Jakarta – Jelang perhelatan Pemilihan Umum (Pemilu) 2023, situasi politik di Indonesia mulai memanas. ‘Perang’ jargon dan dukungan telah terjadi untuk mencari simpati kepada masyarakat pemilih. Namun di tengah kondisi itu, masyarakat tetap harus dingin menyikapi. Masyarakat harus terus membangun ukhuwah holistic agar tidak mudah terpecah oleh perbedaan pilihan politik.
“Ukhuwah holistik adalah ukhuwah antarwarga bangsa dengan tidak mengenal sekat-sekat primordial baik karena suku, ras maupun agama atau preferensi politik,” ujar Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI Pusat, KH Cholil Nafis di Jakarta, Selasa (14/6/2023).
Pernyataan itu diucapkan Kiai Cholil Nafis di acara Silaturahmi dan Halaqah Dakwah Dai dan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) di Jakarta. Acara itu mengambil tema “Urgensi Peran Dai dan DKM Masjid dalam Membangun Ukhuwah di Tahun Politik”.
Acara ini diikuti lebih dari 100 dai-daiyah dan Pengurus Masjid se-Jakarta Utara. Dalam kegiatan ini mengundang narasumber dari MUI Pusat, yaitu Ketua MUI Bidang Dakwah dan Ukhuwah MUI Pusat, KH Cholil Nafis, Ketua Komisi Dakwah MUI Pusat KH Ahmad Zubaidi, dan Pengurus Badan Penanggulangan Ekstremisme dan Terorisme MUI Pusat, Irjen Pol (Purn) Hamli.
Kiai Cholil menambahkan, dengan ukhuwah holistic persatuan dan kesatuan dapat terjaga ketika ada perhelatan politik sekalipun, karena masyarakat sudah memahami persaudaraan adalah di atas segala-galanya. Menurutnya, orang dapat memilih berdasar selera masing-masing, mungkin karena kesamaan suku, agama, ras atau hal-hal lain karena adanya pertemuan emosi. Namun yang terpenting adalah bagaimana satu sama lain tetap saling menghargai dan menghormati.
“Hasrat politik jangan sampai melupakan seseorang pada ranah-ranah publik yang menjadi simbol pemersatu. Artinya ,ada tempat tertentu yang tidak boleh digunakan untuk kampanye atau untuk mendukung salah satu calon atau pasangan calon, contohnya masjid dan tempat ibadah lainnya,” katanya.
Pengasuh Pondok Pesantren Cendikia Amanah Depok ini menjelaskan, ukhuwah holistik itu melengkapi persaudaraan yang dibangun oleh peradaban manusia. Manusia selain merekatkan ukhuwah diniyah (persaudaraan kerena sesama agamanya), ukhuwah wathaniyah (persaudaraan sesama warga negara), dan ukhuwah basyariyah (persaudaraan kemanusiaan), juga ukhuwah insaniyah (persaudaraan manusia membangun peradaban).
“Sebab seseorang yang menjadi insan karena mampu mengombinasikan secara holistik dan integratif antara keagamaan, kebangsaan, kemanusiaan, sehingga terbangun peradaban manusia yang diikat dengan persaudaraan. Bangsa yang besar dan mampu membangun kedamaian dan peradaban karena mampu membangun persaudaraan holistik (ukhuwah insaniyah),” jelas Kiai Cholil.
Islam Kaffah Media Pembelajaran Islam Secara Kaffah