etika humor
etika humor

Etika dan Batasan Humor dalam Tuntunan Al-Qur’an

Humor merupakan hiburan yang sering ditemukan dalam keseharian. Sejak zaman klasik hingga era kontemporer, manusia tidak lepas dari hiburan Namun, hiburan ada pula yang kebablasan dan berlebihan. Baru-baru ini ada orang berselisih disebabkan oleh humor. Sehingga, humor memerlukan etika sebagaimana pesan Al-Qur’an. Maka dari persoalan ini penulis ingin menerangkan mengenai humor yang beretika sebagaimana diterangkan dalam al-Quran.

Eksistensi Al-Qur’an dalam kehidupan bermasyarakat mencetuskan solusi bagi setiap permasalahan. Dari masa ke masa Al-Qur’an selalu menjadi pilihan terdepan dalam menentukan segala perbuatan. Al-Qur’an menjadi barometer elite yang menghantarkan pembacanya pada kebaikan. Sudah tidak asing lagi jika ada orang yang diberikan hadiah karena menghapal dan mengamalkan apa yang disampaikan oleh Al-Qur’an. Ini membuktikan bahwa Al-Qur’an berisi pesan kebaikan untuk menjalani setiap aktivitas dalam keseharian dengan baik. Al-Qur’an telah menebarkan jalan yang tepat dalam menyelesaikan setiap permasalahan kehidupan. Al-Qur’an memiliki implikasi secara psikologis dan sosiologis bagi pembacanya. Secara psikologis, Al-Qur’an memberikan motivasi terkait pembersihan jiwa untuk kebaikan pembacanya.

Secara sosiologis, Al-Qur’an memberikan motivasi agar dapat berinteraksi pada sesama. Humor adalah hal istimewa yang tidak akan lepas dalam keseharian. Kepercayaan dan solidaritas antar sesama tumbuh karena humor. Namun dewasa ini, humor kebablasan membuat resah hingga melahirkan keburukan bagi sesame. Humor hendaknya memiliki etika agar dapat melahirkan hal positif. Dengan demikian, Al-Qur’an hadir memberikan pesan agar manusia dapat berpikir kritis dan bersikap proporsional dalam mengutarakan humor. Sehingga, humor dapat diterima dengan baik dan melahirkan kebaikan bagi sesama.

Pesan Al-Qur’an Terkait Etika Humor

Tidak Mengandung Ungkapan Buruk

Al-Qur’an memberikan pesan tentang larangan melontarkan ungkapan buruk di dalam surat Al-Isra ayat 53, yakni:

وَقُلْ لِعِبَادِي يَقُولُوا الَّتِي هِيَ أَحْسَنُ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ يَنْزَغُ بَيْنَهُمْ ۚ إِنَّ الشَّيْطَانَ كَانَ لِلْإِنْسَانِ عَدُوًّا مُبِينًا

Dan katakanlah kepada hamha-hamba-Ku: “Hendaklah mereka mengucapkan perkataan yang lebih baik (benar). Sesungguhnya syaitan itu menimbulkan perselisihan di antara mereka. Sesungguhnya syaitan itu adalah musuh yang nyata bagi manusia.

Ungkapan buruk merupakan ucapan yang tidak memiliki etika dan estetika. Ucapan buruk sering kali dilontarkan oleh orang yang memiliki perangai yang buruk. Sebagaimana yang terjadi saat ini, ucapan buruk atau kasar di dalam humor memicu adanya perselisihan. Maka, Islam mengajarkan kepada setiap umatnya agar melekatkan perangai baik dan menghindari ucapan buruk atau kasar.

 Tidak Mengandung Kebohongan

Al-Qur’an memberikan pesan tentang larangan melakukan kebohongan di dalam surat An-Nahl ayat 105, yakni:

إِنَّمَا يَفْتَرِي الْكَذِبَ الَّذِينَ لَا يُؤْمِنُونَ بِآيَاتِ اللَّهِ ۖ وَأُولَٰئِكَ هُمُ الْكَاذِبُونَ

Sesungguhnya yang mengada-adakan kebohongan, hanyalah orang-orang yang tidak beriman kepada ayat-ayat Allah, dan mereka itulah orang-orang pendusta.

Kebohongan merupakan upaya melakukan penipuan dengan pernyataan yang tidak benar. Kebohongan dilakukan oleh orang yang memiliki kehendak buruk hingga dapat merugikan orang lain. Baru-baru ini, kebohongan atau hoaks marak dilakukan atas dasar humor oleh oknum yang tidak beradab hingga melahirkan perselisihan. Maka, Islam menganjurkan setiap umatnya untuk melekatkan perangai baik dan menghindari sikap bohong yang merugikan diri sendiri dan orang sekitar.

Tidak Mengandung Penghinaan

Al-Qur’an memberikan pesan tentang larangan melontarkan ungkapan mengandung penghinaan di dalam surat At-Taubah ayat 65 sampai 66, yakni: Dan jika kamu tanyakan kepada mereka (tentang apa yang mereka lakukan itu), tentulah mereka akan menjawab, “Sesungguhnya kami hanyalah bersenda gurau dan bermain-main saja”. Katakanlah: “Apakah dengan Allah, ayat-ayat-Nya dan Rasul-Nya kamu selalu berolok-olok?”.

Penghinaan merupakan ucapan yang dilontarkan secara tidak sopan. Penghinaan sering kali terjadi karena rasa benci dan tidak suka terhadap apa yang dilihat. Dewasa ini, marak terjadi penghinaan lewat humor antara individu atau kelompok hingga melahirkan kesalahpahaman dan permusuhan. Maka, Islam mengajarkan kepada setiap umatnya agar senantiasa melekatkan perangai yang baik dan menghindari sikap menghina yang memicu permusuhan.

Tidak Mengandung Kesombongan

Al-Qur’an memberikan pesan tentang larangan bersikap sombong di dalam surat Al-Hujurat ayat 11, yakni:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لَا يَسْخَرْ قَوْمٌ مِنْ قَوْمٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُونُوا خَيْرًا مِنْهُمْ وَلَا نِسَاءٌ مِنْ نِسَاءٍ عَسَىٰ أَنْ يَكُنَّ خَيْرًا مِنْهُنَّ ۖ وَلَا تَلْمِزُوا أَنْفُسَكُمْ وَلَا تَنَابَزُوا بِالْأَلْقَابِ ۖ بِئْسَ الِاسْمُ الْفُسُوقُ بَعْدَ الْإِيمَانِ ۚ وَمَنْ لَمْ يَتُبْ فَأُولَٰئِكَ هُمُ الظَّالِمُونَ

Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik dari mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. Seburuk-buruk panggilan adalah (panggilan) yang buruk sesudah iman dan barangsiapa yang tidak bertobat, maka mereka itulah orang-orang yang zalim.

Kesombongan merupakan sikap merasa diri paling besar dan benar. Kesombongan melekat pada orang yang mengagungkan kehebatan dirinya. Baru baru ini, kesombongan melekat pada humor yang terlontarkan hingga melahirkan pandangan yang buruk dari orang yang ada di sekitarnya. Maka, Islam mengajarkan kepada setiap umatnya agar melekatkan kerendahan hati dan menghindari sikap sombong yang merupakan perangai setan.

Dari penjelasan di atas dapat disimpulkan bahwa humor atau candaan pun ada batasan dan etikanya. Dan humor pun dalam al-Qur’an terdapat larangannya apabila terdapat unsur ungkapan buruk, kesombongan, kebohongan, dan mengandung sebuah penghinaan. Semoga artikel ini dapat memberikan manfaat bagi kita semua.

Bagikan Artikel ini:

About Ainun Helty

Alumni Ilmu Al-Quran dan Tafsir UIN Syarif hidayatullah.

Check Also

sufi

Empat Pembelajaran Tasawuf dalam Puasa Ramadan

Muatan hikmah di bulan Ramadan dalam ibadah puasa adalah bertujuan untuk memberikan penyembuhan penyakit rakus …

berbuka puasa ala Rasul

Beberapa Mitos Membatalkan Puasa yang Beredar di Masyarakat

Puasa di Bulan Ramadhan adalah salah satu ibadah wajib yang harus dilaksanakan oleh umat Islam. …