KH Cholil Nafis di Multaqo Duat Nasional ke 4
KH Cholil Nafis di Multaqo Duat Nasional ke-4

Dai Berperan Vital Kuatkan Ukhuwah Insaniyah Demi Pemilu 2024 Damai dan Lancar

Jakarta – Penguatan ukhuwah insaniyah harus dilakukan dalam rangka menciptakan kerukunan dan kedamaian jelang pesta demokrasi Pemilihan Umum (Pemilu) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) tahun depan. Ini penting karena hanya dengan kerukunan dan kedamaian, Pemilu dan Pilpres bisa berjalan lancar, aman, damai, dan sukses memilih para pemimpin negara dan wakil rakyat untuk masa lima tahun depan.

Untuk menguatkan ukhuwah insaniyah ini, peran pada dai menjadi sangat vital. Pasalnya adalah dai atau penceramah adalah figur yang bisa memberikan pencerahan kepada masyarakat. Hal ini dikatakan  Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Bidang Dakwah dan Ukhuwah, KH Cholil Nafis dalam Multaqo Du’at Nasional Ke-4 & Standardisasi Ke-28 dan Wisuda Akbar Angkatan 11 sampai 28 di Jakarta, Selasa lalu.

“Kita mengenal 3 ukhuwah yaitu Islamiyah, wathaniyah, dan basyariah. Ketiga ukhuwah ini apabila kita jaga dan rawat dengan baik maka akan melahirkan ukhuwah insaniyah,” kata Kiai Cholil.

Ukhuwah insaniyah, menurut Kiai Cholil, secara inheren terdapat dalam diri manusia. Apabila seseorang telah mampu mencapai ukhuwah ini, maka jalinan ukhuwah tidak akan lagi memandang fisik dan rupa. Lebih dari itu, ia hadir secara komprehensif meliputi moral dan etika.

Dalam konteks pemilu, peran seorang dai adalah memberikan panduan kepada masyarakat terkait ukhuwah islamiyah. Panduan tersebut menjadi upaya merawat adanya perbedaan pilihan dalam pemilu, sehingga tidak melahirkan konflik dan perpecahan.

“Dai berperan untuk mengarahkan umat. Tapi perlu dicatat, harus dengan cara-cara yang bijaksana. Walhasil pesta pemilu menjadi ajang yang mencerdaskan tidak justru memecah belah,” ungkapnya.

Kiai Cholil juga menegaskan agar umat tidak melulu meributkan hal yang bersifat khilafiyah seperti celana cingkrang, jenggot, qunut. Berdebat terkait hal ini secara berulang akan banyak menghabiskan energi dan mudah menyulut emosi bahkan menjadikan adanya perpecahan.

Oleh sebab itu, dia mengatakan, persatuan dan kesatuan menjadi penting kehadirannya sebagaimana hal prinsip ini termaktub dalam Pancasila. Dasar negara tersebut sejalan dengan nilai-nilai yang terkandung di dalam Al-Quran, serta juga memiliki prinsip yang ada dalam piagam Madinah.

“Dalam Piagam Madinah, salah satu prinsip yang termaktub adalah tentang persatuan. Jadi para pendiri bangsa sudah tepat menjadikan Pancasila dasar negara kita. Tinggal kedepannya kita rawat dan perkuat lagi persatuan ini dalam bingkai ukhuwah insaniyah,” pungkas Kiai Cholil.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Haji mabrur

Dewan Ulama Saudi Nyatakan Haji Tanpa Izin Dosa, Kemenag: Hanya Visa Haji yang Dibolehkan

Jakarta – Dewan Ulama Senior Arab Saudi menyatakan ibadah haji tanpa izin tidak diperbolehkan dan …

Relijius copy

Indonesia Menempati Negara Paling Relijius Sejagad

Jakarta – Indonesia adalah negera mayoritas beragama Islam. Sepertiga dari kurang lebih 270 juta penduduk …