London – Mantan bek Liverpool, Arsenal, dan Manchester City, Kolo Toure mengungkap rahasia tentang keseimbangannya dalam menjalankan ibadah puasa dan bermain sebagai pesepakbola professional selama bulan Ramadhan. Banyak pesepakbola Liga Premier yang muslim dan itu bisa menyulitkan kondisi fisik mereka selama Ramadhan.
Tapi puasa bukanlah penghalang bagi Toure karena dia berhasil memenangkan dua gelar juara Liga Inggris sekaligus menjalankan ibadah sebagai seorang Muslim yang taat.
Dibalik tingginya intensitas permainan dan padatnya jadwal kompetisi Liga Inggris selama bulan Ramadan, Toure justru menyembunyikan puasanya dari rekan satu timnya.
“Tidak minum air putih atau air hangat ke tubuh Anda adalah yang paling sulit sebagai pemain sepak bola,” ujar Toure kepada salah satu media pemberitaan di Inggris.
“Begitu Anda memulai Ramadan, hari pertama sangat berat, hari kedua sangat berat. Minggu pertama sangat berat. Dan kemudian tubuh Anda menjadi terbiasa, dan Anda bahkan tidak mulai memikirkan tentang air lagi.”
“Saya tidak pernah mempermasalahkan itu. Jadi saya harus menghormati orang-orang di sekitar karena saya bekerja di lingkungan yang beragam. Jadi harus berusaha sedisiplin mungkin. Ketika datang ke lapangan dan berlatih dengan rekan satu tim, harus memberikan 100% dan harus memastikan mereka tidak menyadari bahwa kita sedang berpuasa.”
“Itu kuncinya. Itulah yang saya coba lakukan setiap saat. Saya mencoba untuk lebih fokus pada latihan, dan saya mencoba untuk tidak menunjukkan kelemahan apapun,” tutur pemain asal Pantai Gading tersebut.
Dalam sebuah pernyataan, sang bek berterima kasih kepada Premier League, klub Crystal Palace, dan Vicente Guaita karena mengizinkannya berbuka puasa.
Di Twitter dia menulis: “Hanya ingin berterima kasih kepada Liga Premier serta Crystal Palace, Vicente Guaita semua anggota The Foxes karena mengizinkan saya berbuka puasa di tengah pertandingan. Itulah yang membuat sepakbola indah,” terang Toure yang kini menjadi pelatih di Leicester City.