Tokoh lintas agama hadir upacara peringatan HUT ke RI di Masjid Istiqlal
Tokoh lintas agama hadir upacara peringatan HUT ke RI di Masjid Istiqlal

HUT ke-77 RI di Masjid Istiqlal, Sejarah Peringatan HUT RI di Rumah Ibadah dan Dihadiri Tokoh Lintas Agama

Jakarta – Peringatan Hari Ulang Tahun (HUT) ke-77 Proklamasi Republik Indonesia (RI) mencatatkan sejarah baru dalam kehidupan umat beragama di Indonesia. Itu ditandai dengan digelarnya peringatan HUT ke-77 RI di Masjid Istiqlal, Jakarta, Rabu (17/8/2022) yang dihadiri tokoh lintas agama.

Sejumlah tokoh agama perwakilan agama Islam, Katolik, Protestan, Buddha, Hindu dan Konghucu menghadiri perayaan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-77 di Masjid Istiqlal. Setelah upacara dilakukan doa secara bergilir oleh tokoh-tokoh agama-agama yang hadir di Masjid Istiqlal.

Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof KH Nasaruddin Umar, MA,  bertindak sebagai inspektur upacara.Dalam sambutannya, Nasaruddin mengatakan, dari lubuk hati paling tulus, mari semua memanjatkan syukur ke hadirart Allah SWT, Tuhan Yang Maha Kuasa. Karena atas perkenan-Nya maka semuanya dapat hadir di lapangan upacara Masjid Istiqlal ini guna menghadiri perayaan HUT Proklamasi Kemerdekaan RI ke-77.

“Upacara ini menjadi sangat khusus karena inilah sejarah pertama dalam lintasan sejarah bangsa Indonesia, upacara kemerdekaan RI dilaksanakan secara lintas agama di halaman salah satu rumah ibadah. Terasa sangat tepat pelaksanaan acara ini di depan Masjid Istiqlal atau Masjid Kemerdekaan,” kata Nasaruddin.

Ia mengatakan, semuanya patut bersyukur dan memuji Tuhan, karena Tuhan senantiasa mendengarkan doa dan menghargai jerih payah dan ikhtiar segenap anak bangsa Indonesia yang berhasil mengatasi Covid-19 yang kini sudah melemah. Sementara itu, inflasi masih terjaga masih di bawah 5 persen. Bandingkan negara-negara besar di Eropa dan Amerika yang inflasinya di atas 50 persen, dan Indonesia masih paling rendah di Asia Tenggara.

Selain itu, lanjutnya, ketahanan pangan Indonesia masih terkendali, bahkan sudah swasembada beras tiga tahun terakhir, dan stabilitas keamanan nasional masih terpelihara. Sampai sekarang masih bisa menjadi negara paling tinggi mensubsidi bahan bakar dan energi di atas Rp 500 triliun, dan pertumbuhan ekonomi quartal kedua tahun ini mencapai 5,44 persen, jauh melampaui negara-negara lainnya.

“Kita harus terus berdoa, bersyukur dan berikhtiar agar bangsa kita bisa keluar dari berbagai krisis global, sebagai dampak risiko geopolitik dunia yang semakin tidak menentu akhir-akhir ini,” ujar Nasaruddin.

Imam Besar Masjid Istiqlal mengingatkan, di samping angka-angka pencapaian tersebut tentu masih banyak keterbatasan dan kelemahan bangsa Indonesia yang masih perlu dibenahi bersama. Seperti angka pertumbuhan ekonomi tidak berbanding lurus dengan keadilan sosial yang menjadi cita-cita para leluhur pendiri bangsa.

“Monopoli dan oligopoli masih menjadi sebuah tantangan besar di masa depan, model pengembangan ekonomi spekulatif yang sering merugikan rakyat kecil masih sering terjadi secara luas,” jelas mantan wakil Menteri Agama di era Presiden SBY ini.

Ia mengatakan, bahkan angka kriminalitas di dalam masyarakat masih cukup tinggi, dan angka pengangguran juga masih cukup tinggi. Selain itu masih banyak lagi pekerjaan rumah (PR) yang harus diselesaikan bersama.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

keluarga sakinah

Tiga Kunci Mewujudkan Keluarga Sakinah

Berdasarkan data Kementerian Agama pada tahun 2022 angka perceraian secara nasional 516.334 kasus. Angka ini …

berbakti kepada orang tua

Khutbah Jumat : Birrul Waliadain

Khutbah I   اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ …