masjid Iran
masjid Iran

Diawasi Ketat, Iran Berencana Buka Kembali Masjid di 10 Hari Terakhir Ramadhan

Teheran – Pandemi virus Corona atau COVID-19 di Iran masih dalam tahap mengkhawatirkan. Namun pemerintah Iran berencana tetap akan membuka kembali masjid-masjid di seluruh negara pada Selasa (12/5).

Keputusan ini diambil dengan mengesampingkan fakta terjadi peningkatan tajam kasus warga terinfeki COVID-19. Dikutip di Middle East Eye, Kantor Berita Fars melaporkan, masjid dan pusat-pusat keagamaan di negara itu akan dibuka selama 10 hari terakhir bulan Ramadhan. Meski demikian pemerintah memastikan langkah-langkah menjaga jarak sosial akan tetap diamati.

Jamaah yang akan melaksanakan ibadah di masjid diminta untuk mengenakan sarung tangan dan masker sebelum memasuki masjid. Mereka diharapkan membawa Alquran dan sajadah mereka sendiri.

Kepala Organisasi Pengembangan Islam Iran, Hojatoeslam Mohammad Ghomi mengatakan, keputusan untuk membuka kembali masjid ini dibuat sebagai tanggapan atas permintaan dari masyarakat.

Awal bulan Mei, Kementerian Kesehatan Iran membagi negara itu menjadi wilayah putih, kuning, dan merah berdasarkan jumlah infeksi dan kematian COVID-19. Pekan lalu, sekitar 132 masjid masuk dalam kategori “putih”, yang dianggap berisiko rendah, diizinkan dibuka.

Pembukaan kembali masjid-masjid Iran dilakukan hanya beberapa jam sebelum sepuluh hari terakhir Ramadhan. Sepuluh hari ini sangat dihormati baik oleh Muslim Sunni dan Syiah. Mereka pergi ke masjid pada malam hari untuk mencari malam Lailatul Qodr.

Kebijakan ini juga diumumkan bersamaan dengan jumlah kasus virus COVID-19 di negara ini mengalami peningkatan, setelah terjadi tren penurunan dalam skala kecil.

Minggu (10/5/2020) lalu, pihak berwenang memberlakukan penutupan di wilayah Abadan. Terjadi peningkatan tajam kasus COVID-19 di wilayah kaya minyak di Iran barat daya ini.

Gubernur Provinsi Khuzestan yang berbatasan dengan Irak dan termasuk wilayah Abadan, Gholamreza Shariati mengatakan, banyak orang-orang belum mematuhi aturan jarak sosial.

“Karena itu, jumlah pasien COVID-19 di provinsi ini meningkat tiga kali lipat dan pasien rawat inap terjadi kenaikan sebesar 60 persen,” kata Shariati dikutip dari laman Republika.co.id.

Iran menjadi negara yang paling terpukul di Timur Tengah sejauh ini. Dilaporkan ada 109.286 kasus infeksi dan 6.685 kasus kematian di negara tersebut.

Saat ini, sekolah serta universitas tetap ditutup, dan pertemuan budaya dan olahraga masih dilarang. Tetapi minggu lalu, Presiden Hassan Rouhani mengatakan, beberapa sekolah di daerah berisiko rendah mungkin dibuka kembali pada 16 Mei.

Iran telah mencabut larangan perjalanan antarkota dan mal. Pusat-pusat perbelanjaan besar diizinkan melanjutkan kegiatan meskipun ada peringatan oleh beberapa pejabat kesehatan tentang gelombang infeksi baru.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

persatuan

Khutbah Jumat : Bulan Syawal Momentum Memperkokoh Ukhuwah dan Persatuan Bangsa

Khutbah I   اَلْحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى …

pertemuan maruf amin dengan gibran rakabuming raka dok setwapresbpmi 4 169

Resmi Ditetapkan Jadi Wapres, Gibran Langsung Sowan Minta Wejangan Ke Wapres KH Ma’ruf Amin

Jakarta – Gibran Rakabuming Raka resmi ditetapkan menjadi Wakil Presiden terpilih pada pemilu tahun 2024, …