istri ngidam

Istri Ngidam, Wajibkah Suami Memenuhi?

Saat seorang istri sedang mengandung, suami memiliki tanggung jawab penting untuk menjaga kesehatan dan kesejahteraan istri, baik secara fisik maupun mental. Kondisi kehamilan seringkali membuat perempuan merasa lemah, terutama menjelang kelahiran. Oleh karena itu, peran suami dalam memberikan dukungan dan perhatian kepada istri sangatlah penting.

Ada banyak cara yang dapat dilakukan oleh suami untuk mendukung istri yang sedang hamil. Ini termasuk menemani istri saat melakukan perawatan kesehatan, membantu dengan pekerjaan rumah, dan memberikan dukungan emosional. Hormon kehamilan dapat memengaruhi kondisi emosional istri yang seringkali berubah-ubah, dan suami dapat membantu dengan menjadi lebih pengertian dan sabar.

Namun, seringkali muncul pertanyaan apakah suami wajib memenuhi permintaan istri jika istri tengah merasakan “ngidam.” Ngidam adalah fenomena psikologis yang seringkali dialami oleh perempuan hamil, di mana mereka merasakan keinginan yang kuat akan makanan atau hal tertentu yang mungkin terlihat tidak rasional.

Menurut pandangan masyarakat, ngidam dipercayai sebagai keinginan yang berasal dari calon bayi di dalam kandungan, dan jika tidak dipenuhi, bisa berdampak buruk pada bayi tersebut. Masyarakat seringkali beranggapan bahwa suami wajib memenuhi ngidam istri sebagai tanggung jawab untuk memenuhi kebutuhan istri.

Namun, dalam perspektif Islam, pandangan ini sedikit berbeda. Memenuhi ngidam istri bukanlah kewajiban yang diwajibkan dalam agama Islam. Islam lebih menekankan pada anjuran atau kebaikan suami untuk memenuhi keinginan istri saat sedang ngidam.

Syekh Sulaiman al-Jamal mengutip pendapat imam ar-Ramli, yakni, “Sebaiknya suami menuruti kebiasaan istri, misalkan istri penyuka kopi. Begitu juga sebaliknya menuruti selera istri ketika mengalami sesuatu atau yang biasa di kenal dengan sebutan ngidam seperti halnya menginginkan yang asam-asam sebagaimana yang menjadi adat atau kebiasaan.”

Dalam Islam, tidak ada dalil yang secara eksplisit mewajibkan suami untuk memenuhi permintaan ngidam istri. Namun, jika keinginan istri dalam batas yang wajar, dapat terjangkau, dan tidak melanggar norma atau syariah, maka seyogyanya suami memberikan perhatian dan memenuhi keinginan tersebut sebagai tindakan kebaikan dan dukungan moral kepada istri.

Rasulullah SAW bersabda: “Sebaik-baik orang beriman adalah yang terbaik dalam akhlaknya. Dan sebaik-baik dari kalian, adalah orang-orang terpilih (secara akhlak) kepada para wanita (istri).” Hadits ini diriwayatkan al-Suyuthi dalam Al-Jami’ Al-Shaghir dari Abu Hurairah.

Penting untuk diingat bahwa perjuangan yang dihadapi seorang calon ibu tidak hanya terbatas pada masa kehamilan, tetapi juga pada saat menjelang kelahiran sang anak. Oleh karena itu, dukungan suami dalam bentuk apapun, termasuk memenuhi ngidam istri, adalah cara untuk membantu istri melewati masa-masa yang penuh tantangan ini. Dengan begitu, suami dapat memainkan peran yang lebih besar dalam mendukung istri selama kehamilan dan persalinan yang kritis bagi keduanya.

Bagikan Artikel ini:

About Rufi Tauritsia

Check Also

sedekah laut

Sedekah Laut dalam Tradisi dan Akidah

Tradisi sedekah laut merupakan praktik yang umum dilakukan oleh para nelayan sebagai bentuk ungkapan rasa …

stuart

Stuart Seldowitz, Islamofobia dan Usia Pernikahan Aisyah

Stuart Seldowitz, seorang mantan penasihat pada masa Pemerintahan Presiden Obama, menimbulkan kontroversi dengan melontarkan ujaran …