mantan ketua umum pengurus besar nahdlatul ulama pbnu said 240317135405 403

Kiai Said : Nalar tanpa Kedalaman Spiritual tak Memadai

JAKARTA — Pesantren bukan sekedar lembaga pendidikan, namun telah menjadi pondasi dan arus utama pendidikan Islam di Indonesia, oleh karena itulah pesantren mesti dibangun di atas fondasi epistemologis yang kokoh. Dilansir dari laman republika.co.id Hal itu disampaikan oleh mantan ketua umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU), KH Said Aqil Siradj.

Menurut dia, modernisasi kelembagaan pesantren tidak boleh meninggalkan kedalaman tradisi keilmuan Islam. Sebab, itulah yang menjadi penopang pesantren sejak lama. Pendekatan intelektual yang hanya bertumpu pada nalar, tanpa spiritualitas yang matang, akan menghasilkan pemahaman agama yang timpang.

“Tiga epistemologi ini, teks, nalar dan spiritual, tidak boleh berjalan sendiri-sendiri. Teks tanpa nalar tidak cukup, dan nalar tanpa kedalaman spiritual juga tidak memadai,” ujar Kiai Said Aqil Siradj dalam acara Halaqah Penguatan Kelembagaan Ditjen Pesantren di kampus UIN Sunan Gunung Djati, Bandung, Jawa Barat, seperti dikutip keterangan tertulis, Sabtu (22/11/2025).

Tradisi keilmuan Islam menawarkan tiga pendekatan besar yang seiring sejalan, yakni bayan (tekstual), burhan (rasional), dan irfani (spiritual). Menurut Kiai Said, perpaduan ketiganya dalam pengembangan pesantren sangat relevan untuk mencetak santri yang kuat secara intelektual, matang secara spiritual, dan cakap membaca realitas sosial.

Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar dalam pidato pembukaan halaqah menegaskan kesiapan pembentukan Direktorat Jenderal (Ditjen) Pesantren di Kementerian Agama (Kemenag) RI. Ia mengibaratkan lembaga baru itu sebagai “cek kosong” yang harus diisi secara matang agar tidak melahirkan kebijakan prematur.

“Road map pesantren dan pendidikan Islam harus jelas. Jangan sampai jalannya sama, tetapi memakai nama berbeda,” ucapnya.

Menag menekankan pentingnya kajian ontologis yang melibatkan tiga arus besar pendidikan: pendidikan sekuler, pendidikan Islam, dan pendidikan pesantren. Dengan fondasi konseptual yang kuat, pemerintah berharap, arah kebijakan pesantren dapat mengintegrasikan keragaman pandangan yang tumbuh dalam dunia pendidikan

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

banjir

Teologi Lingkungan dalam Islam: Membaca Bencana Sumatera sebagai Peringatan dan Pelajaran

Gelombang bencana yang melanda Sumatera dalam beberapa waktu terakhir—banjir bandang di Padang, longsor di Sibolga, …

091882600 1679803445 830 556

Universitas Al-Azhar Mesir Kutuk Serangan Terhadap Mahasiswa Saat Ibadah di Kampus

JAKARTA – Sebuah video viral di media sosial yang memperlihatkan mahasiswa yang sedang melaksanakan shalat …