Prof Dr KH Nasaruddin Umat MA
Prof Dr KH Nasaruddin Umat MA

Sumpah Pemuda, Imam Besar Istiqlal: Pemuda Indonesia Harus Terus Perjuangan Persatuan di Tengah Perbedaan

Jakarta –  Para pemuda Indonesia diminta tidak pesimistis memandang bangsanya sendiri. Para pemuda justru harus terus memperjuangkan persatuan di tengah perbedaan dan kemajemukan.

“Saya berharap betul, pemuda Indonesia jangan kerjanya hanya menjelekkan bangsa sendiri dan mengagumi bangsa lain. Dengan segala kekurangan bangsa kita, kita tetap harus menghargai bangsa sendiri,” kata Imam Besar Masjid Istiqlal, Prof. Dr. KH. Nasaruddin Umar, MA.

Pernyataan itu diucapkan Nasaruddin dalam webinar internasional bertemakan “Sumpah Pemuda dan Literasi Keagamaan Lintas Budaya: Memperkuat Kohesi Sosial dalam Masyarakat Plural” yang diadakan Institut Leimena bersama Pondok Pesantren As’adiyah Pusat Sengkang Sulawesi Selatan dan Sekolah Kristen Tritunggal Semarang, Jumat (27/10/2023), dikutip dari Republika.co.id.

Ia mengibaratkan Indonesia sebagao kepingan surga karena memiliki alam yang sangat subur serta masyarakat dan budaya yang beragam. Alquran juga menyebut tentang keberagaman bahwa Allah menciptakan manusia berbangsa-bangsa dan bersuku-suku. Itulah sebabnya, pemuda Indonesia masa kini menghadapi tantangan untuk mengembangkan perbedaan menjadi sebuah kekuatan, bukan kelemahan.

Untuk itu, ia mendorong para pemuda untuk mempelajari sejarah bangsa dengan baik. Indonesia memiliki modal sosial di masa lalu karena pernah mengalami penjajahan selama berabad-abad. Faktor tersebut seharusnya memudahkan anak-anak bangsa untuk bekerja sama sekalipun berbeda agama, suku, dan budaya.

“Agama apa pun pernah merasakan dijajah di Indonesia, etnik apa pun pernah merasakan bagaimana susahnya menjadi orang yang dijajah. Jadi persamaan sejarah membuat kita lebih solid sebagai warga bangsa,” kata Nasaruddin yang juga ketua umum pengurus pusat Ponpes As’adiyah Sengkang.

Menurut dia, Sumpah Pemuda adalah contoh bahwa semenjak zaman dahulu keinginan menyatu sebagai sebuah bangsa sudah diproklamirkan oleh para wakil pemuda dari berbagai daerah. Menurutnya, Nabi Muhammad shallallahu alaihi wasallam juga menghargai kepemimpinan pemuda, salah satunya dengan menunjuk panglima perang Usamah bin Zaid yang baru berusia 19 tahun.

Nasaruddin juga mengingatkan pentingnya persatuan bangsa menjelang pesta demokrasi 2024. Dia mengimbau para santri dan civitas akademika di mana pun agar menjunjung tinggi persatuan dan kesatuan, serta menjadi pemuda tangguh yang optimistis terhadap diri sendiri dan bangsanya.

“Kita boleh berbeda partai, berbeda pilihan, tapi tetap cita-cita bangsa ke depan Insyaallah kita tetap mendukung panji-panji Negara Kesatuan Republik Indonesia. Siapa pun pemimpin terpilih, kita berikan dukungan sepenuhnya. Siapa pun yang kalah, terimalah itu menjadi suatu takdir kenyataan. Jika cara berpikir kita seperti itu, Indonesia akan menjadi negara sangat kokoh di masa datang,” kata Nasaruddin.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

Pelatihan Guru di Serang 1

Era Digitalisasi, Perlu Strategi Baru Bentengi Generasi Muda dari Intoleransi dan Radikalisme

Serang – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) yang jatuh pada tanggal 2 Mei harus bisa …

Rais Aam PBNU KH Miftachul Akhyar copy

Bulan Syawal Kesempatan Umat Islam Jadi Ahli Zikir

Jakarta – Bulan Syawal adalah kesempatan umat Islam menjadi hamba-hamba Allah yang ahli zikir. Syawal sendiri memiliki …