Jakarta – Corak ke-Islaman Indonesia identik dengan pendekatan kultural yang damai dan tidak menebar kebencian. Hal itu diungkapkan Presiden Joko Widodo saat memberikan sambutan secara virtual pada pembukaan Musyawarah Nasional (Munas) Majelis Ulama Indonesia (MUI), Rabu (25/11/2020).
“Corak keislaman di Indonesia identik dengan pendekatan kultural yang persuasif dan damai, tidak menebar kebencian, jauh dari karakter ekstrem dan merasa benar sendiri,” ucap Jokowi .
Presiden Jokowi menyatakan dukungan penuh terhadap ikhtiar MUI yang selama ini berupaya mewujudkan Islam rahmatan lil alamin atau rahmat bagi seluruh alam dalam kehidupan bangsa yang majemuk.
Menurut Jokowi, hakikat berdakwah pada dasarnya adalah mengajak umat ke jalan kebaikan sesuai akhlak mulia Nabi Muhammad SAW. Hal itu menunjukkan semangat dakwah keislaman yang diusung adalah merangkul alih-alih memukul.
“Alhamdulillah ikhtiar MUI didukung semua elemen bangsa yang menyadari untuk hidup berdampingan dan kerja sama untuk kemajuan bangsa,” tuturnya.
Menurut presiden, selama ini pemerintah tidak dibiarkan sendiri namun dibantu oleh berbagai ormas Islam dan para ulama, habaib, dan cendikiawan muslim.
“Inilah modal berharga kita sebagai sebuah bangsa yang belum tentu dimiliki negara lain,” katanya.
MUI menggelar Musyawarah Nasional ke-10 dengan agenda pergantian ketua umum dan pengurus Dewan Pimpinan MUI hingga 27 November mendatang.
Pada hari kedua atau 26 November 2020 MUI akan menggelar tiga agenda penting. Di antaranya mendengarkan laporan pertanggungjawaban ketua umum Dewan Pimpinan MUI 2015-2020, sidang-sidang komisi hingga pemilihan ketua umum dan pengurus MUI masa bakti 2020-2025.
Hari ketiga Munas akan digelar upacara Penutupan. Agenda ini akan diisi oleh sambutan Ketua Umum terpilih serta amanat Wakil Presiden RI sekaligus menutup Munas ke-10 MUI.