jemaah haji tertua batam

Begini Cerita Penyadap Karet Jadi Jemaah Haji Tertua Kloter 1 Batam

Jakarta – Rukun Islam ada 5, Syahadat, Salat, Membayar Zakat, berpuasa dan terakhir menjalankan ibadah puasa. Kelima rukun Islam wajib dijalankan oleh setiap muslim hanya saja untuk ibadah haji terdapat tambahan yaitu jika mampu, mampu tidak harus selalu identik dengan harta yang berlimpah namun mampu mempunyai banyak sekali pengertian diantaranya seperti tahun lalu seluruh dunia dilanda covid-19 sehingga tidak semua jamaah haji mampu berangkat ke tanah suci Makkah. Selain itu, pengertian mampu adalah seseorang yang dengan tulus bekerja dan menabung untuk menjadi tamu Allah sehingga akhirnya Allah menjadikanya tamu berangkat Haji.

Tak ada yang bisa menghalangi apapun ketika Allah SWT sudah memanggil hambanya untuk beribadah haji. Termasuk bagi perempuan yang bekerja sebagai penyadap karet, Tukiratin.
Perasaan bahagia tentu tak dapat dibendung perempuan bernama lengkap Tukiratin Rais Kasan Salim. Namanya tercatat sebagai salah satu jemaah haji yang berangkat ke Tanah Suci tahun ini.

Melansir laman Kementerian Agama, seperti yang dikutip dari laman detik.com pada Rabu (24/5/2023) Tukiratin yang tahun ini genap berusia 87 tahun merupakan jemaah tertua kloter 1 Embarkasi Batam. Ia berasal dari Kabupaten Karimun.

Sebelum diberangkatkan ke Madinah, Tukiratin menyampaikan bahwa bisa beribadah haji memang menjadi cita-citanya. Tahun ini, Allah SWT mengundangnya setelah deretan ikhtiar yang dilakukan Tukiratin.

“Alhamdulillah sehat, biasanya cuma tensi aja, ga ada sakit apa-apa,” kata Tukiratin.

Bekerja sebagai Penyadap Karet
Untuk membayar ongkos haji, Tukiratin mengumpulkan pundi-pundi dari hasil bekerja sebagai penyadap karet. Bertahun-tahun ia menyisihkan uang hingga akhirnya biaya haji bisa dipenuhi. Semua usaha dilakukan demi menjadi tamu Allah.

Setelah dirasa tabungannya cukup, Tukiratin mendaftar haji pada tahun 2017. “Daftar haji tahun 2017, dulunya saya kerja nyadap karet,” tutur Tukiratin yang telah merantau ke Kepulauan Riau pada tahun 1963.

Ia menceritakan perjalanannya ke Batam via laut dari Pulau Tanjung Balai Karimun. “Alhamdulillah perjalanan ke Batam lancar. Diantar sama anak-anak,” sahutnya.

Wanita yang tak henti mengucapkan syukur selama perbincangan berharap dapat menjalankan ibadah haji dengan lancar, selamat dalam perjalanan berangkat ke Tanah Suci dan kembali ke Tanah Air.

“Semoga perjalanan ke Tanah Suci nanti lancar, balik dan pergi, tidak ada halangan apapun, lancar sampai tujuan, dan sampai di sana bisa menjalani apa yang disyaratkan (rukun haji),” harapnya dengan mata berkaca-kaca.

Tukang Pijat Bayi yang Berangkat Haji
Serupa dengan perjuangan Tukiratin, ada juga yang menabung puluhan tahun demi berangkat haji. Ia adalah Solati, jemaah asal Desa Menganto, Mojowarno, Jombang, Jawa Timur yang saat ini berusia 94 tahun.

Solati sehari-hari bekerja sebagai tukang pijat bayi dan buruh tani. Melansir detikJatim, usai memantapkan niatnya untuk menunaikan ibadah haji, Solati rajin menyisihkan penghasilannya sedikit demi sedikit.

Solati mendapatkan upah Rp 20 ribu hingga Rp 100 ribu untuk satu pasien. Meskipun upah dari memijat bayi dan buruh tani tak menentu, Solati gigih menabung sedikit demi sedikit untuk melunasi ongkos haji yang totalnya hampir Rp 56 juta. Akhirnya semua terbayar setelah ia menabung 30 tahun.

Pada 2018 lalu, Solati mendaftarkan diri untuk naik haji. Sempat tertunda karena pandemi COVID-19, jemaah haji tertua asal Jombang ini akhirnya akan diterbangkan ke Tanah Suci pada 13 Juni 2023 mendatang.

 

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

berbakti kepada orang tua

Khutbah Jumat : Birrul Waliadain

Khutbah I   اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ …

Pelatihan Guru di Serang 1

Era Digitalisasi, Perlu Strategi Baru Bentengi Generasi Muda dari Intoleransi dan Radikalisme

Serang – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei harus bisa …