ABU DHABI – Dunia muslim kembali berduka, rentetan kekejian yang mengatasnamakan agama kembali terjadi di Wina, seorang pemuda bernama Fujtim Fejzulai (22) menembakkan senapan otomatis ke masyarakat tidak bersalah hingga kemudian menyebabkan beberapa orang tewas dan terluka.
Kelompok teroris Islamic State of Iraq and Syiria (ISIS) dengan bangga mengatakan bahwa yang melakukan penembakan merupakan tentara khalifah. Menanggapi serangkaian aksi terorisme, World Muslim Communities Council (WMCC) atau Dewan Komunitas Muslim Dunia mengecam keras serangan teroris dan kriminal yang terjadi pada Senin (2/11), di beberapa lokasi di ibu kota Austria, Wina. Serangan tersebut mengakibatkan puluhan korban tewas, dan luka-luka.
Dewan menyampaikan belasungkawa dan simpati yang tulus kepada keluarga para korban dan rakyat Austria, serta memohon kepada Allah Yang Maha Kuasa agar segera pulih bagi yang terluka.
Dilansir dari laman WAM dan republika pada Rabu (4/11), Dewan menegaskan simpatinya kepada para korban yang tidak bersalah dan keluarganya. Mereka menekankan bahwa serangan-serangan ini melanggar nilai-nilai kemanusiaan, menyebabkan kebingungan di masyarakat dan menargetkan orang-orang yang tidak bersalah dari semua agama.
Disebutkan terorisme tidak memiliki agama dan tidak membedakan antara tempat ibadah atau ibadah. Serangan ini merupakan tindakan kriminal terhadap kepercayaan dan stabilitas seluruh umat manusia.
Dewan menyerukan untuk menyatukan semua upaya dan inisiatif untuk memerangi terorisme, memberantas akar intelektualnya, menuntut kelompoknya, memberikan prioritas pada kebijaksanaan dan alasan, mematuhi tanggung jawab sosial, menghadapi pidato kebencian dan hasutan untuk melakukan kekerasan, apapun sumbernya, dan menghormati konstitusi negara, serta sistem hukum yang mengatur urusan publik.
Dewan juga menekankan perlunya bekerja untuk mengkonsolidasikan nilai-nilai kemanusiaan bersama di antara semua komponen masyarakat, menyebarkan prinsip-prinsip moderasi, toleransi dan cinta, mengkonsolidasikan kepemilikan tanah air, dan menghormati hukum, dialog dan hidup berdampingan dengan agama dan budaya lain.