abu dujanah
abu dujanah

Abu Dujanah, Buah Kurma dan Air Mata Rasulullah

Dalam kitab I’anatu al Thalibin karya monumental Abu Bakar bin Muhammad Syatha al Dimyati, terselip kisah yang sangat mengharukan. Cerita tentang ketaatan salah seorang sahabat Nabi yang memegang teguh ajaran yang dibawa oleh Rasulullah. Imannya luar biasa, sifat sabarnya begitu sempurna. Sosok yang zuhud dan wara’.

Tersebutlah Abu Dujanah, seorang sahabat yang selalu istiqamah shalat berjamaah subuh bersama Rasulullah. Setiap kali adzan subuh berkumandang, ia bergegas menuju ke masjid untuk bermakmum kepada baginda Nabi. Tetapi anehnya, setelah selesai shalat subuh ia selalu terburu-buru meninggalkan Masjid, tidak ikut dzikir dan berdoa bersama Rasulullah.

Sampai suatu saat, Rasulullah mengetahui soal ini dan memanggil Abu Dujanah. Beliau bertanya kepada sahabatnya ini tentang perilakunya yang selalu keburu meninggalkan Masjid usai shalat Subuh. Seakan ia terlalu sombong sampai berdoa kepada Allah pun ditinggalkannya. Tidak seperti sahabat-sahabat yang lain, selalu menunggu Rasulullah bermunajat kepada Allah.

Mendengar pertanyaan Rasulullah, Abu Dujanah sempat kikuk dan serasa segan mengungkap apa sebenarnya yang telah ia alami. Namun akhirnya, kepada utusan Allah yang terakhir ini beliaupun menuturkan peristiwa yang menyebabkan ia terburu-buru sesaat setelah shalat Subuh untuk segera pulang ke rumahnya.

Dengan kata yang terbata-bata, sahabat Rasulullah ini menceritakan, bahwa ada satu pohon kurma milik tetangganya yang tumbuh menjulang tinggi, sementara dahannya ada yang menjuntai ke halaman rumahnya. Ia pun lalu bercerita keberadaannya sebagai orang yang sangat miskin, untuk makan sehari-hari saja harus pontang-panting. Keluarganya hidup dalam kemiskinan dan penderitaan. Melanjutkan ceritanya, ia menuturkan setiap kali tertiup angin di malam hari, kurma milik tetangganya ada  yang jatuh ke halaman rumahnya.

Hal itulah yang membuat ia selalu terburu-buru meninggalkan masjid untuk mengumpulkan buah kurma tersebut lalu diserahkan kepada pemiliknya. Karena khawatir anak-anaknya terbangun sebelum ia sampai ke rumah. Dan karena rasa lapar yang selalu mendera, anak-anaknya ia mengkhawatirkan mereka memakan kurma milik tetangga yang jatuh ke pekarangan rumahnya.

Pernah suatu hari, tuturnya kepada Rasulullah, sebelum ia sampai ke rumahnya dan memungut buah kurma yang berserakan untuk diserahkan kepada tetangganya, salah seorang dari anak-anaknya terlanjur memakan buah kurma tersebut. Tampak olehnya, anak tersebut sedang mengunyah kurma basah di mulutnya milik tetangga yang jatuh ke halaman rumahnya.

Kontan saja, Abu Dujanah mengeluarkan secara paksa kurma yang sedang nikmat-nikmatnya dimakan oleh anaknya. Ia masukkan jari-jarinya ke dalam mulut anaknya, kemudian mengeluarkan kurma tersebut dari dalam mulutnya. Akibatnya, anak itu menangis tersedu. Dari kelopak matanya mengalir butiran air mata. Semestinya perut yang sangat kelaparan itu akan terisi oleh kurma yang sedang dikunyah, namun kurma itu gagal tertelan karena ayahnya mengeluarkan paksa dari dalam mulutnya. Ia menangis, tangis pilu anak kecil yang sedang kelaparan.

Abu Dujana lalu memeluk anaknya dengan setulus hati dan penuh kasih. Ia menangis, hatinya terasa disayat sembilu. Sambil membelai rambut anaknya ia berkata; “Aduhai anakku, ayah hanya ingin supaya engkau tidak mempermalukan aku kelak di akhirat nanti. Hingga nyawamu lepas sekalipun, aku tidak akan rela meninggalkan harta haram dalam perutmu”.

Didekapnya anaknya erat sekali, diciumnya dengan hati sedih. Lebih baik lapar di dunia dari pada harus mengorbankan iman. Sisa kunyahan kurma beserta kurma yang yang jatuh ke halaman rumahnya ia serahkan kepada pemiliknya.

Mendengar kisah sahabatnya ini, Rasulullah seakan tak bisa berdiri tegak dengan kedua kakinya. Mata beliau berkaca-kaca. Dari mata mulianya mengalir deras air mata, hati beliaupun remuk karena haru. Lama sekali mata yang sembab itu berhenti mengalirkan bulir-bulir air kesedihan.

Selang jeda waktu yang tak terlalu lama, Rasulullah bertanya kepada Abu Dujanah siapakah pemilik pohon kurma tetangganya tersebut. Yang ternyata adalah seorang laki-laki munafik. Pada suatu hari Rasulullah mengundang tetangga Abu Dujanah tersebut dan meminta untuk menjual pohon kurmanya.

Sahabat Abu Bakar dengan suka rela membeli pohon kurma yang dimaksud dengan harga sepuluh kali lipat dari harga yang semestinya, karena pemiliknya enggan untuk menjualnya dengan harga biasa. Munafik yang sangat tamak akan harta itu lalu menerima uang dari Abu Bakar dengan perasaan yang senang bukan kepalang.

Karena kedermawanan Abu Bakar, lalu Rasulullah bersabda kepadanya;”Wahai Abu Bakar, Aku yang akan menanggung gantinya untukmu.” Sahabat senior ini senang mendengar ucapan baginda Nabi. Dalam hatinya berkata; apalah arti kekayaan di dunia ini bila dibanding kenikmatan akhirat.

Orang munafik yang telah menerima pembayaran pohon kurmanya, dengan riang kembali ke rumahnya. Lalu berkata pada istrinya, hari ini aku untung banyak, aku bisa membeli sepuluh pohon kurma baru. Apalagi, pohon kurma yang ia jual toh masih ada di pekarangan rumahnya. Ia masih bisa mengambilnya lebih dahulu. Buahnya tidak akan diberikan pada tetangganya. Yakni Abu Dujanah.

Pada saat malam hari, ketika si munafik tidur, dengan mukjizat Rasulullah pohon kurma tersebut berpindah ke pekarangan rumah Abu Dujanah. Tanpa menyisakan bekas galian pohon seakan kurma itu awalnya di halaman rumah orang yang kikir dan munafik tersebut.

Betapa gembira Abu Dujanah beserta istri dan anak-anaknya. Kini mereka tidak akan pernah kekurangan makanan lagi. Dipeluknya anak-anaknya, sambil bersyukur kepada Allah. Berkat keteguhan imannya Allah telah mengurai takdir derita dan susah menjadi bahagia. Bahwa bersama kesusahan pasti akan datang kebahagiaan. Itulah janji Allah kepada mereka yang teguh memegang iman.  

Wallahu A’lam

Bagikan Artikel ini:

About Faizatul Ummah

Alumni Pondok Pesantren Salafiyah Syafi'iyah Sukorejo dan Bendahara Umum divisi Politik, Hukum dan Advokasi di PC Fatayat NU KKR

Check Also

Toa masjid

Toa dan Sejarah Tadarus Al Qur’an di Bulan Ramadan

Ramadan kali ini pun tak luput dari perdebatan soal pengeras suara (TOA). Polemik bermula dari …

manfaat tidur

Hati-hati, Ternyata Ada Tidur yang Membatalkan Puasa

Pemahaman tekstual terhadap dalil agama bisa berakibat fatal. Pemaknaan apa adanya tersebut berkontribusi memberikan informasi …