gempa
gempa

Mengenal Lebih Jauh Gempa Bumi di Dalam Al-Quran

Gempa bumi sebesar 5.6 magnitudo sudah meluluh lantahkan sebagian wilayah Cianjur. Dari gempa utama yang terjadi pada Senin, 21 November 2022 sudah terjadi seratus lebih gempa susulan. Kemudian disusul gempa yang mengguncang wilayah Garut dan Jember dengan skala mencapai 6 magnitudo lebih dan berpusat di laut.

Wilayah Indonesia yang terletak di antara lempeng Australia, lempeng Eurasia, dan lempeng Pasifik membuat wilayah Indonesia menjadi negara yang rawan terjadinya gempa bumi. Maka tidak heran jika negara Indonesia kerap diguncang gempa, khususnya akhir-akhir ini.

Berbicara mengenai gempa bumi, Al-Quran telah menuliskan jauh-jauh waktu mengenai bencana alam tersebut. Ada banyak ayat di dalam Al-Quran yang menyebut tentang gempa bumi.

Dalam Al-Quran sendiri gempa bumi sering disebutkan sebagai sunnatullah atau ketetapan Allah yang mesti terjadi. Selain itu, ada juga yang disebutkan karena ulah manusia dan sebagai azab seperti halnya umat terdahulu yang membangkang terhadap perintah-perintah Allah SWT.

Gempa bumi di dalam Al-Quran mempunyai berbagai pilihan kata. Sebagaimana yang dilansir dari jurnal GEMPA BUMI DALAM AL-QUR’AN (Tafsir Tematik)  yang ditulis oleh Muhammad Makmun-Abha, kata yang digunakan dalam Al-Quran untuk mengartikan gempa diantaranya menggunakan kata Zalzalah dan derivasinya, kata Dakk dan derivasinya, kata Syaqq dan derivasinya, kata Qath’al-Ardl dan derivasinya, kata Rajfah dan derivasinya, kata Rajj dan derivasinya, kata Madd dan derivasinya, kata Khasafa dan derivasinya, kata Fasad (secara fisik), dan kata Fasad (secara non fisik).

Selain itu, di dalam Al-Quran gempa bumi juga diartikan lebih luas lagi. Jika secara terminologi gempa bumi diartikan dengan adanya goncangan yang dahsyat karena adanya pergerakan dari lempengan bumi, namun di dalam Al-Quran gempa bisa diartikan beragam.

Gempa bumi yang pertama di dalam Al-Quran diartikan merujuk kepada kondisi goncangan jiwa seseorang atau dalam istilah keren anak zaman sekarang dikenal dengan istilah galau. Contohnya terdapat pada QS. Al-Ahzab ayat 11 yang artinya:

“Disitulah diuji orang-orang mukmin dan digoncangkan (hatinya) dengan goncangan yang sangat” (QS. Al-Ahzab ayat 11).

Selain itu gempa bumi di dalam Al-Quran juga diartikan secara umum yakni adanya pergerakan dan goncangan bumi dari keadaan sebelumnya. Gempa bumi tersebut dapat dijumpa dalam QS. Al-Hajj ayat 1.

“Hai manusia, bertakwalah kepada Tuhanmu; Sesungguhnya kegoncangan hari kiamat itu adalah suatu kejadian yang sangat besar (dahsyat)” (Q.S. Al-Hajj ayat 1).

Di dalam Al-Quran gempa bumi juga diartikan sebagai gempa bumi yang tiada bandingannya (tunggal). Gempa bumi tersebut terjadi memang karena murni dari kehendak Allat itu sendiri atau lebih dikenal dengan gempa bumi yang timbul karena sebab yang bersifat.

Hal tersebut terjadi saat Nabi Musa as. Meminta kepada Allah agar menampakkan diri, sebagaimana yang tertuang dalam QS. Al-Áraf ayat 143.

Artinya: “Dan tatkala Musa datang untuk (munajat dengan kami) pada waktu yang telah kami tentukan dan Tuhan telah berfirman (langsung) kepadanya, berkatalah Musa: ‘Ya Tuhanku, nampakkanlah (diri Engkau) kepadaku agar Aku dapat melihat kepada Engkau’. Tuhan berfirman: ‘Kamu sekali-kali tidak sanggup melihat-Ku, tapi lihatlah ke bukit itu, maka jika ia tetap di tempatnya (sebagai sediakala) niscaya kamu dapat melihat-Ku’. tatkala Tuhannya menampakkan diri kepada gunung itu, dijadikannya gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata: ‘Maha Suci Engkau, Aku bertaubat kepada Engkau dan Aku orang yang pertama-tama beriman’.” (Q.S. Al-‘Araf ayat 143).

Sedangkan yang terakhir di dalam Al-Qur’an terdapat gempa bumi yang masuk dalam kategori gempa bumi yang fiktif atau tidak nyata (tidak benar-benar terjadi). Gempa bumi yang mengartikan gempa bumi fiktif di dalam Alquran terdapat dua.

Pertama adalah gempa Al-Qur’an, yakni gempa yang terjadi di gunung jika Allah menurunkan Al-Qur’an di atas gunung tersebut. Hal tersebut karena betapa takutnya gunung kepada Allah SWT. Namun gempa bumi yang semacam ini tidak terjadi karena pada faktanya Allah tidak menurunkan Al-Qur’an pada sebuah gunung tersebut.

Gempa bumi jenis ini disebutkan oleh Allah dalam firmannya berikut. Artinya: Kalau sekiranya kami turunkan Al-Quran Ini kepada sebuah gunung, pasti kamu akan melihatnya tunduk terpecah belah disebabkan ketakutannya kepada Allah. dan perumpamaan-perumpamaan itu kami buat untuk manusia supaya mereka berfikir.

Sedangkan yang kedua yang termasuk gempa bumi fiktif adalah gempa bumi yang diharapkan oleh para makhluk ciptaan Allah seperti langit, bumi dan gunung-gunung yang ada di dalamnya. Gempa bumi ini bukanlah gempa bumi yang nyata karena pada dasarnya gempa bumi ini dilatarbelakangi oleh pengingkaran orang-orang kafir akan keesaan Allah. Wallahu a’lam bish-shawabi.

Bagikan Artikel ini:

About Intan Ratna Sari

Check Also

tahun baru 2025

Apakah Refleksi Diri di Tahun Baru Dianjurkan Dalam Islam? Begini Penjelasan Profesor Quraish Shihab

Memasuki tahun baru, banyak orang yang melakukan refleksi diri di tahun baru. Mulai dari melakukan …

memakan kucing

Jual Beli Kucing Bolehkah? Ini Hukumnya dalam Islam

Kucing merupakan salah satu hewan yang banyak disukai, tak heran jika hewan menggemaskan ini banyak …