Sydney Pemerintah China kabarnya tengah mengembangkan aplikasi untuk melacak dan memantau etnis minoritas Muslim Uighur di Provinsi Xinjiang Aplikasi itu dikembangkan CETC perusahaan teknologi militer milik Pemerintah China bekerjasama dengan dua universitas di Australia Universitas Teknologi Sydney UTS serta Curtin University di Perth Dikutip dari Program Four Corners ABC dua universitas itu kini tengah meninjau kembali prosedur penelitian setelah adanya dugaan teknologi penggunaan aplikasi itu melanggar HAM berat Pihak UTS menyatakan kini sedang melakukan peninjauan internal mengenai kemitraannya dengan CETC Kemitraan senilai 10 juta dolar ini melibatkan pengembangan aplikasi yang digunakan tentara China dalam melacak dan menahan warga Muslim Uighur di Xinjiang Baca Juga Setelah 22 Negara Mengecam Kini 37 Negara Dukung Perlakuan China Terhadap Muslim UighurPada 2017 UTS menandatangani kesepakatan yang menguntungkan dengan mendirikan pusat penelitian baru yang mencakup pengembangan kecerdasan buatan dan pengintaian Pada tahun yang sama Partai Komunis China memulai kampanye penangkapan penahanan paksa serta indoktrinasi penduduk Uighur dan kelompok etnis minoritas Muslim lainnya di Xinjiang Agama Islam secara efektif dilarang di provinsi ini dengan penduduk setempat secara rutin dicap sebagai ekstremis lalu dipenjarakan karena menjalankan ajaran agama mereka Human Rights Watch yang mengungkapkan keberadaan aplikasi dan keterlibatan CETC dalam pengembangannya menyambut baik langkah UTS melakukan tinjauan internal Saya rasa tidak ada universitas di Australia yang mau bekerja sama dengan perusahaan China yang pada dasarnya membangun alat alat penindasan di China kata Elaine Pearson direktur Human Rights Watch Australia Selasa 16 7 2019 Menurut Pearson aplikasi itu dirancang untuk mengumpulkan informasi dasar tentang orang Uighur dan Muslim lainnya Berdasarkan informasi dari aplikasi itu orang Uighur dikirim ke kamp pendidikan ulang Baca Juga 22 Anggota PBB Kecam Perlakuan Muslim Uighur China Itu Fitnah Namun UTS percaya bahwa tidak ada hubungan antara penelitian yang dilakukan di salah satu pusat penelitiannya dengan aplikasi CETC yang digunakan di Xinjiang Dalam bantahannya kepada Program Four Corners UTS menyatakan melakukan peninjauan internal pada April lalu setelah adanya keprihatinan mendalam terkait tuduhan pelanggaran HAM di Xinjiang UTS pada tahap ini tak berencana melakukan kerjasama baru dengan CETC dan akan meninjau perjanjian kontrak saat ini Diharapkan dalam beberapa pekan ke depan peninjauan itu akan selesai demikian pernyataan UTS
Check Also
Saat Ziarah, Bolehkah Duduk di Kuburan?
Meskipun arus puritanisasi mengklaim ziarah kubur adalah ritual bid’ah, tapi tidak banyak muslim nusantara yang …
Shalat Ghaib untuk Korban Bencana
Pada tanggal 4 Desember 2021 telah terjadi peningkatan aktifitas vulkanik di gunung semeru. Hal itu …