Yogyakarta – Peringatan Haul Ke-15 Gus Dur di Yogyakarta yang digelar Jaringan Gusdurian di Laboratorium Agama Masjid Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga pada Jumat (15/11/2024) malam, menjadi momen merefleksikan kembali kebijaksanaan dan warisan pemikiran Gus Dur untuk bangsa.
Direktur Jaringan Gusdurian Alissa Wahid menegaskan bahwa warisan Gus Dur tidak hanya dirasakan di Indonesia, tetapi juga di dunia internasional.
“Kami bersyukur selama 15 tahun ini, kami tetap mampu menghadirkan beliau dalam keseharian bangsa Indonesia,” ujar Alissa dikutip dari laman NU Online.
Selain Alissa, hadir pada acara tersebut Rais Syuriyah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama (PWNU) Jawa Tengah KH Ubaidillah Shodaqoh, dan pendakwah muda Habib Husein Ja’far Al-Hadar.
Menurut Alissa, Gus Dur adalah pemimpin dengan akar jati diri yang kuat, yang memahami bahwa kepentingan umat harus diutamakan. Gus Dur dengan penuh kesadaran akan membela yang lemah dan menghadirkan imaji Tuhan dalam setiap perjuangannya melawan ketidakadilan.
“Gus Dur membuktikannya dengan menjadi warga dunia tanpa kehilangan akar kesantrian dan kekiaiannya,” ucap Alissa.
Koordinator Sekretariat Nasional Jaringan Gusdurian Jay Akhmad menyebut bahwa pada hakikatnya peringatan Haul Gus Dur mengartikan sosok Gus Dur yang selalu hadir di tengah masyarakat.
“Banyak yang mengatakan sejatinya Gus Dur pulang, bukan pergi,” ucapnya.
Peringatan Haul Gus Dur, lanjutnya, menjadi ruang belajar bersama atas teladan Gus Dur dalam kampanye tentang keberagaman dan kesetaraan. “Peringatan Haul Gus Dur ini menjadi ruang belajar bersama kita dan ini bagian dari rangkaian Jaringan Gusdurian untuk memperingati dan mengkampanyekan tentang beda dan setara,” paparnya.
Sementara itu, Rais Syuriyah PWNU Jawa Tengah KH Ubaidillah Shodaqoh menekankan pentingnya menyebarkan nilai-nilai Gus Dur, meski hanya sebagian kecil.
“Kita jadi Gus Dur 25 persen saja sudah untung. Bisa juga kita jadi Gus Dur 10 atau 5 persen atau bahkan 1 persen. Tapi Gus Dur 1 persen ini kalau jumlahnya menyebar ke seluruh pelosok Indonesia, maka insyaallah saat ini ada Gus Dur 100 persen. Lebih baik Gus Dur-nya dibagi-bagi dua persen, tapi ke seluruh seantero Nusantara,” tuturnya.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah