riya
riya

Jangan Pamerkan Ibadahmu, Pamerkan Saja Output Ibadahmu

Pamer atau riya’ adalah salah satu penyakit orang yang beribadah. Ia menjadi salah satu penyakit hati yang dapat merusak nilai dan kualitas ibadah yang dilakukan seseorang.

Kenapa daya rusak riya begitu dahsyat? Terang saja, riya sangat berbahaya karena merubah orientasi ibadah yang lillahi ta’ala atau semata untuk Allah menjadi untuk tujuan selainNya.

Karena itu, riya’ juga dikategorikan sebagai perbuatan syirik kecil. Ibadahnya di lisan seolah untuk Tuhan, tetapi dalam hati ingin dipuji, ingin dilihat, dan ingin terkenal karena ibadah yang dilakukan. Tentu, Allah tidak mudah ditipu oleh hati manusia.

Sungguh ini sangat penting bagi umat Islam untuk menghindari riya’. Penyakit itu sangat samar dan kadang merasuk dalam diri siapapun baik yang berilmu atau apalagi yang tidak berilmu. Jangan pernah mendekati riya’ karena segala amal ibadahmu tidak berguna dan sia-sia.

Jika memang ingin dipamerkan sejatinya bukan ibadahnya, tetapi output atau hasil dari ibadah. Bagaimana caranya?

Setiap ibadah mempunyai orientasi etis-moral atau dalam Islam disebut akhlak. Ibadah apapun dalam Islam sejatinya mempunyai tujuan, hikmah atau dampak dari sebuah ibadah.

Dampak dari shalat adalah akhlak yang mulia yang mendorong seseorang menjauhi hal kemunkaran. Apa yang harus dipamerkan? Pamerkan untuk tidak mendekati kemaksiatan dan kemungkaran. Pamerkan diri dalam bentuk menjauhi hal yang dilarang oleh Allah.

Begitu pula puasa, misalnya, mendidik etika untuk jujur, empati, dan menjauhi perkataan kotor. Bukan pamerkan bahwa kamu sedang berpuasa, tetapi pamerkan kepada manusia tentang akhlak orang berpuasa. Akhlak orang berpuasa tidak berkata bohong, tidak menyakiti dan berempati kepada yang lain.

Begitu pula ibadah yang lainnya. Semua ibadah mempunyai output nilai dan tindakan kebaikan. Jangan terjebak dengan memamerkan ibadahmu, tetapi pamerkan hasil dari tempaan ibadah tersebut.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Kepala suku Arfak Dominggus Mandacan serahkan sapi korban1

Indahnya Toleransi di Papua, Kepala Suku Arfak Serahkan 21 Ekor Sapi Untuk Korban di Manokwari

Manokwari – Perayaan Hari Raya Idul Adha menjadi momentum penting untuk merekatkan toleransi antarumat beragama. …

Idul Adha

Khutbah Idul Adha: “Idul Adha sebagai Momentum Penyembelihan Egoisme Keagamaan”

Khutbah Pertama: الحمد لله، الحمد لله الذي هدانا لهذا وما كنا لنهتدي لولا أن هدانا …