JAKARTA – Afganistan menjadi salah satu negara yang hingga sekarang konflik antar warganya tidak kunjung selesai, berbagai solusi pernah ditempuh oleh pemerintah setempat. Konflik berkepanjangan yang telah menjatuhkan ratusan bahkan ribuan nyawa tidak berdosa melayang harus segera diselesaikan.
Mantan Wakil Presiden ke-10 Jusuf Kalla mengunjungi Afganistan dan berdialog dengan Menteri Agama dan Haji Republik Islam Afganistan untuk mencari formulasi penyelesaian konflik yang berkepanjangan di Afganistan.
Dalam kesempatan tersebut, JK berkomitmen untuk membantu menyelesaikan konflik di Afganistan melalui dialog. Selain itu JK juga akan mengajak ulama Indonesia untuk turut membantu dan membujuk Taliban agar mau duduk sama rendah dengan pemerintah Afganistan dalam upaya penyelesaian konflik.
“Mengundang pihak yang berkonfik untuk berdialog di Jakarta itu salah satu opsi, kita akan mengundang melalui Majelis Ulama Indonesia (MUI),” ujar JK dalam siaran pers saat berdialog dengan Menteri Agama dan Haji Republik Islam Afghanistan Mohammad Qasim Halim, seperti dikutip dari laman republika.co.id Rabu (23/12).
JK juga menyatakan akan segera berkoordinasi dengan MUI mengenai ajakan tersebut, termasuk melapor ke Wakil Presiden Ma’ruf Amin untuk berkoordinasi dengan rencana undangan tersebut.
“Saya juga akan segera melaporkan ke wakil Presiden Ma’ruf Amin untuk berkordinasi bagaimana pun program perdamaian ini adalah gagasan dari Pemerintah RI” jelas JK.
Hal itu disampaikan Ketua Dewan Masjid Indonesia tersebut untuk menjawab harapan Pemerintah Afghanistan kepada Jusuf Kalla (JK) beserta ulama-ulama di Indonesia bersedia untuk memfasilitasi dialog antara pihaknya dengan faksi Taliban. Menurut pihak Afghanistan, dialog diperlukan demi mengakhiri konflik kekerasan yang semakin meningkat di negara tersebut.
“Kita ingin Pak JK dan ulama Indonesia memfasilitasi dialog ulama Afghanistan dan ulama Taliban untuk mengakhiri konflik,” kata Menteri Agama dan Haji Republik Islam Afghanistan Mohammad Qasim Halimi
Qasim menyebutkan konflik tersebut terjadi akibat adanya perbedaan antara faksi faksi di Afganistan dalam hal mencari model pemerintahan Islam yang cocok bagi negara Islam berpenduduk 32 juta jiwa tersebut. Untuk itu, Qasim menyatakan pihaknya ingin segera mengakhiri tindak kekerasan dan saling bunuh antar warganya dikarenakan adanya perbedaan pendapat.
Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Afghanistan Arief Rachman mengatakan kedatangan Wakil Presiden ke-10 dan ke-12 Indonesia Jusuf Kalla ke Kabul sangat dinantikan pihak otoritas Afghanistan untuk dapat memberikan solusi bagi perdamaian di negara Islam yang telah lama berkonflik tersebut.
Menurut Arief, pemerintah Afghanistan juga menyambut baik kehadiran JK dalam kunjungannya tersebut. Pihak Afghanistan percaya bahwa Indonesia bisa menjadi juru damai bagi konflik yang terjadi di negara tersebut.