jokowi jenguk buya syafii yang sempat dirawat di rs
jokowi jenguk buya syafii yang sempat dirawat di rs

Nasehat Terahir Buya Syafii untuk Pejabat: Kearifan Itu Penting

Solo – Buya Syafi’i Maarif bukan hanya sekedar cendikiawan, namun beliau merupakan paket komplit dalam khazanah tokoh nasional. Seorang ulama dan juga guru bangsa yang selalu menjadi teladan masyarakat. Kembalinya beliau keharibaan Ilahi menjadi duka yang mendalam bagi segenap masyarakat Indonesia.

Siapapun yang menemui Buya Syafi’i Ma’arif akan selalu mendapatkan wejangan untuk selalu bersikap baik dan adil dalam melihat segala persoalan. Sebelum beliau menghembuskan nafas terakhir di Rumah Sakit PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, Yogyakarta. Beliau memberikan nasehat untuk para pejabat dalam hal mengeluarkan statemen. Melalui para Jurnalis beliau berpesan untuk lebih mengedepankan kearifan.

Dilansir dari laman detik.com, Sabtu (28/5/22). Dari catatan detikJateng, mantan Ketua PP Muhammadiyah itu terakhir diminta mengomentari pernyataan Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas (Gus Yaqut) soal bisingnya suara azan dari pengeras suara masjid yang menjadi polemik.

Bukanlah cendekiawan kalau Buya Syafii ikut larut dalam polemik yang gaduh hanya karena pemilihan diksi yang kurang cermat. Kepada para jurnalis saat itu, Jumat (25/2/2022), Buya hanya berpesan singkat.

“Ya pokoknya bangun budaya kearifan. Kearifan itu penting, pakai bahasa hati. Terutama pejabat publik ya, sehingga tidak menimbulkan pro kontra, kontroversi, itu saja,” kata Buya. Jika dibaca sekilas, pesan Buya Syafii tersebut terkesan normatif. Mengingat, hal ihwal kearifan sudah kerap beliau sampaikan dalam berbagai kesempatan.

Namun, jika pesan itu direnungi dan ditaati para pejabat publik sejak dulu, tentu Buya Syafii tak perlu terlalu gelisah memikirkan kondisi bangsa ini, seperti yang dituliskan Direktur Eksekutif MAARIF Institute Abd Rohim Ghazali dalam pengantar buku Merawat Pemikiran Buya Syafii, Keislaman, Keindonesiaan dan Kemanusiaan (MAARIF Institute, 2019: xiv).

“Yang paling menyita perhatian Buya adalah tingkah pongah para elit yang “tuna visi dan misi”. Para politisi hanya mengedepankan kepentingan pragmatis, sembari dalam waktu yang bersamaan, abai terhadap hak-hak hidup masyarakat. Apalagi yang paling membuat geram tatkala sekelompok elit itu menggunakan isu-isu SARA demi memenuhi syahwat politiknya,” tulis Abd Rohim Ghazali, 19 November 2019.

Seperti diketahui, ‘kearifan’ dari kata dasar arif yang artinya sama dengan bijaksana. Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI) versi online, arif atau bijaksana adalah selalu menggunakan akal budi (pengalaman dan pengetahuannya). Bijaksana juga berarti pandai dan hati-hati (cermat dan teliti) apabila menghadapi kesulitan dan sebagainya.

Kini Buya Syafii telah tiada. Tokoh besar nan bersahaja yang bernama lengkap Prof Dr H Ahmad Syafii Maarif itu wafat di RS PKU Muhammadiyah Gamping, Sleman, pada Jumat (27/5/2022) sekitar pukul 10.15 WIB. Buya Syafii meninggal setelah dirawat sejak Sabtu (14/5) dua pekan lalu.

Namun, kepulangan Buya tak hanya meninggalkan nama. Cendekiawan yang sepanjang hidupnya gelisah memikirkan bangsa Indonesia ini telah mewariskan banyak buah pemikirannya yang menjadi khazanah intelektual yang berharga bagi kita dan anak cucu kelak.

Bagikan Artikel ini:

About redaksi

Check Also

lapar

Saya khawatir Apabila Perut Kenyang akan Lupa pada yang Kelaparan

Ramadan telah berlalu, tetapi ada nilai sangat penting yang harus disisakan. Selalu terus merawat keadaan …

ketua pbnu kh ahmad fahrur rozi atau gus fahrur saat ditemui di surabaya 169 1

Respon PBNU Terkait Pelaporan Terhadap Pendeta Gilbert Yang Dinilai Lecehkan Umat Islam

Jakarta – Pendeta Gilbert Lumoindong yang viral karena membahas soal Zakat dan tata cara muslim …