fikih atau fiqih islam ilustrasi
fikih atau fiqih islam ilustrasi

Mudir Ma’had Aly Nurul Jadid, Gus Al-Fayyad: Fiqih Adalah Bahasa Kaum Santri Menyapa Pergaulan Global

JAKARTA – Fiqih bukan sekedar sebuah produk pemikiran, namun fiqih menjadi sebuah metode dalam operasional muamalah kehidupan sehari-hari sehingga masyarakat dapat lebih mudah dalam mengaplikasikan atau menjalankan ibadah.

Menjadi salah satu narasumber pada Halaqah Fiqih Peradaban bertema “Fiqih Siyasah dan Tatanan Dunia Baru”. Mudir Mahad Aly Nurul Jadid, KH Muhammad Al-Fayyadl di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Probolinggo, Jawa Timur seperti dilansir dari laman republika.co.id pada Ahad (2/10/2022).

Gus Al-Fayyadl mengatakan, sangat terasa betapa gagapnya masyarakat pesantren terhadap isu-isu global. Hari ini isu global tampaknya marak dan semakin masuk ke dalam ruang hidup masyarakat pesantren.

“Kita memang sekian lama hidup dalam lingkungan yang regional atau lokal, dengan Islam Nusantara setidaknya sudah menasional dan sekarang sudah mengglobal atau go internasional,” kata Gus Al-Fayyadl dalam Halaqah Fikih Peradaban di Pondok Pesantren Nurul Jadid, Ahad (2/10/2022).

Gus Al-Fayyadl mengatakan, ada satu perangkat keilmuan yang mau tidak mau harus dipelajari yaitu fikih. Karena fikih adalah bahasa kaum santri dalam menyapa pergaulan global.

Ia menjelaskan, fikih siyasah merupakan hasil dari tatanan dunia yang berkembang pada masanya. fikih siyasah merupakan hasil dari tatanan dunia yang berkembang pada masanya. Ada enam tatanan dunia yang bisa dikatakan mencirikan kehidupan peradaban manusia dari waktu ke waktu.

Ia menerangkan, secara geopolitik, peradaban dunia ada enam tatanan dunia. Pertama, peradaban suku. Kedua, peradaban imperium. Di zaman Nabi Muhammad SAW ada dua imperium besar, yaitu Romawi dan Persia.

“Di peradaban imperium secara umum kita melihat ciri-ciri kehidupan politik dalam kitab-kitab fikih siyasah kita, karena di peradaban ini muncul teori dan konsep yang sangat berpengaruh bahkan dalam praktik konsep jihad,” ujar Gus Al-Fayyadl.

Ia mengatakan, di zaman imperium itu ada konsep dan praktik penaklukan. Artinya penaklukan adalah pendirian masyarakat Islami dengan tatanan politik tertentu. Untuk mencapai tujuan ini sering melalui proses perdamaian, tidak melalui perang.

Ia menambahkan, dalam tatanan ketiga, tatanan dunia memasuki era kolonialisme dan imperialisme, termasuk berkembangnya paham wathaniyah. Era kolonialisme kemudian melahirkan tatanan keempat, yaitu era negara bangsa.

“Tatanan dunia kelima adalah tatanan global order. Istilah global order sangat kental dengan nuansa perang dingin. Pada era ini muncul blok barat dan timur,” jelas Gus Al-Fayyadl.

Ia mengatakan, tatanan keenam adalah global government atau global transnasional government. Ini berupa pengaturan dunia melalui skema dan desain politik, ekonomi dan lain-lain. Semua itu berbasis kepentingan oleh beragam aktor, baik sipili, militer, swasta dan negara.

“Secara umum ini yang menjadi awal pentingnya kita berpikir mengenai fikih siyasah, karena secara umum fikih siyasah yang dipakai di kalangan kita merupakan produk era keemasan imperium Islam, fikih ini terus relevan dipakai sampai era kolonialisme,” ujar Gus Al-Fayyadl.

Gus Al-Fayyadl menjelaskan, kalau ditelusuri, para penulis fikih siyasah adalah para penasehat atau konsultan politik para raja dan sultan pada masanya. Sebagai contoh Imam Al Ghazali, penasehat Kesultanan Seljuk. Imam Al Mawardi adalah diplomat antara Dinasti Abbasiyah dengan Buwaihiyah.

 

 

 

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

ilustrasi masjid tempat ibadah umat

Khutbah Jumat: Menjaga Semangat Beribadah Ramadan di Bulan Syawwal

Khutbah I الحَمْدُ لِلّٰهِ الَّذِيْ حَرَّمَ الصِّياَمَ أَيّاَمَ الأَعْياَدِ ضِيَافَةً لِعِباَدِهِ الصَّالِحِيْنَ. أَشْهَدُ أَنْ لاَإِلٰهَ …

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …