gus yahya anggi muliawatidetikcom
gus yahya anggi muliawatidetikcom

Ketum PBNU KH Yahya Cholil Staquf: Minta Jangan Pakai Politik Identitas Pada Momentum Pesta Demokrasi, termasuk NU

Jakarta – Pesta politik lima tahunan masih belumlah terlalu dekat, namun beberapa tokoh partai politik yang ingin maju baik sebagai calon presiden (Capres) maupun wakil presiden (Wapres) telah mulai melakukan kampanye baik secara terorganisir maupun dalam forum-forum yang tidak resmi. Koalisi partai untuk menuju kemenangan pada pemilu juga telah dirajut sehingga aroma kontestasi mulai terasa beberapa bulan belakangan.

Para tokoh Partai telah mulai silaturahim ke beberapa ormas besar untuk mendulang dukungan, terutama ke warga Nahdlatul Ulama (NU) yang selama ini menjadi rebutan dari partai-partai untuk digalang suaranya.

Ketua Umum PBNU Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya meminta tidak ada politik identitas dalam kompetisi politik mendatang. Gus Yahya juga mengingatkan jangan memakai identitas NU di pesta politik lima tahunan mendatang,
“Kita sebetulnya sangat berharap bahwa dalam kompetisi nanti jangan sampai ada cara-cara yang memperalat identitas sebagai senjata,” kata Gus Yahya dalam acara Forum Pemred di Hotel Raffles Jakarta Selatan, seperti dikutip dari laman detik.com Jumat (5/8/2022).

Pembicara utama dalam acara tersebut yakni Ketum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono, Ketum Partai Golkar Airlangga Hartarto, Ketum PKB Muhaimin Iskandar, Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil hingga Menparekraf Sandiaga Uno. Mereka yang hadir ini disebut-sebut sebagai kandidat potensial maju Pilpres 2024.

Gus Yahya mengingatkan para kontestan Pemilu 2024 nanti tidak memakai identitas NU.

“Jadi sebuntu apapun para kontestan ini di dalam menonjolkan atau di dalam menghadapi kompetisi yang ada kita mohon betul supaya jangan menggunakan identitas sebagai senjata. Apakah itu identitas etnik, identitas agama, termasuk identitas NU,” kata Gus Yahya.

Gus Yahya mengaku harus menyampaikan hal ini karena, menurutnya, NU kurang beruntung ketimbang Muhammadiyah dalam hal kompetisi politik. Dia menyebut NU selalu dikejar-kejar untuk dipakai identitasnya.

“Ini harus, saya kira harus saya sebut, NU ini agak kurang beruntung dibanding Muhammadiyah karena Muhammadiyah ini bisa bebas mengambil jarak dari kompetisi semacam ini. NU ini mau lari pun dikejar-kejar. Jadi kita perlu punya perhatian yang lebih terkait dengan hal ini,” kata Gus Yahya.

 

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

sidang gugatan Pilpres di MK

Tanggapi Putusan MK, PBNU: Kedepankan Empat Nilai Dasar Ahlussunnah wal Jama’ah

Jakarta – Mahkamah Konstitusi (MK) menolak gugatan sengketa Pilpres pasangan nomor urut 01 Anies Baswedan-Cak …

Ketua FKPT Jabar Iip Hidajat

Kearifan Lokal Dorong Moderasi Beragama Dengan Kedepankan Toleransi

Jakarta – Meskipun lebaran Idulfitri telah usai, semangat persaudaraan dan kerukunan yang didapat setelah merayakannya …