Jakarta – Aksi penyerangan Kantor Majelis Ulama Indonesia, Selasa (2/5/2023), masih meninggalkan tanda tanya besar terutama terkait motif aksi tersebut. Pelaku bernama Mustofa (60) yang ber-KTP Lampung, meninggal dunia, setelah aksinya menembaki gedung dan pegawai MUI.
Atas kondisi tersebut, pengurus MUI mengadakan pertemuan bersama sejumlah tokoh ormas Islam untuk memberikan keterangan terkait kronologi kejadian dan perkembangan penanganan kasus yang berlangsung di Kantor MUI Pusat, Kamis (4/5/2023).
“Iya sebenarnya memenuhi permintaan para tokoh-tokoh ormas yang terus bertanya kejadian dan perkembangan kasus yang menimpa MUI,” kata Ketua MUI bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis.
Dalam forum bersama ormas itu, MUI menyatakan sikap pascaaksi penembakan. Di satu sisi, kata Kiai Cholil, MUI menganggap hal tersebut sebagai musibah dari Allah SWT.
Di satu sisi, MUI membentuk tim khusus untuk menyelesaikan dua hal. Pertama, dalam penyelesaian mekanisme tempuh hukum dan kedua, sisi sosial untuk terus menjaga spirit dakwah bagi umat.
“Iya tetap kita di jalan kebenaran, semangat berdakwah, dan juga senantiasa memberikan ruang terbaik untuk bangsa dan negara,” kata dia.
Kiai Cholil menambahkan, sejumlah tokoh ormas yang hadir dalam pertemuan tersebut ikut cemas sendiri dengan aksi teror yang terjadi di Kantor MUI. Dari kejadian itu, mereka meminta eskalasi keamanan dan penjagaan dapat ditingkatkan ke depan. Para tokoh yang hadir memberikan sejumlah saran agar keamanan di MUI perlu melibatkan kemanan digital seperti detektor siber atau cyber scurity.
“Iya tetap MUI menjadi rumah bersama, mercusuar bagi ormas. Keamanan yang ketat tidak menghilangkan rasa nyaman dan akses yang mudah sebagai rumah bersama,” ujarnya.