teror maulid

Maulid di Bawah Bayang Teror ; Pelajaran dari Pakistan

Pada Jumat (29/9), lebih dari 59 nyawa hilang dan puluhan orang terluka dalam dua serangan bom bunuh diri yang mengguncang Pakistan. Kejadian tragis ini terjadi dalam perayaan Maulid Nabi di Provinsi Balochistan, saat banyak umat Muslim berkumpul untuk merayakan kelahiran Nabi Muhammad.

Perayaan Maulid Nabi yang seharusnya menjadi momen kedamaian dan kebersamaan justru berubah menjadi ajang pembantaian yang mengerikan oleh kelompok teror yang memiliki agenda politik tertentu. Peristiwa mengerikan di Pakistan ini mengingatkan kita akan urgensi menerapkan nilai-nilai toleransi, kedamaian, dan persaudaraan dalam kehidupan sehari-hari.

Dalam konteks ini, ada beberapa pelajaran penting yang dapat kita ambil, terutama tentang pentingnya toleransi antar umat beragama. Agama Islam, pada hakikatnya, mengajarkan toleransi terhadap agama-agama lain dengan alasan yang sangat kuat. Termasuk Islam juga mengajarkan untuk menjalin ukhuwah antar umat Islam meskipun berbeda pandangan, aliran dan madzhab.

Toleransi adalah kunci untuk menciptakan perdamaian dan harmoni di antara ciptaan Allah. Dalam al-Quran, surat Al-Baqarah ayat 256, Allah menyatakan, “Tidak ada paksaan dalam agama. Sesungguhnya jalan yang benar telah menjadi jelas terpisah dari jalan yang sesat. Oleh karena itu, barangsiapa yang mengingkari Thaghut dan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegang pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui.”

Ayat ini menggambarkan bahwa dalam Islam tidak ada pemaksaan untuk mengadopsi agama tertentu, termasuk pandangan tertentu yang menjadi keyakinan seseorang. Prinsip dasar ini adalah landasan kuat untuk nilai toleransi dalam Islam. “Lakum dinukum waliyadin” yang berarti “Bagimu agamamu, dan bagiku agamaku” adalah pesan yang sangat penting dari Islam, menekankan pentingnya menghormati pilihan agama setiap individu.

Maulid Nabi seharusnya menjadi waktu yang tepat untuk menghargai beragam budaya keagamaan. Di setiap daerah, wilayah, atau bahkan negara, perayaan ini diisi dengan cara yang berbeda. Penting bagi kita untuk menghargai perbedaan ini dan memperlakukannya sebagai bagian berharga dari kekayaan budaya kita. Ini adalah tanda dari pluralitas yang membuat dunia kita begitu berwarna.

Selanjutnya, pentingnya dialog dan pemahaman antaragama tidak boleh diabaikan. Melalui dialog, kita dapat menghilangkan ketidakpercayaan dan prasangka yang sering menjadi pemicu konflik. Dialog ini dapat dipimpin oleh pemimpin agama yang memiliki pengetahuan dan pemahaman yang cukup serta peran penting dalam mengajarkan nilai-nilai toleransi dan kerukunan. Mereka dapat berperan sebagai teladan dalam menghormati agama-agama lain.

Peristiwa tragis yang terjadi di Pakistan selama perayaan Maulid Nabi seharusnya menjadi panggilan bagi kita semua untuk berkomitmen membangun masyarakat yang lebih inklusif dan damai. Dalam masyarakat seperti itu, setiap individu, terlepas dari agama atau kepercayaannya, dapat hidup bersama dalam harmoni. Ini adalah perjuangan bersama yang harus kita raih, dan setiap dari kita memiliki peran penting dalam menciptakan perubahan positif ini.

Sebagai penutup, kita juga perlu mengingat bahwa Islam dengan tegas mengutuk kekerasan. Allah SWT dalam al-Quran juga mengatakan dalam surat Al-Ma’idah ayat 32, “Barangsiapa yang membunuh seorang manusia, maka seolah-olah dia telah membunuh seluruh umat manusia; dan barangsiapa yang menyelamatkan seorang manusia, maka seolah-olah dia telah menyelamatkan seluruh umat manusia.”

Pesan ini adalah pengingat yang kuat bahwa kehidupan manusia adalah suci dan mengambil nyawa orang lain adalah perbuatan yang sangat dibenci dalam Islam. Terorisme adalah musuh Islam dan akan menghancurkan peradaban manusia. Tidak ada alasan apapun untuk membenarkan teror, apalagi menyasar umat beragama yang sedang melaksanakan ritual dan aktifitas keagamaan. Sungguh perbuatan biadab!

Semoga peristiwa seperti ini tidak lagi terjadi dan kita semua dapat bekerja bersama untuk menciptakan dunia yang lebih aman, toleran, dan damai.

Bagikan Artikel ini:

About Sefti Lutfiana

Mahasiswa universitas negeri jember Fak. Hukum

Check Also

pendidikan seks

Pendidikan Seksual bagi Anak Menurut Islam

Pendidikan seks menjadi topik yang sering kali menjadi kontroversi dan tabu dalam masyarakat Indonesia. Persoalannya …

kesehatan puasa

Menjaga Harmoni antara Kesehatan Jasmani dan Rohani : Belajar dari Praktek Berpuasa

 Perbincangan mengenai kesehatan jasmani dan rohani seringkali menimbulkan beragam pandangan. Namun, seharusnya kita tidak melihatnya …