tim pengabdian kepada masyarakat universitas negeri semarang unnes menggelar 221022151410 754

Cegah Radikalisme, Kanwil Kemenag Sultra Gandeng FPKT BNPT dan Densus 88

KENDARI — Paham intoleransi dan radikalisme dapat menjangkiti siapapun tanpa pandang bulu, terlebih sekarang terbukanya informasi sehingga jika tidak bisa memfilter secara baik akan menyebabkan virus intoleransi dan radikalisme mudah masuk, dalam hal ini moderasi beragama dipandang mampu menangkal paham-paham yang dapat merusak keutuhan bangsa.

Dilansir dari laman detik.com Kantor Wilayah (Kanwil) Kementerian Agama (Kemenag) Sulawesi Tenggara (Sultra) menggandeng Densus 88 Antiteror dan Forum Koordinasi Pencegahan Terorisme (FKPT) untuk mencegah intoleransi, radikalisme, dan terorisme di wilayah Bumi Anoa.

Kepala Kanwil Kemenag Sultra Muhammad Saleh saat dihubungi di Kendari, Rabu malam, mengatakan bahwa pihaknya telah menandatangani perjanjian kerja sama dengan Densus 88 dan FKPT Sultra untuk memberikan penguatan moderasi beragama di wilayah Sultra.

Penandatanganan nota kesepahaman (MoU) tersebut menjadi langkah strategis dan progresif dalam rangka memperkuat sinergi lintas sektor untuk menanamkan nilai-nilai cinta dan kedamaian khususnya di lingkungan pendidikan dan keagamaan.

“Moderasi bukanlah upaya memoderatkan ajaran agama, tetapi menegaskan sikap beragama yang adil, seimbang, dan menghargai kemanusiaan. Moderasi beragama adalah jalan tengah yang menjadi kunci kerukunan dan keberlangsungan bangsa,” kata Muhammad Saleh.

Penandatanganan MoU ini merupakan bentuk implementasi program Asta Protas yang digagas Menteri Agama Nasaruddin Umar, yakni menyangkut peningkatan kerukunan dan cinta kemanusiaan.

Hal ini juga sebagai upaya mengintegrasikan nilai-nilai moderasi dalam kurikulum madrasah dan pendidikan agama.

“Pendidikan keagamaan kita tidak hanya cerdas secara kognitif, tetapi juga berkarakter cinta tanah air, berjiwa toleran, dan mampu hidup harmonis di tengah perbedaan,” ujarnya.

Muhammad Saleh menyambut baik kerja sama ini, sebagai bagian dari ikhtiar kolektif dalam membangun benteng moral dan ideologis di tengah arus informasi saat ini.

“Besar harapan saya, melalui MoU ini akan lahir program-program konkret dan berkelanjutan,” katanya.

Selain integrasi nilai-nilai moderasi dalam kurikulum madrasah dan pendidikan agama, MoU tersebut diharapkan dapat memberikan pelatihan guru dan penyuluh agama tentang kampanye damai di media sosial, serta pembinaan generasi muda yang cinta damai dan cinta NKRI.

“Terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan ini. Semoga kemitraan ini menjadi kontribusi nyata kita dalam menjaga Indonesia yang damai, rukun, dan berperadaban,” kata Muhammad Saleh

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

084039400 1760199435 830 556

Pesan Habib Ja’far: Manfaatkan AI Sebagai Tools, Bukan Rujukan Utama Soal Persoalan Agama

JAKARTA — Perkembangan zaman tidak bisa dinapikan oleh masyarakat, termasuk perkembangan teknologi yang mempermudah keperluan, …

Bincang Jurnal

Perkuat Literasi dan Iman Untuk Bendung Penyebaran Radikalisme di Media Baru

Purwokerto — Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI bekerja sama dengan Fakultas Ilmu Sosial dan …