hp dan krisis komunikasi

Gangguan HP dan Krisis Etika dalam Komunikasi

Dalam era digital saat ini, perkembangan teknologi, khususnya perangkat ponsel pintar, handphone (HP), membawa dampak signifikan terhadap cara kita berkomunikasi. HP yang dulunya dianggap sebagai alat untuk memudahkan komunikasi kini sering menjadi sumber gangguan dalam interaksi sosial, menimbulkan krisis etika dalam berkomunikasi. Penggunaan HP yang tidak bijak dapat mengganggu kualitas percakapan dan memperburuk etika dalam berkomunikasi.

Teknologi digital, terutama HP, memberikan banyak kemudahan dalam komunikasi, tetapi juga membawa potensi negatif yang perlu diperhatikan. Salah satu masalah utama adalah gangguan yang ditimbulkan oleh HP selama percakapan.

Contohnya, saat seseorang tengah berbicara dalam pertemuan atau diskusi, sering kali kita melihat lawan bicara yang sibuk dengan ponselnya—baik untuk memeriksa pesan, media sosial, atau aplikasi lainnya. Hal ini menciptakan suasana yang kurang menghargai dan mematikan interaksi yang seharusnya bisa lebih produktif.

Sebagai contoh konkret, bayangkan sebuah rapat kerja di kantor. Seorang manajer sedang memberikan presentasi penting tentang proyek baru, sementara beberapa anggota tim tampak sibuk dengan HP mereka, mengecek pesan atau scrolling media sosial.

Gangguan ini tidak hanya menurunkan kualitas percakapan tetapi juga menunjukkan kurangnya rasa hormat dan perhatian terhadap pembicara dan materi yang disampaikan. Ketidakhadiran secara mental ini dapat mengurangi efektivitas komunikasi dan berdampak negatif pada hasil kerja tim.

Hadist Etika dalam Komunikasi

Hadist Rasulullah SAW menggarisbawahi pentingnya perhatian penuh saat berbicara. Dalam hadist yang diriwayatkan oleh Ibnu Abbas, beliau menjelaskan bagaimana Rasulullah SAW melempar cincin yang dikenakannya karena merasa cincin tersebut mengganggu konsentrasinya dari memperhatikan orang lain. Rasulullah SAW bersabda, “Cincin ini telah menyibukkanku dari (memperhatikan) kalian sejak hari ini (aku memakainya), sesaat aku memandangnya dan sesaat aku melihat kalian,” lalu beliau melempar cincin tersebut. (Shahih An Nasa’i: 5304).

Hadist ini menunjukkan betapa pentingnya konsentrasi penuh dalam komunikasi. Rasulullah SAW mencontohkan bahwa benda yang mengganggu perhatian harus dihindari agar dapat memberikan perhatian sepenuhnya kepada lawan bicara. Ini adalah prinsip yang relevan dalam konteks modern ketika HP sering kali menjadi pengalih perhatian yang mengganggu interaksi sosial.

Ibnu Abbas menyampaikan tiga sikap yang baik dalam berkomunikasi yang harus dijadikan pedoman:

  1. Mengalihkan Pandangan pada Lawan Bicara: Ketika berbicara, hendaknya kita memusatkan perhatian kita pada lawan bicara. Ini menunjukkan bahwa kita menghargai dan memberi perhatian penuh terhadap apa yang dikatakan.
  2. Memberikan Tempat yang Nyaman: Saat teman berbicara atau duduk bersama, penting untuk memastikan mereka merasa nyaman, baik secara fisik maupun emosional. Memperhatikan kebutuhan ini mencerminkan rasa hormat dan perhatian.
  3. Mendengarkan dengan Seksama: Mendengarkan adalah bagian penting dari komunikasi yang efektif. Mendengarkan secara aktif dan penuh perhatian menunjukkan bahwa kita menghargai pendapat dan perasaan lawan bicara.

Berkomunikasi dalam Islam menjadi salah satu perhatian serius. Rasulullah SAW bersabda, “Apabila seseorang sedang berbicara, maka janganlah kamu memotongnya dan janganlah kamu berbicara dengan suara keras di hadapannya, karena ini akan mengganggu dan tidak menyenangkan.” (HR. Bukhari).

Hadist ini mengingatkan kita untuk menjadikan teman bicara agar nyaman dan tidak terganggu. Tidak memotong percakapan orang lain dan menghindari berbicara dengan suara keras yang dapat mengganggu suasana dan mengurangi kenyamanan komunikasi. Kenyamanan dalam komunikasi adalah kunci kenyamanan dalam menjalin persaudaraan.

 

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Santri

Semangat Jihad Santri Kini Bertransformasi Jadi Perjuangan Intelektual dan Kultural

Semarang — Peringatan Hari Santri Nasional 2025 yang jatuh pada Selasa (22/10) diperingati secara khidmat …

Gubernur Jatim Khofifah Parawansa hadiri Lirboyo Bersholawat

Hari Santri: Panggilan Suci Teguhkan Peran Santri Sebagai Penjaga Iman, Bangsa, dan Peradaban Dunia

Kediri — Hari Santri bukan sekadar peringatan, melainkan panggilan suci untuk meneguhkan peran santri sebagai …