orang tua
bakti orang tua

Keyakinan Tidak Bisa Meruntuhkan Perintah Kebaikan Sosial

Tidak ada halangan untuk berbuat kebaikan karena persoalan perbedaan keyakinan. Perbedaan keyakinan bukan menjadi halangan seseorang untuk berbuat baik. Begitu pula, perintah berbuat baik kepada seseorang tidak runtuh hanya karena orang tersebut berbeda agama.

Inilah sebenarnya makna tersirat dari : “Kami wajibkan kepada manusia untuk berbuat baik kepada kedua orang tua, jika keduanya memaksamu supaya kamu berbuat syirik kepada-Ku terhadap apa yang kamu tidak memiliki pengetahuan padanya maka jangan kamu mentaati keduanya.” [Surat Al-Ankabût: 8].

Pada mulanya, perintah berbuat baik kepada orang tua adalah sebuah kewajiban dalam Islam. Lalu, bagaimana jika orang tua kita tidak seiman atau bahkan justru mengajak kita dalam keburukan?

Islam memberikan panduan bahwa perintah kebaikan tetaplah sebuah perintah yang tidak bisa digugurkan. Sementara, mematuhi kepada orang tua dalam hal keburukan adalah hal lain. Namun, berbuat baik tetap harus dilakukan sebagai bentuk bakti kepada orang tua.

Dalam ayat lain misalnya dalam Surat Luqman sangat jelas digambarkan perilaku ini. ‘Dan jika keduanya memaksamu untuk mempersekutukan Aku dengan sesuatu yang tidak ada pengetahuanmu tentang itu, maka janganlah kamu mengikuti keduanya, dan pergaulilah keduanya di dunia dengan baik.’ (QS. Luqman: 15).

Karena itulah, dalam sebuah hadist, ketika Asma binti Abu Bakar kebingungan karena didatangi oleh ibunya yang dulu masih musyrik. Ia bertanya kepada Nabi memohon nasehat.  ‘Wahai Rasulullah, ibuku datang kepadaku dan ia berharap (untuk mendapat bantuan) dariku, apakah aku harus menyambung hubungan dengan ibuku?’ Rasulullah SAW menjawab, ‘Ya, sambunglah hubungan dengan ibumu.'” (HR. Bukhari, no. 2620; Muslim, no. 1003).

Ini menjadi pelajaran penting bagi kita semua. Terkadang bukan ada seorang anak yang sudah merasa sangat agamis dan mendapatkan ilmu Islam yang dadakan menjadi sangat apatis terhadap orang tuanya yang dianggap kurang Islami. Bahkan dalam beberapa kasus, ada pula anak yang sampai mengkafirkan-kafirkan dan menyesatkan orang tuanya yang tidak sepaham dengan pemikiran agamanya.

Jangankan hanya berbeda pandangan dalam keislamannya, bahkan kepada orang tua yang musyrik sekalipun, perintah bergaul dengan kebaikan masih menjadi perintah yang tidak gugur karena keimanannya. Persoalan keyakinan hal yang tidak menggugurkan kewajiban seorang anak untuk memperlakukan baik kepada orang tuanya.

Bagikan Artikel ini:

About Farhah Salihah

Check Also

rasulullah

Rasanya Adem dan Sejuk, Jika Hidup Berdampingan dengan Rasulullah

Rasullah tegas. Namun, bukan berarti Rasulullah selalu menampakkan wajah sangar dan menyeramkan. Selalu berapi-api dalam …

Allah mengabulkan doa

Ujian Terberat adalah Kebahagiaan, Bukan Kesedihan!

Orang sering menyangka sesungguhnya ujian dan cobaan dari Allah itu ketika kalian sedang mengalami kesusahan, …