Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas
Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas

Kemuliaan Akhal Kunci Jaga dan Rawat Kebhinnekaan, Seperti yang Dilakukan Rasulullah di Madina

Jakarta – Kemuliaan akhlak menjadi kunci Rasulullah SAW menjaga dan merawat kebhinekaan masyarakat yang plural. Dengan kemuliaan akhlak itulah Rasulullah mampu membangun Negara Madinah yang terdiri dari berbagai suku dan etnis menjadi Madinah yang damai dan tenteram. Itu harus terus dijadikan teladan bagi umat Islam dalam membangun persatuan dan perdamaian Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

“Kunci sukses beliau (Nabi Muhammad SAW) dalam menata dan menjaga kebhinekaan adalah kemuliaan akhlak, teladan yang baik. Beliau senantiasa bersikap ramah, santun, peduli dan berkata lemah lembut terhadap siapa pun tanpa melihat perbedaan agama maupun sukunya,” ucap Menteri Agama (Menag) Yaqut Cholil Qoumas pada malam peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1445 H/2023 M, beberapa waktu lalu.

Menurut Menag, akhlak mulia dan teladan yang baik ini membuat Rasulullah berhasil memimpin masyarakat Madinah. Semula kota ini dikenal dengan kota yang marak dengan konflik internal, lantas berubah menjadi tempat yang damai.

Rasulullah SAW juga disebut mendorong perubahan fanatisme kesukuan dengan konsep ukhuwah islamiyah, yaitu persaudaraan berdasarkan agama (Islam) dan ukhuwah basariyah atau persaudaraan sesama manusia.

Gus Yaqut menyebut langkah awal Nabi Muhammad membangun persaudaraan antara kaum Quraisy Makkah dengan kaum Anshar Madinah, serta mempersatukan suku Al-Khazraj dan Aus di Madinah.

Nabi Muhammad juga mampu menciptakan kebhinekaan dari semua kalangan. Beliau disebut menciptakan stabilitas dengan mengadakan perjanjian dengan kaum Yahudi, Bani Nadhir, Bani Quraizhah, serta Bani Qaynuqa dan bangsa Arab yang belum menganut agama Islam. Kemudian hal ini dituangkan dalam sebuah Piagam Madinah.

“Piagam Madinah menjadi pedoman masyarakat Madinah yang menjunjung tinggi nilai-nilai kesetaraan, demokrasi, dan nilai toleransi,” kata Gus Men.

Menag kemudian menilai, bangsa Indonesia saat ini juga memiliki kesamaan dengan Kota Madinah di masa Rasulullah SAW, yaitu sama-sama dihuni oleh masyarakat yang plural dengan keberagaman agama, suku, dan golongan.

Karena itu, sudah sepatut masyarakat Indonesia meneladani Rasulullah SAW dalam membangun kebangsaan dan kebhinekaan dalam sebuah negara.

“Beberapa hal yang sudah diajarkan Rasulullah dalam membangun kebhinekaan yang baik sehingga patut dijadikan teladan,” pungkas Gus Men.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

berbakti kepada orang tua

Khutbah Jumat : Birrul Waliadain

Khutbah I   اَلْحَمْدُ للهِ رَبِّ الْعَالَمِيْنَ. اَللّٰهُمَّ لَكَ الْحَمْدُ كَمَا يَنْبَغِيْ لِجَلَالِ وَجْهِكَ وَعَظِيْمِ …

Haedar Nashir

Ormas Keagamaan Harus Naik Kelas, Tidak Boleh Jadi Benalu Tapi Harus Mandiri

Yogyakarta – Organisasi sosial kemasyarakatan berbasis agama harus memiliki kesadaran untuk berubah naik kelas, tidak boleh …