KH Marsudi Syuhud
KH Marsudi Syuhud

Kritik Pemimpin Boleh Saja, Tapi Gunakan Adab yang Benar

Jakarta –  Beberapa hari terakhir sedang ramai diperbincangkan tentang kritik yang disampaikan oleh Rocky Gerung kepada Presiden Joko Widodo. Kritik itu disampaikan seakan sedang mencaci maki seorang presiden. Alhasil, ulah Rocky Gerung itu membuat gaduh dan memicu kemarahan banyak pihak. Bahkan Rocky Gerung pun telah dilaporkan ke Bareskrim Polri.

Alasan para pelapor itu antara lain kritik yang disampaikan tokoh tersebut dianggap kurang beretika, serta menggunakan kata-kata kasar yang tidak pantas untuk disampaikan di depan publik. Apalagi itu ditujukan kepada seorang presiden.

Wakil Ketua Umum Majelis Ulama Indonesia (MUI), KH Marsudi Syuhud, menekankan pentingnya menyampaikan kritik dengan menggunakan adab yang benar.

“Saat ini sedang ramai tentang kritik, yang mana, mengkritiknya menggunkan kata-kata yang tidak pantas. Ingat, berbicara yang baik tidak harus dengan kata-kata yang kotor, sampaiakan kritik itu dengan baik,” kata dia, dikutip dari MUIDigital, Jumat (11/8/2023).

Kiai Marsudi menegaskan bahwa kritik boleh disampaikan kepada siapapun, karena kritik merupakan suatu hal yang sangat diperlukan dalam berbangsa dan bernegara. Menurut dia, kritik yang baik sangat diperlukan untuk mengevaluasi dan juga memperbaiki.

“Siapa saja yang menjadi pemimpin harus berani membuka diri untuk dikritik.Perlu diketahui, bahwa kritik itu untuk memperbaiki, bukan untuk mencaci. Kritik boleh, kritik adalah vitamin, kritik adalah vaksin untuk memperbaiki, bukan untuk mencaci,” tegasnya.

Kiai Marsudi juga menceritakan kisah Sahabat Abu Bakar Shidiq yang membuka ruang untuk dikritik ketika beliau menjadi kholifah.

Dalam pidatonya Abu Bakar Shidiq menyampaikan: “Wahai manusia, sungguh aku telah didaulat sebagai pemimpin atas kalian, akan tetapi aku bukanlah manusia terbaik diantara kalian, maka bila aku membuat kebajikan, kebaikan atau sesuatu yang sesuai, maka dukunglah aku. Dan jika aku bersikap buruk, tidak baik, keluar dari aturan-aturan, maka luruskanlah aku, karena kejujuran adalah amanah dan dusta adalah pengkhianatan.”

Kiai Marsudi juga menyampaikan bahwa dalam Alquran disampaikan etika mengkritik yang baik. Pesan tersebut terdapat dalam firman Allah SWT pada surat Al-Ashr ayat 3:

وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلْحَقِّ وَتَوَاصَوْا۟ بِٱلصَّبْرِ

Yang artinya: “Dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan nasihat menasehati supaya menetapi kesabaran.”

Untuk itu, Kiai Marsudi berpesan agar menyampaikan kritik dengan cara yang tepat, dengan data yang sesuai dan tidak melupakan adab serta etika.

“Kritiklah, berilah wasiat-wasiat dengan kebenaran, jangan ada yang bohong, jangan ada yang salah, jangan menggunakan data-data yang tidak tepat (hoax),” tuturnya.

Dia juga berpesan agar mengkritik kebenaran harus disampaikan dengan cara yang benar, cara yang baik dan juga tepat. Mengkritik tidak cukup dengan yang benar saja. Menyampaikan sesuatu yang benar tidak cukup hanya karena faktanya benar, karena diatas kebenaran ada akhlak.

“Pilihlah kata-kata yang bijak, kata-kata yang baik dan data yang benar, maka itu semua akan menjadi hal yang tepat untuk memperbaiki bangsa kita,” pungkas Kiai Marsudi.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Pelatihan Guru di Serang 1

Era Digitalisasi, Perlu Strategi Baru Bentengi Generasi Muda dari Intoleransi dan Radikalisme

Serang – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei harus bisa …

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar copy

Bulan Syawal Kesempatan Umat Islam Jadi Ahli Zikir

Jakarta – Bulan Syawal adalah kesempatan umat Islam menjadi hamba-hamba Allah yang ahli zikir. Syawal sendiri memiliki …