057548400 1765457927 830 556

Momen Nataru, Kemenag Siapkan Hampir 7000 Masjid untuk Musafir

JAKARTA — Momen Natal dan Tahun Baru berarti akan banyak pergerakan dari masyarakat menuju tempat-tempat wisata maupun yang akan pulang ke kampung halaman, untuk menjaga kualitas ibadah para musafir Kementerian Agama (Kemenag) telah menyiapkan 6.919 masjid kategori ramah musafir di berbagai daerah. Dilansir dari laman republika.co.id Program yang bertujuan melayani masyarakat pada momentum libur Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru) ini diluncurkan Direktorat Jenderal Bimbingan Masyarakat (Bimas) Islam Kemenag RI.

Peluncuran secara simbolis program ini dilakukan di Masjid Jami’ An-Nur, Karawang, Jawa Barat, pada Selasa (23/12/2025). Selain Menteri Agama (Menag) RI Nasaruddin Umar, turut hadir jajaran Kemenag kabupaten/kota se-Jawa Barat serta perwakilan TNI-Polri dan Kementerian Perhubungan (Kemenhub) RI.

Menag Nasaruddin mengatakan, Masjid Ramah Musafir merupakan wujud nyata toleransi dan pelayanan keagamaan di ruang publik. Menurutnya, masjid tidak hanya berfungsi sebagai tempat ibadah, melainkan juga ruang kemanusiaan yang melayani semua pihak.

“Ini adalah bukti bahwa toleransi di Indonesia tidak berhenti pada tataran wacana. Masjid adalah rumah bagi siapa pun,” ujar Menag, dikutip dari keterangan pers pada Rabu (24/12/2025).

Imam Besar Masjid Istiqlal ini menjelaskan, pada Nataru 2025–2026, sebanyak 6.919 masjid disiapkan untuk memberikan layanan bagi para musafir. Ia meminta para pengelola masjid agar memberikan pelayanan terbaik demi keselamatan dan kenyamanan pengguna jalan yang singgah.

“Jika memungkinkan, sediakan kopi atau minuman hangat agar para pengemudi tidak mengantuk. Kehadiran masjid sebagai tempat istirahat terbukti dapat menurunkan angka kecelakaan hingga 50 persen pada musim mudik sebelumnya,” ucapnya.

Direktur Jenderal Bimas Islam Abu Rokhmad menambahkan, akhir tahun memiliki dimensi keagamaan sekaligus sosial kemasyarakatan. Di satu sisi, umat Nasrani merayakan Natal sebagai ibadah, sementara di sisi lain terdapat libur sekolah dan libur Tahun Baru yang dimanfaatkan masyarakat luas untuk bepergian.

“Sebagaimana Idul Fitri, ada aspek agama dan ada pula aspek sosial,” kata Abu.

Ia menegaskan, pembukaan masjid untuk melayani para musafir merupakan praktik keagamaan yang bernilai luhur. “Pada hakikatnya kita semua adalah musafir. Ketika masjid dibuka dan dimanfaatkan layanannya, itu adalah praktik keagamaan yang sangat mulia,” jelasnya.

Menurut dia, Kemenag akan terus menyempurnakan program Masjid Ramah Musafir, termasuk untuk menyambut arus mudik Idul Fitri pada tahun mendatang.

“Kerukunan tidak cukup hanya diucapkan, tetapi harus diwujudkan dalam tindakan nyata,” ujarnya

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

isra mikraj

Rajab : Perjalanan Luar Biasa yang Mengubah Sejarah Ibadah Umat Manusia

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al-Qur’an surah Al-Isra’ ayat 1: “Maha suci Allah, yang …

Gus Ipul copy

Gus Yahya Sowan ke Rais Aam PBNU di Surabaya, Gus Ipul Tegaskan PBNU Kondusif Pasca Islah Lirboyo

Surabaya – Ketua Umum Pengurus Besar Nahdlatul Ulama (PBNU) KH Yahya Cholil Staquf (Gus Yahya) …