logo mui  141106150200 942
logo mui 141106150200 942

MUI Serukan Boikot Produk Prancis Terkait Statemen Macron

JAKARTA – Beberapa hari ini, kecaman terhadap statemen Presiden Prancis Emanuelle Macron terus berdatangan dari berbagai negara dan tokoh bangsa, terlebih dari negara yang mayoritas berpenduduk muslim. Pernyataan Macron yang mengidentikkan Islam dengan teroris membuat jantung muslim terasa perih karena sejatinya Islam merupakan agama yang damai.

Masyarakat muslim Indonesia, turut pula mengecam pernayataan Macron, bahkan lembaga Majelis Ulama Indonesia (MUI) mengeluarkan seruan boikot segala produk Prancis hingga Macron menarik ucapannya dan meminta maaf kepada seluruh umat muslim.

“MUI mengimbau kepada umat Islam dan dunia untuk memboikot produk yang berasal dari Prancis,” bunyi surat pernyataan sikap MUI bernomor 1823 Tahun 2020 seperti yang dikutip dari Republika, Jumat (30/10).

Dalam surat pernyataan itu, MUI juga mendesak kepada pemerintah untuk melakukan tekanan dan peringatan keras kepada Pemerintah Prancis agar mengambil kebijakan. Salah satunya adalah menarik sementara waktu duta besar RI di Paris hingga Macron mencabut kembali ucapannya dan meminta maaf kepada umat Islam di seluruh dunia.

Lebih lanjut MUI juga menyatakan bahwa sejatinya umat Islam Indonesia tidak ingin mencari musuh. Umat Islam hanya ingin hidup berdampingan secara damai dan harmonis. Namun demikian jika terdapat pihak yang enggan mengembangkan sikap bertoleransi dan saling menghormati sebagaimana yang dilakukan Macron, maka umat Islam terutama umat Islam Indonesia mempunyai hak mempertahankan harga diri.

Adapun sikap yang dipilih adalah memboikot semua produk yang datang dari Prancis. Dalam surat pernyataan MUI yang ditandatangani oleh Wakil Ketua Umum Muhyiddin Junaidi dan Sekretaris Jenderal Anwar Abbas ini, MUI meminta agar masyarakat dunia khususnya Prancis untuk menghentikan pelecehan dan penghinaan kepada Nabi Muhammad SAW.

“Hentikan pembuatan karikatur (Nabi Muhammad) dan ucapan kebencian dengan alasan apapun juga,” ujar Muhyiddin. Sebelumnya, Kedutaan Besar Prancis di Malaysia menyatakan Prancis tidak mendukung atau menstigmatisasi agama apa pun. Presiden Emmanuel Macron disebut hanya menargetkan Islam radikal yang harus diisolasi dan diperangi karena melanggar nilai-nilai negara.

Kedutaan Prancis mengatakan Presiden Macron tidak ingin “menyerang” komunitas Muslim di Prancis. Prancis diklaim mendukung menjamin hidup berdampingan secara damai dalam hukum dan prinsip republik, di tengah seruan oleh umat Islam untuk memboikot produk Prancis.

“Presiden dengan jelas menunjukkan akan bersikap keras terhadap generalisasi apa pun. Presiden membedakan sebagian besar warga Perancis yang beragama Islam dari minoritas militan dan separatis yang memusuhi nilai-nilai Republik, dan yang terlebih lagi menjadi beban bagi (Muslim yang sesungguhnya),” tulis pernyataan Kedutaan Prancis di Malaysia dilansir dari Bernama pada Jumat (30/10).

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

persatuan

Khutbah Jumat : Bulan Syawal Momentum Memperkokoh Ukhuwah dan Persatuan Bangsa

Khutbah I   اَلْحَمْدُ للهِ الْمَلِكِ الدَّيَّانِ، وَالصَّلَاةُ وَالسَّلَامُ عَلَى مُحَمَّدٍ سَيِّدِ وَلَدِ عَدْنَانَ، وَعَلَى …

pertemuan maruf amin dengan gibran rakabuming raka dok setwapresbpmi 4 169

Resmi Ditetapkan Jadi Wapres, Gibran Langsung Sowan Minta Wejangan Ke Wapres KH Ma’ruf Amin

Jakarta – Gibran Rakabuming Raka resmi ditetapkan menjadi Wakil Presiden terpilih pada pemilu tahun 2024, …