Cirebon – Kecerdasan intelektual harus diimbangi dengan kecerdasan spiritual. Pasalnya, ilmu bisa selamat dan lurus dengan beribadah.
“Jangan lupa, kemampuan harus diimbangi dengan ismi rabbik,” kata Rais Aam Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Miftachul Akhyar saat menyampaikan amanah pada Haul Almarhumin Sesepuh dan Warga Pondok Buntet Pesantren pada Sabtu (6/8/2022).
Mengutip ayat pertama yang diturunkan dalam Al-Qur’an yaitu surat Al-‘Alaq, Kiai Miftach menjelaskan bahwa kemampuan literasi dan keluasan pengetahuan dengan adanya perintah membaca itu perlu diimbangi dengan kecerdasan spiritual. Karenanya, ayat tersebut tidak hanya memerintahkan untuk membaca, melainkan dilanjutkan dengan bismi rabbik, dengan menyebut nama Tuhanmu.
“”Ibadah ini yang akan meluruskan. Spiritual yang meluruskan,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Miftachus Sunnah, Surabaya, Jawa Timur itu dikutip dari laman Nu Online.
Ia menegaskan bahwa haul merupakan media keberkahan. Sebab, momentum ini akan dapat menarik kesadaran baru kepada generasi penerus tongkat estafet kepemimpinan di masa yang akan datang.
“Di sini kita akan timbul sebuah kesadaran, apalagi perilaku amaliah beliau dihauli sedemikian agung,” ujarnya.
Kiai Miftach menambahkan bahwa haul merupakan momentum untuk menarik kembali keberkahan yang telah dicabut Allah SWT melalui wafatnya para ulama. Sebab, kisah perjuangan para ulama