Gus Ulil copy

Isra Miraj Ujian Bagi Nalar Manusia dalam Konteks Keimanan dan Rasionalitas

Jakarta – Peristiwa Isra Miraj merupakan ujian bagi nalar manusia dalam konteks keimanan dan rasionalitas. Hal itu dikatakan Ketua Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Ulil Abshar Abdalla (Gus Ulil) saat mengisi acara Peringatan Isra Miraj di Masjid Bayt Al-Qur’an, Pondok Cabe, Tangerang Selatan pada Rabu (29/1/2025).

“Peristiwa Isra Miraj itu mula-mula adalah ujian bagi nalar kita sebagai manusia,” ujar Gus Ulil dikutip dari laman NU Online.

Menurut Gus Ulil, Isra Miraj juga menjadi tantangan bagi para sahabat nabi. Pasalnya, masyarakat Arab saat itu sukar menerima terhadap apa yang dialami Muhammad pada tahun kesepuluh kenabian itu. Hal ini sebab, manusia secara psikologis sukar menerima sesuatu yang baru datang.

Sebaliknya, kepercayaan manusia akan muncul bertumbuh ketika banyak orang telah mengakui dan membuktikannya. Lalu dalam konteks Isra Miraj, Abu Bakar Gus Ulil sebut sebagai seseorang yang kecenderungannya berbeda dari kebanyakan orang waktu itu. Abu Bakar berani membenarkan peristiwa Isra Miraj yang dialami Muhammad.

“Barang itu kalau sudah viral, itu akan diikuti semua orang. Tetapi kalau pertama kali baru muncul itu susah diikuti orang,” terangnya.

Gus Ulil mengungkapkan, keimanan seseorang terhadap sesuatu akan muncul bersemi jika ditopang dengan argumentasi yang kokoh. Penerimaan Abu Bakar atas peristiwa Isra Miraj bertolak dari kesaksiannya terhadap kredibilitas dan elektabilitas Nabi Muhammad yang dapat ditangkap oleh akal.

“Mukjizat kan tanda bahwa seseorang itu nabi, tetapi sesuatu itu disebut mukjizat yang menunjukkan kenabian, itu harus dibuktikan dengan akal,” ungkap pengampu Ngaji Online Ihya’ Ulumiddin itu.

Gus Ulil juga menjelaskan pula bahwa setiap manusia memiliki fitrah. Fitrah berguna sebagai perangkat manusia untuk berkembang dan mendewasakan diri. Sedangkan makna fitrah diartikannya dengan kemampuan-kemampuan dasar yang diberikan oleh sang Kuasa kepada manusia, baik berupa kemampuan rasional maupun spiritual.

Modal fitrah ini menuntut umat Islam untuk mencari bukti bagi keberimanannya kepada Allah swt. Makanya Isra Miraj, bahwa iman itu memang sesuatu yang kadang-kadang tidak masuk akal. Tetapi sesuatu yang tak masuk akal ini harus ada landasan rasionalnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Mensos di Pontianak

Ketika Doa Menyatukan Hati: Gus Ipul Temukan Makna Toleransi di Sekolah Rakyat Pontianak

Pontianak — Di tengah riuh suara anak-anak yang sedang makan siang, suasana hening seketika menyelimuti …

KH M Hilmi Assidiqi

Jihad Kebangsaan Santri: Bangun Bangsa Sesuai Kemampuan untuk Wujudkan Cita-cita Luhur Berdasarkan Pancasila

Jakarta — Perjuangan santri tidak hanya berkutat pada spiritualitas, tetapi juga pada semangat kebangsaan. Ranah …