H Yanuar Arif Wibowo

Perkuat Nilai Keimanan dan Kebangsaan di Kalangan Pelajar Agar Tak Terjeras Arus Negatif Dunia Digital

Banyumas – Anggota Komisi XIII DPR RI dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS), H. Yanuar Arif Wibowo, SH., menyerukan pentingnya memperkuat nilai keimanan dan kebangsaan di kalangan pelajar agar generasi muda tidak mudah terjerumus dalam arus negatif dunia digital.

Dalam Dialog Kebangsaan bersama Satuan Pendidikan SMA/SMK/MA di Pendopo Sipanji, Kabupaten Banyumas, Kamis (30/9/2025), Yanuar menegaskan bahwa sekolah bukan sekadar tempat menimba ilmu, tetapi juga ruang pembentukan akhlak dan karakter.

“Dialog ini lahir dari keprihatinan kita semua atas maraknya kerusuhan yang ternyata banyak melibatkan pelajar. Maka perlu ada ruang komunikasi antara guru dan siswa, agar generasi muda kita tidak kehilangan arah dan tetap berpegang pada nilai-nilai iman dan cinta tanah air,” ujar Yanuar.

Ia menceritakan bahwa ide penyelenggaraan kegiatan ini muncul setelah dirinya berdiskusi dengan Kapolresta Banyumas dan Kapolresta Cilacap, yang menemukan banyak pelaku kerusuhan berasal dari kalangan siswa sekolah. Menurut Yanuar, fakta itu menjadi peringatan agar pembinaan moral dan spiritual di sekolah tidak boleh diabaikan.

“Anak muda adalah kekuatan bangsa, bukan hanya karena jumlahnya, tapi karena mereka punya semangat, kreativitas, dan kemampuan beradaptasi yang luar biasa. Tapi semua itu harus dibingkai dengan nilai-nilai agama agar tidak salah arah,” tuturnya.

Yanuar juga mengingatkan bahwa kemajuan teknologi digital ibarat pedang bermata dua: bisa menjadi jalan kebaikan atau justru sumber keburukan.

“Media sosial adalah ladang dakwah baru. Gunakan untuk menyebarkan kebaikan, bukan kebencian. Jangan sampai jari kita menulis sesuatu yang memecah belah umat dan bangsa,” pesannya.

Ia menyoroti fenomena ‘Generasi 30 Detik’, yakni kebiasaan anak muda mengonsumsi informasi media sosial dengan cepat tanpa sempat menimbang kebenarannya.

“Kita harus sadar, algoritma bisa menjadi fitnah zaman. Pikiran kita dibaca, lalu diarahkan. Kalau tidak hati-hati, bisa saja yang tadinya cinta bangsa justru diarahkan untuk membenci,” katanya.

Yanuar mengajak para siswa untuk memanfaatkan teknologi dengan semangat tabayyun — memastikan kebenaran sebelum menyebarkan informasi, sebagaimana diajarkan dalam Al-Qur’an.

“Allah sudah mengingatkan kita untuk tabayyun jika datang berita. Ini relevan sekali di era media sosial. Jangan asal percaya, jangan asal sebarkan,” ujarnya.

Ia menutup pesannya dengan ajakan agar generasi muda menjadikan media sosial sebagai sarana silaturahmi, kolaborasi, dan dakwah kebajikan, bukan arena permusuhan.

“Pendidikan karakter, literasi digital, dan lingkungan yang berakhlak menjadi kunci agar Generasi Z tumbuh sebagai agen persatuan. Dengan iman, ilmu, dan adab, kita bisa menjaga Indonesia tetap damai dan bermartabat,” pungkasnya.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Dialog Kebangsaan Banyumas 1

Sekolah Harus Jadi Zona Nol Intoleransi dan Radikalisme

Banyumas – Sekolah bukan sekadar tempat menimba ilmu, tetapi juga laboratorium kebangsaan tempat peserta didik …

Sarasehan dengan Guru dan Mubaligh Muhammadiyah Agung Danarto

Pancasila Adalah Darul Ahdi Wasy Syahadah yang Harus Dihidupi

Malang — Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Agung Danarto mengajak seluruh kader Muhammadiyah untuk memperkuat …