Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah
Kita ketahui bahwa di dalam Al-Quran terdapat surat-surat yang diawali dengan lafadz yang dibaca secara muqatha’ah atau dieja, seperti surah al-Baqarah diawali dengan الم yang dibaca dengan cara dieja, yakni alif-lam-mim.
Beberapa Ulama mencoba menafsirkan atau mengungkap rahasia-rahasia ayat-ayat yang dibaca dengan cara dieja tersebut. Ada beberapa pendapat yang semuanya diakhiri dengan wallahu a’lam, artinya tidak ada yang benar-benar memastikan arti ataupun rahasia dari huruf-huruf tersebut.
Konon malaikat Jibril pun tidak memahami arti huruf-huruf tersebut. Jadi itu semacam kode yang disampaikan oleh Allah yang hanya bisa dimengerti Rasul-Nya.
Meski demikian rumit, namun Syaikh Mutawali asy-Sya’rawi berusaha secara logis memaparkan bagaimana huruf-huruf yang dieja tersebut menjadi salah satu mukjizat al-Quran. Ia berpendapat bahwa pada dasarnya manusia dari kecil sudah bisa berkomunikasi dengan cara menyebutkan nama benda-benda. Seorang anak kecil yang tidak sekolah pun bisa bercerita dengan jelas dan dipahami oleh ayahnya.
Anak kecil yang tidak belajar tentu bisa mengucapkan kata “makan” atau pun mengucapkan kata “pena” misalnya. Tapi ia tidak bisa memberitahu bahwa kata “makan” itu terdiri dari huruf m-a-k-a-n dan kata “pena” itu terdiri dari huruf p-e-n-a. Ia baru bisa mengeja ketika sudah belajar atau dididik di sekolah.
Begitu pun yang terjadi di Arab saat itu. Nabi Muhammad yang notabene dikenal sebagai seorang Ummiy, seorang yang tidak bisa membaca dan menulis, tidak mungkin bisa mengeja atau mengenal nama-nama huruf itu.
Dulu al-Quran disebut sebagai karangannya Nabi Muhammad saja. Tapi dengan ayat muqaththa’ah tersebut, menjadi jelas bahwa yang mengajari Nabi Muhammad adalah sang Pencipta alam semesta. Inilah salah satu mukjizat al-Quran yang mematahkan argumentasi orang-orang kafir yang berkata bahwa al-Quran itu bukan dari Allah. Allah mematahkan argumen mereka dengan cuma menggunakan ejaan tiga huruf saja, alif-lam-mim.
Wallahu a’lam
