama yang menciderai kemanusiaan.

Perbedaan adalah keniscayaan yang harus dihormati sebagaimana diajarkan oleh agama. Dalam konteks keindonesiaan kita, setiap perbedaan merupakan khazanah kekayaan bangsa yang justru memperkuat simpul-simpul kebangsaan, bukan untuk dipersoalkan, kemudian dijadikan alasan untuk mengoyak tenun kebangsaan.

Atas nama Pengurus Fatayat NU Kubu Raya mengucapkan: Selamat melaksanakan Konferensi Wilayah Fatayat Nahdlatul Ulama Kalimantan Barat, sukses dan memberikan sumbangan signifikan bagi kehidupan beragama dan berbangsa, khususnya di Kalimantan Barat.

 

 

Bagikan Artikel ini:

About Faizatul Ummah

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo dan Bendahara Umum divisi Politik, Hukum dan Advokasi di PC Fatayat NU KKR

Check Also

kopi sufi

Kopi dan Spiritualitas Para Sufi

Ulama dan Kopi apakah ada kaitan diantara mereka berdua? Kopi mengandung senyawa kimia bernama “Kafein”. …

doa bulan rajab

Meluruskan Tuduhan Palsu Hadits-hadits Keutamaan Bulan Rajab

Tahun Baru Masehi, 1 Januari 2025, bertepatan dengan tanggal 1 bulan Rajab 1446 H. Momen …