Screen Shot 2021 04 12 at 11.31.37 AM
Screen Shot 2021 04 12 at 11.31.37 AM

Ini Kata Habib Novel Soal Tradisi Nyadran, Padusan, dan Panen Amal Selama Ramadhan

Jakarta – Menjelang masuknya bulan Ramadhan masyarakat muslim Indonesia mempunyai tradisi nyekar (membersihkan kuburan dan tabur bunga), tradisi ini telah berlangsung puluhan tahun yang dimulai oleh para alim ulama nusantara. Namun secara agama adalah dalil nyekar yang menjadi landasan ritual?

Habib Nobel Alaydrus, Pemimpin Majelis Ar-Raudhah di Kota Solo menjelaskan bahwa terdapat hadist yang sangat populer yang menjadi rujukan dalam melakukan ritual nyekar. Pada masa Rasulullah pernah suatu ketika melewati dua kuburan, lalu rasulullah menancapkan dahan pelepah kurma.

Kepada para sahabat yang bertanya Rasulullah menjelaskan bahwa hal itu dimaksudkan dengan harapan agar jenazah yang tengah disiksa di dalam kubur mendapat keringanan selama batang pohon tersebnut masih.

“Para ulama menjelaskan, apa yang masih hidup akan berzikir kepada Allah. Karena di kita tak ada pelepah kurma lalu diganti dengan menaburkan bunga yang warna dan aromanya enak dicium. Itulah fenomena yang dilakukan orang -oramg tua kita di Indonesia,” kata Habib Novel Alaydrus saat ditemui tim Blak-blakan di kediamannya, seperti dilansir dari laman detik.com Minggu (11/4/2021).

Tradisi berziarah sebelum Ramadhan ini, ia melanjutkan, dilakukan sebagian besar ulama di Indonesia juga untuk membudayakan silaturahmi baik diantara masyarakat mau pun dengan mereka yang telah berpulang. Tradisi tersebut dikenal dengan sebutan “nyadran”.

Semakin mendekati awal Ramadhan juga dikenal tradisi padusan (menyucikan diri dengan mandi). Hal ini, kata Habib Novel, dilatarbelakangi keyakinan bahwa Ramadhan adalah bulan mulia sehingga fisik dan hati harus dibersihkan.

“Membersihkan hati itu idealnya dengan saling meminta maaf dan memaafkan. Sebab Ramadhan itu bukan bulan amal melainkan bulan panen pahala sehingga disarankan memperbanyak ibadah agar bisa menuai pahala yang berlimpah,” jelasnya.

Supaya bisa memperbanyak ibadah dan memanen pahala, imbuh Novel, hendaknya menahan diri untuk tidak berlebihan setidaknya saat berbuka puasa.
Pada bagian lain, Habib Novel juga berbicara soal makna Nuzulul Quran dan Lailatul Qadar, serta bagaimana kaum muslim sebaiknya bersikap dan bertindak dalam menjalani Ramadhan di masa pandemic. Selengkapnya, saksikan Blak-blakan Habib Novel Alaydrus, “Tradisi Nyekar hingga Lailatul Qadar” di detik.com, Senin (12/4/2021)

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

persatuan

Khutbah Jumat : Bulan Syawal Momentum Memperkokoh Ukhuwah dan Persatuan Bangsa

Khutbah I   اَلْحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى …

pertemuan maruf amin dengan gibran rakabuming raka dok setwapresbpmi 4 169

Resmi Ditetapkan Jadi Wapres, Gibran Langsung Sowan Minta Wejangan Ke Wapres KH Ma’ruf Amin

Jakarta – Gibran Rakabuming Raka resmi ditetapkan menjadi Wakil Presiden terpilih pada pemilu tahun 2024, …