moderasi anak

Kenapa Takut Mendidik Moderasi pada Anak?

Pendidikan anak adalah salah satu aspek terpenting dalam membentuk masa depan yang baik. Namun, terkadang ada ketakutan yang tidak beralasan dalam mendidik anak dengan pendekatan moderasi. Beberapa orang mungkin khawatir bahwa mendidik anak dengan moderasi akan melemahkan iman mereka, atau ada pula anggapan sebagai bentuk liberalisasi.

Tentu saja, buah pemikiran itu berdasarkan pada asumsi buruk (suudzon) yang tidak berlandaskan keilmuan yang memadai. Akhirnya, ia selalu menyimpulkan apa yang baik dalam beragama dianggap suatu yang buruk atau dianggap hal baru atau asing dalam agama.

Perlu dicatat bahwa mendidik anak dengan pendekatan moderasi dalam Islam adalah sebuah pendidikan nilai dan karakter yang kuat dan mendalam yang sejalan dengan ajaran Islam. Moderasi adalah hal yang tidak bertentangan dengan ajaran Islam justru bagian dari karakter Islam. Yang bertentangan dengan sikap islami adalah fanatisme, ekstremisme dan anarkisme.

Ketakutan yang Tidak Beralasan

Salah satu ketakutan yang sering muncul adalah bahwa mendidik anak dengan moderasi akan melemahkan iman mereka. Pemahaman ini muncul karena persepsi bahwa moderasi mengizinkan pandangan yang membenarkan dan meyakini keimanan agama lain. Akhirnya dikatakan moderasi akan melemahkan iman anak yang tidak diberikan penegasan kebenaran Islam.

Tentu, asumsi ini sangat salah besar. Pemahaman moderasi dalam Islam bukan berarti meyakini kebenaran agama orang lain, tetapi lebih pada menghargai keberadaan dan hak umat lain dalam melaksanakan ibadahnya. Persoalan keyakinan adalah sangat internal umat. Yang dilarang dalam prinsip moderasi adalah menghina, mencela dan mencaci maki keimanan orang lain sesuai dengan ajaran Al-Quran Al-An’am : 108. Itulah moderasi.

Yang takut dengan moderasi berarti ingin mengajarkan kekokohan iman anak dengan cara menghina dan menyalahkan keimanan orang lain? Apakah iman anak akan kokoh dengan cara memberikan bukti kesalahan keimanan orang lain? Apakah anak akan dididik dengan iman kuat tetapi serasa hidup tempurung kecil karena tidak bisa bergaul dengan yang berbeda?

Prinsip moderasi beragama yang itu bagian dari karakter ajaran Islam adalah sikap toleransi, keadilan, dan keseimbangan. Inilah yang diajarkan kepada anak. Apa yang harus ditakuti?

Ketakutan lain adalah bahwa pendidikan moderasi dianggap sebagai bentuk liberalisasi, yang dianggap dapat menghancurkan nilai-nilai agama dan moral. Asumsi ini memang sudah terlalu kelewat batas ketidakilmiahannya, kecuali hanya sebagai propaganda. Tidak ada hubungan antara liberalisasi dengan moderasi. Moderasi Islam adalah pemahaman yang mencakup nilai-nilai moral dan etika yang kuat, seperti kejujuran, tolong-menolong, dan sikap adil yang sesuai dengan nilai Islami. Oleh karena itu, mendidik anak dengan pendekatan moderasi tidak akan merusak nilai-nilai agama, tetapi justru memperkuatnya.

Moderasi dalam Dalil

Mendasarkan pemahaman pada agama adalah penting dalam mendidik anak dengan moderasi. Ada ayat dalam Al-Quran yang menekankan pentingnya sikap moderasi. Salah satunya adalah dalam Surah Al-Baqarah (2:143) yang menyatakan, “Dan demikianlah Kami telah menjadikan kamu umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia, dan agar Rasul (Muhammad) menjadi saksi atas (perbuatan) kamu.”

Pesan ini menggarisbawahi pentingnya menjadi umat yang adil dan berlaku dengan moderasi. Ini tidak berarti kita harus membenarkan keimanan orang lain, tetapi sebagai umat Islam, kita diharapkan untuk bersikap adil dan moderat dalam hubungan kita dengan yang lain.

Moderasi dalam Islam bukanlah konsep yang asing atau bertentangan dengan agama. Sebaliknya, ini adalah prinsip yang kuat yang mendasari ajaran Islam. Konsep moderasi dalam Islam mencakup nilai-nilai seperti rahmat, kasih sayang, toleransi, dan keadilan. Ini adalah nilai-nilai yang mengikat umat Islam dengan etika luhur dalam beragama dan berinteraksi dengan sesama manusia.

Oleh karena itu, moderasi adalah bagian integral dari karakter agama Islam yang seharusnya dipaham, bukan ditakuti karena akan melemahkan iman. Ingat, iman yang kuat bukan karena menampilkan perilaku yang kasar dan beringas, tetapi tercermin melalui akhlak yang indah, santun dan damai. Iman yang kuat mencerminkan perilaku rahmatan lil alamin.

Penting untuk memahami perbedaan antara moderasi (washat) dan ghuluw (ekstremisme) dalam Islam. Rasulullah SAW sendiri telah memberikan pedoman tentang pentingnya menjaga moderasi. Dalam sebuah hadis Nabi mengingatkan umatnya untuk menjauhi sikap ekstrem karena itulah penyebab dari musnah dan binasanya umat terdahulu.

Moderasi pada Anak Melindungi Masa Depannya

Pendidikan anak dengan pendekatan moderasi sangat penting dalam konteks masyarakat yang semakin terglobalisasi. Anak-anak harus memiliki pandangan yang terbuka, toleransi terhadap perbedaan, dan kemampuan berpikir kritis. Ini akan membantu mereka menjadi warga negara yang baik, tidak hanya dalam masyarakat Muslim, tetapi juga dalam pergaulan lintas batas negara.

Ketika kita mendidik anak-anak dengan moderasi, kita mengajari mereka untuk memahami nilai-nilai agama mereka dengan lebih dalam. Ini bukanlah tentang meragukan keyakinan mereka, tetapi tentang memberi mereka landasan moral yang kuat, berpikir kritis, dan mampu berinteraksi dengan dunia yang beragam.

Moderasi akan melindungi anak ketika dewasa terpapar sikap ekstrem dalam beragama yang kerap dipropagandakan orang yang sering menjadikan Islam sebagai alat politik. Banyak bukti dalam sejarah yang mencatatkan generasi muda yang didoktrin sikap ekstrem sehingga memiliki perilaku yang menyimpang dari ajaran Islam. Abdurrahman bin Muljam adalah pemuda yang taat beragama dan fasih dalam membaca al-Quran memilih sikap ekstrem dengan membunuh Khalifah Ali bin Abi Thalib. Ia hanyalah korban dari sikap ghuluw yang memperalat agama untuk tujuan politik.

Fakta telah menyebutkan berapa banyak pemuda Islam yang tercuci otaknya untuk memilih jalan kekerasan di negeri ini. Mereka terimingi bidadari-bidadari didikan mentornya yang merusak akal sehatnya. Praktek ekstrem membabi buta bahkan masjid pun jadi sasaran bom bunuh diri adalah bagian dari doktrin ekstrem terhadap generasi Islam saat ini. Itukah yang akan disebut pemuda Islam dengan iman yang kuat dan anti moderasi?

Mendidik anak dengan moderasi dalam Islam bukanlah sesuatu yang perlu ditakuti. Ini adalah nilai yang kuat dalam agama kita, yang mendorong toleransi, keadilan, dan keseimbangan. Selain itu, moderasi sangat penting untuk membantu anak-anak memahami dunia yang semakin kompleks dan global. Ketika kita mendidik anak-anak dengan moderasi, kita memberi mereka landasan moral yang kuat dan kemampuan berpikir kritis, yang akan membantu mereka menjadi warga negara yang baik dan beriman.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Eks Napiter di Batanghari lepas baiat dan ikrar setia NKRI

Lepas Baiat dan Ikrar Setia NKRI, Eks Napiter: Semoga Kami Istiqamah Jalankan Ajaran Islam yang Benar

Batanghari – Program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Densus …

Haedar Nashir

Ormas Keagamaan Harus Naik Kelas, Tidak Boleh Jadi Benalu Tapi Harus Mandiri

Yogyakarta – Organisasi sosial kemasyarakatan berbasis agama harus memiliki kesadaran untuk berubah naik kelas, tidak boleh …