Dilansir dari laman republika.co.id Acara yang dibuka pada Selasa (16/9/2025) oleh pemerintah, komunitas, dan ulama ini menuai apresiasi kampus asal Mesir yang berusia lebih dari seribu tahun.
“Sebagai utusan Al-Azhar Mesir di Indonesia, saya menyampaikan apresiasi atas penyelenggaraan International Moslem Pencak Silat dalam rangka 100 tahun Gontor, yang diikuti oleh 3500 peserta dari dalam dan luar negeri,” ujar Utusan Al-Azhar Kairo yang ditugaskan di Indonesia Muhammad Basyir Fadhl Abu Said ditemui di Indomilk Indoor Stadium, Kabupaten Tangerang, Banten.
Sebanyak 3.500 pesilat perwakilan sejumlah kelompok, yaitu pesantren dan lembaga pendidikan Islam ormas Islam (NU dan Muhammadiyah), pemerintah, dan komunitas pegiat silat dari berbagai aliran unjuk gigi dalam ajang International Moslem Pencak Silat Championship (IMPSC) pada 16-19 September 2025.
Mereka juga mewakili sejumlah aliran silat, seperti Persaudaraan Setia Hati Terate (PSHT), Pagar Nusa, Tapak Suci, Silat TNI, Kebudayaan Seni Tari Tjimande Tari Kolot Kebon Djeruk Hilir (TTKKDH), Terumbu Silat Banten, Silat Bandrong, dan banyak lagi.
IMPSC didukung oleh Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) Republik Indonesia, Kementerian Agama, IKatan Pencak Silat Indonesia (IPSI), Persekutuan Pencak Silat Antarabangsa (Persilat).
Silat merupakan tradisi yang dilestarikan pesantren dan berbagai komunitas. Warisan tak benda yang diakui UNESCO pada 2019 ini merupakan seni dan olahraga yang menyehatkan yang strategis untuk dakwah.
“Seni bela diri sebaiknya dimiliki oleh setiap individu muslim, karena pada hakikatnya ikut menjaga agama dan negara yang merupakan kewajiban setiap orang,” ujar utusan Al Azhar Kairo tersebut.
Muhammad Basyir Fadhl Abu Said takjub menyaksikan anak – anak peserta kejuaraan silat mahir mempraktikkan berbagai jurus bela diri, baik yang dilakukan secara individu maupun kelompok.
Dua pesilat bertarung pada babak penyisihan kategori tanding praremaja saat International Moslem Pencak Silat Championship (IMPSC) 2025 di Indomilk Indoor Stadium, Kabupaten Tangerang, Banten, Selasa (16/9/2025). IMPSC 2025 yang berlangsung pada 16-19 September 2025 tersebut diikuti sebanyak 3.500 pesilat berbagai pondok pesantren dari 11 negara Muslim di Asia dalam rangka memperingati HUT ke-100 Pondok Modern Darussalam Gontor. – (ANTARA FOTO/Putra M. Akbar)
“Saya menyaksikan, ribuan peserta bela diri adalah pemuda Indonesia yang tangguh, memiliki semangat yang tinggi, mereka adalah masa depan umat Islam dan Indonesia, membawa risalah wasathiyah Islam sebagaimana yang diajarkan oleh Al-Azhar,” kata Muhammad Basyir yang merupakan utusan Al Azhar Kairo untuk Indonesia.
Pencak silat dipilih menjadi kejuaraan internasional lantaran sebagai seni bela diri ini asli Indonesia yang memiliki sejarah panjang dan kaya akan budaya. Di dalamnya terdapat gerakan fisik, teknik pertempuran, dan nilai-nilai spiritual.
Kelahiran seni bela diri ini memiliki sejarah yang panjang dan beragam, dengan akar yang kuat dalam budaya dan tradisi Indonesia. Tekniknya terdiri dari pukulan, tendangan, kuncian, dan lemparan, serta penggunaan senjata tradisional.
Tidak hanya tentang teknik bela diri, pencak silat juga tentang pengembangan karakter, disiplin, dan nilai-nilai spiritual. Cabang olahraga tersebut ada di semua lembaga pendidikan Muslim (pesantren).
“Pencak silat tidak bisa dipisahkan dari pesantren. Ini satu kesatuan. Maka itu pencak silat kita pilih sebagai syiar 100 tahun Gontor,” kata Ahmad Jamil.
Sementara itu, Ketua Harian Pengurus Besar Ikatan Pencak Silat Indonesia (PB IPSI) Beny Gautama menyampaikan apresiasi atas digelarnya ajang IMPSC yang melibatkan 10 negara Islam di Asia tersebut.
Menurutnya, ajang IMPSC yang diinisiasi Pondok Modern Darussalam Gontor ini sangat berdampak positif terhadap peningkatan kualitas atlet pencak silat di Indonesia.
“Kami dukung 100 persen kegiatan IMPSC ini. Dan langkah ini merupakan dorongan positif untuk pencak silat agar lebih jaya lagi terutama di pesantren-pesantren di Indonesia,” ungkapnya.
Beny mendorong, agar ajang IMPSC tersebut bisa diselenggarakan setiap tahunya sebagai agenda rutin dalam upaya pembibitan untuk atlet-atlet muda di tanah air. “Event ini juga adalah salah satu upaya untuk mencari bibit-bibit atlet pencak silat sebagai pengganti seniornya,” tuturnya.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah