Sarasehan dengan Guru dan Mubaligh Muhammadiyah Agung Danarto
Sarasehan dengan Guru dan Mubaligh Muhammadiyah Agung Danarto

Pancasila Adalah Darul Ahdi Wasy Syahadah yang Harus Dihidupi

Malang — Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Agung Danarto mengajak seluruh kader Muhammadiyah untuk memperkuat komitmen terhadap Negara Pancasila sebagai Darul Ahdi Wasy Syahadah — negara kesepakatan dan kesaksian yang harus diwujudkan melalui kerja nyata di berbagai bidang kehidupan.

Ajakan itu disampaikan Agung dalam Pembukaan Tanwir Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang digelar di Universitas Muhammadiyah Malang (UMM), Rabu (29/10/2025).

“Kita semua sebagai kader Muhammadiyah harus terjun langsung, membuktikan bahwa negara Pancasila adalah bentuk negara yang sesuai dengan cita-cita kita bersama,” ujar Agung.

Ia menjelaskan, konsep Darul Ahdi Wasy Syahadah bermakna bahwa Indonesia adalah tempat umat Islam, khususnya kader Muhammadiyah, memberikan kesaksian dan bukti nyata dalam membangun bangsa melalui amal dan kontribusi nyata di tengah masyarakat.

“Dalam Muktamar ke-47 Muhammadiyah ditegaskan, bahwa Negara Pancasila sejalan dengan cita-cita persyarikatan: mewujudkan masyarakat utama yang adil, makmur, dan diridai Allah SWT,” tambahnya.

Agung menegaskan, Muhammadiyah tidak lagi mempersoalkan bentuk kenegaraan, sebab Pancasila dan NKRI telah menjadi wadah perjuangan yang sah dan final. “Tidak perlu lagi mencari bentuk baru. Cukup dengan Pancasila dan NKRI sebagai sarana mewujudkan masyarakat adil dan makmur,” ujarnya.

Menurutnya, Indonesia adalah ladang pengabdian bagi kader Muhammadiyah untuk menunaikan amanah sebagai bangsa yang baldatun thayyibatun wa rabbun ghafur — negeri yang baik dan mendapat ampunan Tuhan.

“Komitmen ini mendorong seluruh kader, termasuk mahasiswa IMM, untuk melakukan diaspora, hadir dan berperan di berbagai lini kemasyarakatan, sosial, dan kebangsaan,” kata Agung.

Ia menambahkan, ilmu yang diperoleh para kader Muhammadiyah harus diaktualisasikan dalam bentuk pengabdian. “Ilmu tidak boleh berhenti di kepala, tapi harus bermanfaat untuk umat dan bangsa. Nabi Muhammad SAW telah menegaskan, sebaik-baik manusia adalah yang paling bermanfaat bagi sesamanya,” tutupnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

150514161019 844

Ramai Isu Gerakan Khilafah Bangkit di Batola Kalsel, Begini Respon Kemenag

BATOLA — Gerakan pengusung ideologi Khilafah disinyalir mulai berani menampakkan diri dengan muncul disejumlah titik …

Dialog Kebangsaan Banyumas 1

Sekolah Harus Jadi Zona Nol Intoleransi dan Radikalisme

Banyumas – Sekolah bukan sekadar tempat menimba ilmu, tetapi juga laboratorium kebangsaan tempat peserta didik …