AI

AI Makin Menjamur, Bukti Manusia Tidak Butuh Sekedar Ilmu, Tapi Akhlak Kasta Tertinggi dalam Islam

Ilmu memiliki peran yang sangat penting dalam kehidupan manusia. Ini adalah bekal yang memungkinkan kita untuk memahami dan menjelajahi dunia yang kompleks ini. Dengan ilmu, kita dapat mencari pekerjaan dan mencari nafkah, sehingga belajar dan meningkatkan pengetahuan adalah langkah yang diambil sejak usia dini hingga mencapai tingkat sarjana.

Namun, dalam agama, ilmu bukanlah hal yang paling utama. Kasta tertinggi dalam agama adalah akhlak yang baik. Mengapa demikian? Alasannya sederhana: ilmu akan bermanfaat jika dimiliki oleh seseorang yang memiliki akhlak yang baik. Sayangnya, terkadang ada individu yang memiliki pengetahuan yang luas dan tinggi, tetapi kurang dalam hal akhlak, bahkan dapat merugikan orang lain.

Ini terbukti dari sebuah kutipan Abu Zakariya An Anbari yang mengatakan, “Ilmu tanpa adab seperti api tanpa kayu bakar, dan adab tanpa ilmu seperti jasad tanpa ruh.” Kutipan ini mengingatkan kita bahwa ilmu dan akhlak harus selalu bersama-sama, saling melengkapi.

Dalam kehidupan sehari-hari, kita sering melihat bahwa orang-orang dengan ilmu yang tinggi tetapi akhlak yang rendah dapat menggunakan pengetahuan mereka dengan cara yang tidak etis. Contohnya adalah pembangunan lahan yang sering kali merugikan masyarakat. Orang-orang dengan ilmu yang tinggi, tetapi kurang dalam akhlak, dapat menggunakan pengetahuan mereka untuk membebaskan lahan secara paksa atau dengan tindakan yang tidak adil. Padahal, manusia seharusnya hidup dalam kasih sayang dan saling memiliki.

Masa kini membuktikan bahwa akhlak memiliki nilai yang lebih tinggi daripada ilmu. Teknologi kecerdasan buatan (AI) adalah salah satu contoh. Meskipun AI dapat memiliki kecerdasan buatan yang mengesankan, itu tetap hanya sebuah alat. Sebagai manusia, kita dapat belajar dari pengalaman, seperti AI yang menggunakan teknologi untuk mempelajari strategi dan taktik. AI bahkan dapat membantu dalam bidang kesehatan, seperti mendeteksi kanker dengan tingkat akurasi yang tinggi.

Google AI mempublikasikan hasil yang luar biasa dari proyek Lymph Node Assistant (LYNA), yang merupakan sebuah tool berbasis deep learning yang memiliki tingkat akurasi hingga 99% dalam mendeteksi metastasis pada kanker payudara. LYNA sudah dilatih untuk bisa menerka karakteristik metastatis penyebaran kanker dari suatu organ tubuh ke organ tubuh lain, seperti otak, tulang, paru-paru, atau juga hati.

Pada kenyataannya, mendeteksi kondisi metastasis sendiri dibilang cukup sulit bagi manusia biasa. Sebetulnya tool ini dirancang untuk membantu dokter menganalisa dan mencari penyebab kanker, bukan ditugaskan untuk bekerja sendiri. Jadi, untuk kedepannya, LYNA akan diuji coba untuk digunakan ahli patologi dalam mendeteksi kanker di sejumlah rumah sakit. Jika benar membantu, bukan tidak mungkin tool ini bisa menjadi tool bawaan yang dapat dimanfaatkan dokter dan ahli patologi dalam membantu pasiennya untuk sembuh dari kanker.

Namun jika terus di kembangkan, bisa jadi kemampuan AI akan melebihi manusia secara keseluruhan. Namun manusia tak akan mampu diungguli oleh AI dalam hal akhlak, karena pada dasarnya akhlak dipengaruhi oleh faktor emosi seseorang. Sehingga hubungan antar makhluk hidup dapat terbina dengan baik dan tidak akan terjadi kerusakan di bumi ini jika manusia mampu menjaga akhlak mereka dengan baik.

Artinya, AI adalah tetap sebuah teknologi yang tidak mempunyai emosi dan bebas nilai. Ia tidak memiliki akhlak. Ini hanya beroperasi berdasarkan data dan algoritma. Manusia, di sisi lain, memiliki emosi dan akhlak. Ini adalah hal yang membuat hubungan antar manusia dan lingkungan begitu penting. Manusia dengan akhlak yang baik akan peduli terhadap lingkungan dan menjaga keseimbangan alam.

Selain itu, ada hadis yang mengajarkan tentang pentingnya akhlak dalam Islam. Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak.” (HR. Ahmad)

Dengan demikian, meskipun teknologi terus berkembang, akhlak tetap menjadi inti dari kemanusiaan kita. AI mungkin dapat menggantikan beberapa tugas manusia, tetapi mereka tidak akan pernah memiliki akhlak yang manusiawi.

Oleh karena itu, kita harus menjaga dan meningkatkan akhlak kita, karena akhlak adalah yang akan membantu kita memahami dan menjalani dunia ini dengan lebih baik daripada ilmu tanpa etika. Akhlak adalah yang akan menjaga bumi ini tetap sehat dan berkelanjutan, sesuatu yang tidak dapat dicapai oleh kecerdasan buatan tanpa jiwa dan akhlak.

Bagikan Artikel ini:

About Rufi Tauritsia

Check Also

sedekah laut

Sedekah Laut dalam Tradisi dan Akidah

Tradisi sedekah laut merupakan praktik yang umum dilakukan oleh para nelayan sebagai bentuk ungkapan rasa …

stuart

Stuart Seldowitz, Islamofobia dan Usia Pernikahan Aisyah

Stuart Seldowitz, seorang mantan penasihat pada masa Pemerintahan Presiden Obama, menimbulkan kontroversi dengan melontarkan ujaran …