palestina

Mengenal Palestina Negeri Para Nabi (2) : Jejak Kekuasaan, dari Zaman Nabi-Nabi Hingga Era Modern

Wilayah yang sekarang dikenal sebagai Palestina memiliki sejarah yang sangat kaya dan kompleks yang membentang ribuan tahun dan melibatkan berbagai kelompok etnis, agama, dan penaklukan. Wilayah yang dikenal sejak dulu sebagai tempat para Nabi ini memiliki sejarah yang mengikat banyak kalangan dari Yahudi, Kristen dan Islam.

Sejak dulu Palestina dikenal dengan negeri yang penuh dengan keajaiban. Para Nabi dari garis keturunan Ibrahim banyak lahir di negeri ini. Namun, wilayah ini dalam sejarahnya memiliki perubahan kekuasaan.

Zaman Nabi-Nabi dan Kekaisaran Israel dan Yudea (Abad ke-2 hingga ke-6 SM)

Pada masa nabi-nabi seperti Ibrahim, Musa, Daud, dan Sulaiman, wilayah ini dikenal sebagai Kanaan dan merupakan tempat berlangsungnya sejumlah peristiwa penting dalam sejarah agama Yahudi dan Islam. Kawasan ini terdiri dari tanah di sekitar sungai Jordan dan dataran pantai. Peninggalan kerajaan besar dari dinasti Nabi Daud yang diturunkan ke Nabi Sulaiman terdapat di wilayah ini.

Penaklukan Babilonia, Persia Hingga Alexander Agung (Abad ke-6 hingga ke-4 SM)

Setelah penaklukan oleh Kekaisaran Babilonia, Bani Israil mengalami pembuangan ke Babel. Selanjutnya, wilayah ini menjadi bagian dari Kekaisaran Persia. Persia menjadi penguasa baru yang memiliki kekuasaan di tanah ini hingga mencakup daerah-daerah sekitarnya.

Wilayah Palestina dikuasai oleh Kekaisaran Persia pada beberapa periode dalam sejarahnya. Kekuasaan Persia di Palestina umumnya terkait dengan Dinasti Persia, terutama Dinasti Achaemenid.

Salah satu periode penting dalam sejarah Palestina adalah ketika wilayah ini menjadi bagian dari Kekaisaran Persia Achaemenid. Ini terjadi setelah penaklukan oleh Raja Koresy Agung pada tahun 539 SM ketika Babilonia jatuh ke tangan Persia. Sebagai bagian dari Kekaisaran Achaemenid, wilayah Palestina diperintah oleh satrap (gubernur) yang ditunjuk oleh Kekaisaran Persia.

Selama pemerintahan Persia di Palestina, wilayah ini juga memiliki hubungan dengan kerajaan lain, termasuk Mesir dan Yunani. Terdapat serangkaian konflik dan perubahan kekuasaan dalam wilayah ini, dengan invasi oleh Aleksander Agung yang mengakhiri pemerintahan Persia pada tahun 332 SM.

Pada tahun 332 SM, Aleksander Agung memasuki wilayah Palestina selama kampanyenya di Timur Tengah. Ia mengalahkan pasukan Persia yang memerintah wilayah tersebut dan mendirikan kota baru yang dinamai Alexandria di Kanaan (sekarang disebut Iskandariyah al-‘Āmirah) di pantai Mediterania. Ia juga mengunjungi Yerusalem selama kampanyenya dan disambut oleh para imam di Bait Suci Yahudi.

Wilayah Palestina menjadi bagian dari Kekaisaran Aleksander Agung setelah penaklukannya. Namun, Aleksander Agung meninggal pada tahun 323 SM, dan kekaisarannya terpecah menjadi beberapa kerajaan yang diperintah oleh para jenderalnya yang setia (Diadokhoi). Wilayah Palestina kemudian menjadi bagian dari kerajaan-kerajaan Helenistik yang berbeda yang muncul setelah kematian Aleksander.

Kekaisaran Romawi dan Periode Kehidupan Nabi Isa (Yesus) (Abad ke-1 SM hingga Abad ke-4 M)

Pada masa kedatangan Nabi Isa (Yesus) dan Nabi Yahya, wilayah ini berada di bawah kekuasaan Kekaisaran Romawi. Kota Yerusalem menjadi pusat penting dalam sejarah agama Kristen. Kekuasaan Romawi di wilayah Palestina dimulai sekitar abad ke-1 SM setelah perang-perang dengan kerajaan Yahudi, dan berlangsung hingga berabad-abad ke depan. Selama periode ini, wilayah ini menjadi bagian dari Kekaisaran Romawi dan memiliki dampak besar pada masyarakat dan budaya lokal.

Palestina menjadi provinsi Romawi yang dikenal sebagai “Yudea” dan berada di bawah pemerintahan langsung Romawi. Kota Yerusalem adalah ibu kota wilayah ini dan tempat berdirinya Bait Suci Yahudi yang kemudian dihancurkan oleh Romawi pada tahun 70 Masehi selama pemberontakan Yahudi yang dikenal sebagai Pemberontakan Besar Yahudi.

Wilayah Palestina memiliki makna penting dalam sejarah agama Kristen karena merupakan tempat kelahiran, hidup, dan kematian Nabi Isa (Yesus). Bait Suci Yahudi di Yerusalem adalah pusat peribadatan bagi umat Yahudi. Namun, Romawi menghancurkan Bait Suci dan berusaha untuk menghellenisasi wilayah ini

Penaklukan Islam dan Kekhalifahan (Abad ke-7 M)

Pada abad ke-7 Masehi, wilayah ini ditaklukkan oleh pasukan Islam selama masa kekhalifahan. Pada saat itu, wilayah ini dikenal sebagai “Filistin” dalam bahasa Arab, yang kemudian berkembang menjadi “Palestina.” Pada tahun 634 M, selama pemerintahan Khalifah Umar ibn al-Khattab, pasukan Islam menaklukkan wilayah Palestina. Penaklukan ini dilakukan oleh tentara Islam dalam rangka memperluas wilayah kekhalifahan. Meskipun penaklukan ini melibatkan pertempuran, seringkali wilayah ini diserahkan kepada Muslim dengan persetujuan penduduk setempat. Khalifah Umar dikenal karena menghormati hak-hak agama dan hak-hak orang Kristen dan Yahudi di wilayah ini.

Wilayah Palestina menjadi bagian dari Kekhilafahan Islam dan kemudian memasuki masa kekhalifahan yang berbeda-beda seperti Kekhilafahan Umayyah, Kekhilafahan Abbasiyah, Kekhilafahan Fatimiyah, dan Kekhilafahan Ayyubiyah. Selama periode ini, Yerusalem memainkan peran penting sebagai kota suci dalam Islam, dan banyak struktur religius dibangun di kota ini, termasuk Kubah Batu (Dome of the Rock) dan Masjid Al-Aqsa.

Fase Perebutan Kekuasaan Islam dan Kristen Barat (1099 M – 1187 M)

Selama abad Pertengahan, wilayah Palestina jatuh ke tangan tentara Salib selama Kampanye Salib Pertama. Yerusalem direbut oleh pasukan salib pada tahun 1099, dan wilayah ini dikuasai oleh Kerajaan Yerusalem. Namun, pada tahun 1187, Salahuddin Al-Ayyubi (Saladin) merebut kembali Yerusalem untuk dunia Islam.

Kekuasaan Turki Ustmani (1517 M – 1917 M)

Pada tahun 1517, wilayah Palestina direbut oleh Kesultanan Utsmaniyah (Turki Ottoman) setelah kekalahan Kesultanan Mamluk. Palestina menjadi bagian dari wilayah Kesultanan Utsmaniyah selama berabad-abad. Selama pemerintahan Utsmaniyah, banyak perubahan terjadi dalam administrasi, struktur sosial, dan ekonomi wilayah ini.

Kekuasaan Inggris Pasca-Kekhalifahan dan Imigrasi Yahudi dari Eropa (Abad ke-20)

Setelah pecahnya Kekhalifahan Ottoman pada akhir Perang Dunia I, wilayah Palestina jatuh ke tangan Inggris berdasarkan Mandat Palestina Liga Bangsa-Bangsa. Palestina jatuh ke tangan Britania berdasarkan Kesepakatan Sykes-Picot dan Deklarasi Balfour pada tahun 1917. Inggris memerintah wilayah ini hingga tahun 1948.

Dalam fase ini kedatangan Yahudi dari Eropa yang difasilitasi Inggris terjadi. Aliyah Pertama dan Kedua (akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20) adalah gelombang imigrasi Yahudi pertama ke Palestina sejak berabad-abad. Imigran Yahudi datang dari berbagai negara Eropa dan membentuk pemukiman-pemukiman pertama mereka di wilayah ini.

Aliyah Keturunan (1930-an): Aliyah keturunan adalah imigrasi besar-besaran yang terjadi selama tahun 1930-an, terutama karena meningkatnya persekusi terhadap Yahudi di Eropa, terutama di Jerman Nazi. Imigrasi Yahudi dari Eropa mengubah demografi Palestina dan menciptakan ketegangan antara komunitas Arab yang sudah ada dan pendatang Yahudi. Ini memicu konflik etnis dan politik yang semakin meningkat.

Penguasaan Inggris di Palestina dan kedatangan Yahudi dari Eropa adalah periode yang kritis dalam sejarah konflik Israel-Palestina. Perubahan demografi dan tuntutan nasional dari kedua komunitas menciptakan ketegangan yang berlanjut hingga saat ini. Kedua pihak memiliki pandangan yang berbeda tentang hak atas tanah ini, dan konflik ini masih menjadi isu utama dalam politik dan diplomasi di wilayah tersebut.

Era Modern: Israel dan Palestina (1948-sekarang)

Pada tahun 1948, negara Israel didirikan di sebagian besar wilayah Palestina, yang menyebabkan konflik berkepanjangan antara Israel dan Palestina. Perjuangan politik dan militer melibatkan beberapa perang, perundingan perdamaian, dan upaya untuk mencapai solusi dua negara. Kini, wilayah Palestina terbagi menjadi Tepi Barat dan Jalur Gaza yang dikepung oleh Israel.

Fase Terkini: Perjuangan untuk Kemerdekaan Palestina (Abad ke-21)

Konflik berlanjut hingga saat ini, dengan upaya diplomasi dan kekerasan terus berjalan. Komunitas internasional telah berusaha mendukung upaya perdamaian dan mengadvokasi pembentukan negara Palestina yang merdeka.

Sejarah Palestina adalah cerminan kerumitan sejarah, agama, dan politik yang telah membentuk wilayah ini selama ribuan tahun. Perubahan kekuasaan dan konflik telah memberikan bentuk pada sejarah dan perkembangan Palestina, dengan harapan bahwa masa depan akan membawa stabilitas dan perdamaian bagi seluruh masyarakat yang tinggal di wilayah ini.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Eks Napiter di Batanghari lepas baiat dan ikrar setia NKRI

Lepas Baiat dan Ikrar Setia NKRI, Eks Napiter: Semoga Kami Istiqamah Jalankan Ajaran Islam yang Benar

Batanghari – Program deradikalisasi yang dilakukan pemerintah, dalam hal ini Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Densus …

Haedar Nashir

Ormas Keagamaan Harus Naik Kelas, Tidak Boleh Jadi Benalu Tapi Harus Mandiri

Yogyakarta – Organisasi sosial kemasyarakatan berbasis agama harus memiliki kesadaran untuk berubah naik kelas, tidak boleh …